Strategi Baru AS Untuk Perkuat Kepemimpinan Globalnya

Baru-baru ini telah lahir organisasi “Proyek Amerika Bersatu dan Kuat, The Project for a United and Strong America (PUSA)” dengan mengulang cara atau lain dari “Proyek Abad Baru Amerika, The Project New American Century (PNAC)”, yang diluncurkan pada tahun 1997 dengan orientasi yang kental oleh pengaruh neo-konservatif, dimana dengan tegas menyatakan bahwa tujuannya adalah “memperkuat kepemimpinan global AS”.

Proyek ini merupakan organisasi baru yang mengumumkan ketidakberpihakannya, dan mengadopsi—sebagai tujuan—“membantu nilai dan keamanan nasional Amerika”. Organisasi ini pada bulan Maret 2013 telah mengeluarkan cetak biru (blueprint) untuk strategi baru keamanan nasional AS, yang disiapkan oleh kelompok kerja—dengan melibatkan dua partai besar—yang terdiri dari para ahli kebijakan luar negeri dan keamanan nasional, termasuk para pejabat yang pernah bertugas di pemerintahan: Bill Clinton, George W. Bush dan Barack Obama. Dan terlibat dalam kepemimpinan organisasi “Proyek Amerika Bersatu dan Kuat, The Project for a United and Strong America (PUSA)” ini adalah “Kurt Volker” yang menjabat sebagai duta besar untuk NATO di era George W. Bush, dan sekarang ia sebagai Direktur Eksekutif “McCain Institute for Leadership International”, juga James Goldgeier,  anggota Dewan Keamanan Nasional di era Bill Clinton, dan sekarang Dekan School of International Service di American University.

Cetak biru itu berjudul: “Penentuan Prioritas Kepemimpinan Amerika”, yang menggarisbawahi “kemampuan AS yang tiada duanya untuk memaksa sekutu dan teman-temannya agar mengambil tindakan yang diperlukan, dengan mengerahkan pasukan dan menunjukkan pengaruh pada seluruh dunia”. Namun, para editor cetak biru mengakui bahwa dunia bukan ladang negatif untuk bermain netral, sebab ada kekuatan yang saling bersaing tengah berusaha untuk memperkuat pengaruh dan kekuasaan. Sehingga banyak tantangan yang sedang dihadapi AS sebagai bangsa, dan menghambat perannya. Tujuan dari cetak biru ini adalah untuk mengatasi masalah ini, dan untuk menunjukkan krangka pemikiran dan kerja bagi pengembangan proaktif strategi global baru pada periode kedua pemerintahan Barack Obama.

Organisasi “Proyek Amerika Bersatu dan Kuat, The Project for a United and Strong America (PUSA)” ini telah mengidentifikasi tantangan sebagai berikut:

–     Para aktor baru yang berada di negara-negara lemah dan gagal, yang tengah berusaha meraih kekuasaan, akan mendatangkan ancaman potensial terhadap kepentingan AS.

–     Pergolakan untuk berebut kekuasaan, yang diaktifkan oleh “musim semi Arab” antara kelompok-kelompok fundamentalis dan ekstremis di satu sisi, dan generasi baru demokrasi sekuler Arab di sisi lain.

–     Bangkitnya Asia: termasuk India yang berpotensi menjadi ancaman besar, sementara dua rezim tiran, Korea Utara dan China dengan ambisi militer keduanya tengah memicu kecemasan dan ketegangan di wilayah tersebut.

–     Dengan pergeseran kekuatan ekonomi ke Asia, maka ekonomi pasar utama sekutu Amerika menemukan lebih banyak kesulitan untuk mempertahankan tingkat kinerjanya.

–     Para ekstrimis dan teroris, serta penyebaran senjata pemusnah massal, kejahatan dunia maya (cyber crime), kekerasan politik, dan pelanggaran hak asasi manusia (terutama di Suriah), menyebabkan  berbagai macam ancaman keamanan yang masih merupakan tantangan terhadap nilai-nilai dan kepentingan AS dalam jangka panjang.

–     Sementara peningkatan kekuatan Iran dan Venezuela, yang keduanya oleh AS dianggap sebagai musuh, terutama meningkatnya kebutuhan energi. Sehingga ketidakmampuan teknologi energi bersih untuk bersaing dengan bahan bakar murah yang menghasilkan gas CO2, menambahkan ancaman lain terhadap lingkungan dan ekonomi.

Agar strategi baru AS efektif dalam mengatasi tantangan ini, maka cetak biru itu membuat usulan yang didasarkan pada tiga prinsip dasar:

1 – Peningkatan kekuatan AS sebagai dasar.

2 – Peran proaktif AS dalam kepemimpinan global.

3 – Promosi nilai-nilai universal.

Organisasi “Proyek Amerika Bersatu dan Kuat, The Project for a United and Strong America (PUSA)” mengakui bahwa pengeluaran tahunan untuk keamanan nasional AS besarnya antara tiga sampai lima persen dari PDB berturut-turut selama dua dekade terakhir. Namun, terlepas dari utang besar yang membebani ekonomi, maka cetak biru ini tidak merekomendasikan untuk tidak mengurangi biaya tersebut. Ia mengatakan: “Pengeluaran untuk pertahanan AS besarnya tiga kali lipat dari gabungan pengeluaran sekutu kami, negara-negara Eropa, dan enam kali lipat pengeluaran untuk pertahanan China.” Dan sebagai penggantinya, organisasi merekomendasikan untuk berinvestasi jangka panjang dalam prinsip-prinsip dasar yang disebutkan di atas, dengan fokus pada lima pilar utama sebagai berikut:

1 – Menjaga vitalitas ekonomi: Ini memerlukan upaya serius oleh kedua belah pihak partai untuk mengurangi utang nasional, serta investasi dalam produktivitas dan daya saing, juga perluasan perdagangan bebas di seluruh penjuru dunia.

