Tokoh Slawi dan Sekitarnya Berkumpul dalam Diskusi Terbatas : Meniti Jalan Rasulullah, Menuju Tegaknya Khilafah
HTI Press. Sebagai kelanjutan dari Diskusi Tokoh Perempuan Terbatas season 1 yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD 2 Tegal, Sabtu 13 April 2013, maka pada hari Sabtu, 18 Mei 2013, kembali mengadakan acara yang sama dengan tema “Meniti jalan Rasulullah, menuju Tegaknya Khilafah”. Acara Diskusi Tokoh Perempuan Terbatas season 2 ini bertempat di Resto Media Bambu Jl. Raya Slawi Pangkah km 1 Kab. Tegal. Sebagai pemateri, Ustadzah Ratih Respatiyani, SE (Muslimah HTI DPD I Jawa Tengah) dan Ustadzah Tita Juwita, S.S (Muslimah HTI DPD 2 Kab.Tegal) dengan moderator Ustadzah Hartati, SE.
Ustadzah Tita Juwita, memaparkan bahwa krisis dunia yang terjadi sekarang ini adalah akibat tidak diterapkannya Islam secara kaffah. Penerapan Islam secara kaffah tidaklah mungkin bisa diterapkan kecuali dengan institusi sebuah Negara, Negara itulah yang dikatakan dengan Khilafah Islamiyah. Pemateri juga menjelaskan tentang dalil-dalil yang menyatakan mendirikan Negara Khilafah Islamiyah yang dijanjikan oleh Allah SWT adalah sebuah kewajiban kifayah. Mencontoh sebagaimana Rasulullah SAW menegakkannya pada masa nubuwwah yang kemudian dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin dan para Khalifah setelahnya.
Ustadzah Ratih, dengan materi “Keluar dari masalah, menuju Khilafah” memaparkan fakta Hingga hari ini Indonesia masih diliputi kehidupan yang suram; hidup dalam sistem Kapitalisme sekuler yang jauh dari cahaya Islam; diselimuti krisis multidimensi tanpa ada ketuntasan solusi. Kemurnian akidah Islam terancam dengan fenomena aliran sesat yang merajalela dan aktivitas penistaan agama tidak ditindak tegas karena alasan HAM. Perempuan yang seharusnya menjadi pilar baik buruknya negara telah ditempatkan sebagai komoditas, jauh dari kemuliaan yang telah dilekatkan syariah Islam pada dirinya. Umat Islam pun kehilangan harapan akan lahirnya generasi cahaya mata (qurrata a’yun) akibat derasnya arus liberalisasi kehidupan. Pendidikan dalam keluarga semakin lemah karena kaum ibu tidak memiliki bekal untuk menjadi madrasah ula bagi anak-anaknya. Rumah tangga diliputi keguncangan karena banyak perempuan yang terseret arus Keadilan dan Kesetaraan Gender (KKG). Keluarga sebagai benteng terakhir pelaksanaan hukum-hukum Islam pun terancam hancur, menyusul dicampakkannya hukum-hukum Islam yang mengatur pemerintahan, politik, ekonomi, tata pergaulan dan pengaturan kehidupan publik yang lain. Kegelapan kehidupan sekuler ini harus segera dihilangkan oleh gemilang cahaya Islam dengan penerapan Syariah secara kaffah di bawah naungan sistem Khilafah.
Maka dari itu dibutuhkan perubahan, yaitu perubahan yang hakiki dengan cara membangun kesadaran di tengah masyarakat terhadap pengaturan kehidupannya. Perubahan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasul Muhammad SAW. Sehingga masyarakat menjadi cerdas dan mau diatur oleh hukum hukum yang berasal dari Allah SWT. Sehingga tercapailah perubahan dahsyat bangsa menjadi umat islam yang besar, kuat dan terdepan dalam perilaku dan kemajuan peradaban.
Acara dihadiri sekitar 40 orang peserta Tokoh dan mubalighoh yang terdiri dari berbagai elemen muslimah Se-kota & Kab. Tegal, baik para tokoh muslimah NU, Tokoh Aisyiyah Muhammadiyah. LSM PEKKA, para Nyai pemangku pesantren, dan Tokoh perempuan lainnya yang memiliki peran strategis di masyarakat. Diharapkan dari acara ini, muncul kesadaran bagi para muslimah bahwa satu-satunya solusi untuk keluar dari berbagai masalah yang diderita para perempuan khususnya dan kaum muslim seluruh dunia pada umumnya saat ini yaitu dengan adanya sistem Khilafah Islamiyyah sehingga Umat Islam bisa tampil sebagai Umat terbaik sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. []