Workshop Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Cirebon
HTI Press. Pada hari Ahad, 19 Mei 2013, telah diadakan acara Workshop yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Cirebon dengan tema acara “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah; Demokrasi Menghinakan Perempuan, Khilafah Memuliakan Perempuan”. Acara ini bertempat di Ruang Kelas Madya, Islamic Center Cirebon Mesjid At-Taqwa, Jl. RA Kartini no. 2, Kota Cirebon. Adapun sebagai pematerinya yaitu Ustdzh. Fitri Rahmani, S.TP (Muslimah HTI DPD II Cirebon) dan Ustdzh. Efi Ishmah S.Pd (Muslimah HTI DPD II Cirebon).
Pemateri pertama, Ustadzah Fitri Rahmani, S.TP, memaparkan definisi, sejarah lahirnya demokrasi. Dari penjelasannya, jelaslah bahwa demokrasi bukan berasal dari Islam tapi merupakan hasil buatan manusia. Bahkan penyebab rusaknya generasi dan perempuan adalah akibat diterapkannya sistem demokrasi sekuler yang memberikan kebebasan individu dengan empat pilar yaitu: kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan berperilaku, dan kebebasan berkepemilikan. Akibatnya, angka aborsi meningkat, pelegalan pernikahan sesama jenis, geng motor yang merajalela, kemiskinan yang dialami perempuan, pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan. Dipaparkan juga bahwa sebagai muslim sejati, hendaklah kita memegang teguh pada Islam. Saatnya kaum muslimin kembali kepada Syari’at yang penerapannya akan sempurna ketika berada di bawah naungan Khilafah.
Pembicara kedua, Ustadzah Efi Ishmah S.Pd, memaparkan bahwa pangkal penyebab kerusakan adalah dicampakkannya aturan Islam. Dalam Islam, terdapat solusi yang bisa memecahkan permasalahan yang menimpa umat khususnya generasi dan perempuan. Yaitu kembali pada sistem dan aturan hidup yang dibawa oleh Rasulullah Saw dengan penerapan syariah Islam dalam Institusi Negara Khilafah. Sistem Khilafah memiliki mekanisme untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Karena Islam memiliki hukum yang sempurna. Hukum Islam diterapkan oleh individu dan Negara. Hukum jual beli dan ibadah bisa diterapkan oleh individu, tapi dalam pengaturan kepemilikan sumber daya alam, pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak, dan penyelenggaraan pendidikan Islam perlu peran Negara untuk menerapkannya. Namun Negara ini tidak menerapkan hukum Islam tersebut.
“Kenapa kita perlu memperjuangkan Khilafah?”, tanya pemateri kedua. “Karena umat harus keluar dari krisis dan keterpurukan akibat dari ditinggalkannya syari`at Allah. Maka solusi satu-satunya untuk mengembalikan kemuliaan umat Islam yaitu dengan menggantikan sistem saat ini dengan sistem Islam melalui Khilafah. Karena Khilafah adalah janji Allah yang pasti. Dan memperjuangkan Khilafah ini bukan hanya oleh Hizbut Tahrir saja, tapi oleh seluruh umat Islam.” Sebagai bentuk perjuangan dan dukungan terhadap Khilafah, di akhir pemaparan, pemateri kedua mengajak para peserta agar hadir pada puncak Muktamar Khilafah di Jakarta pada tanggal 2 Juni 2013.
Acara berlangsung dengan lancar, para peserta antusias mengikuti workshop tersebut. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya pertanyaan peserta tentang Khilafah. Peserta yang dihadir berjumlah 80 orang terdiri dari berbagai elemen muslimah se-Cirebon yang terdiri dari para tokoh muslimah, Ibu-ibu majelis ta’lim, aktivis mahasiswa dan remaja.[]