2 – Menjaga superioritas militer AS secara global: Hal ini menuntut untuk tidak pernah meremehkan kepentingan keamanan jangka panjang ketika mengharuskan pemotongan anggaran pertahanan, yakni harus mempertahankan kemampuan intervensi dengan cepat dan efisien, setiap saat dan di setiap tempat di dunia.

3 – Dukungan sekutu dan mitra: Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), keduanya memiliki peran penting di sini. Akan tetapi di kawasan Asia dan Pasifik atau di Timur Tengah, maka cetak biru itu menyerukan untuk terus berupaya demi kemitraan keamanan yang lebih baik, dan juga menyerukan untuk meningkatkan tingkat kerjasama dengan negara-negara berkembang yang demokratis, seperti: Turki, Brazil, Indonesia dan India.

4 – Menggunakan bantuan luar negeri sebagai sarana dan alat untuk melakukan tekanan politik: Dimana semua itu dilakukan dengan cara yang memperkuat dan memperkokoh keterkaitan dengan tujuan dan strategi yang lebih luas bagi AS.

5 – Investasi untuk “alat yang diperlukan bagi pelaksanaan pengaruh”: Dan itu dilakukan dalam lingkup kemitraan global yang luas. Sebab pemerintah asing—seperti yang diyakini cetak biru—tidak lagi merupakan satu-satunya poros. Sebagaimana ia mengatakan: “Perubahan yang dibawa oleh para aktivis di Tunisia, Mesir dan Libya, hanya dalam waktu tiga tahun, telah mengalahkan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah di Timur Tengah selama lebih dari lima puluh tahun.”

Dalam rangka untuk memastikan keberhasilan strategi yang diusulkan ini, dan mengingat keterbatasan sumber daya yang tersedia bagi AS, maka cetak biru itu menyarankan untuk berhati-hati ketika AS harus memilih waktu dan tempat untuk berinvestasi usaha di luar negeri. Sehingga tidak mungkin bagi AS untuk terlibat aktif dalam upaya-upaya menyelesaikan semua krisis. Untuk itu, seharusnya manajemen krisis tidak hanya sebagai respon dadakan atas kejadian-kejadian darurat. Dan ini adalah belajar dari apa yang terjadi dengan pecahnya revolusi pertama pada musim semi Arab. Namun, harus membentuk manajemen krisis yang meliputi masalah-masalah cabang untuk tujuan tersebut.

Organisasi tersebut percaya bahwa AS tengah menghadapi dua jenis masalah keamanan:

a). Tantangan jangka pendek yang harus segera diatasi.

b). Sejumlah peluang strategi jangka panjang.

Ringkasnya, tantangan jangka pendek meliputi hal berikut:

Mencegah Iran memperoleh kemampuan nuklir; mencegah jatuhnya kembali stabilitas Afghanistan; membangun kembali jembatan kerjasama dengan Pakistan di bawah kekuasaan kepemimpinan moderat; menghadapi ancaman teroris yang ditimbulkan oleh al-Qaeda dan organisasi-organisasi serupa; menghentikan pembunuhan dan membangun kembali Suriah setelah jatuhnya Assad, serta mewujudkan stabilitas di kawasan sekitarnya; mendukung upaya Uni Eropa untuk mencapai stabilitas di kawasan euro; dan membalikkan program nuklir Korea Utara.

Adapun terkait peluang strategis jangka panjang, maka itu meliputi hal berikut:

Memperkuat pilar-pilar ekonomi yang berbasis pasar global; mengembangkan keamanan energi dan teknologi alternatif; mendukungan transisi demokrasi, toleransi dan pembangunan manusia di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara; menghadapi kekuatan China yang terus meningkat; memperkuat kemitraan strategis dengan India; membangun pusat inisiatif untuk kemakmuran Afrika; serta meningkatkan keamanan dan kesejahteraan pada setengah belahan dunia Barat yang demokratis.

Itulah garis-garis besar dari cetak biru tersebut. Mengingat pembentukan kelompok kerja yang dihasilkan oleh tim, yang meliputi sejumlah ahli dari berbagai pusat penelitian dan universitas, serta para pejabat di tiga pemerintah AS, maka dipastikan cetak biru ini memiliki kekuatan dan pengaruh bagi strategi keamanan nasional AS. Terlepas dari adanya hubungan erat yang menyatukan antara “Proyek Abad Baru Amerika, The Project New American Century (PNAC)”dengan kebijakan dan visi pemerintahan Bush Yunior. Sementara penyebab “kematiannya” sebagai pusat penelitian aktif setelah lengsernya Bush, maka organisasi “Proyek Amerika Bersatu dan Kuat, The Project for a United and Strong America (PUSA)” berbeda dalam hal dukungan dan promosinya, sebab ia merupakan upaya bersama dari dua partai, yaitu Republik dan Demokrat. Oleh karena itu, ambisinya akan melampaui pemerintahan saat ini, mungkin akan terus berlanjut untuk kerja setelahnya dalam jangka panjang (islamtoday.net, 22/5/2013).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*