Dalam Muktamar Khilafah di Ternate, HTI Kutip Kecaman Nabi Muhammad SAW kepada Penyeru, Pejuang dan Orang yang Mati atas Dasar Nasionalisme

HTI Press. Dalam Muktamar Khilafah di Ternate, DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dwi Condro Triono membacakan hadits Nabi Muhammad SAW yang mengecam penyeru nasionalisme.

“Bukan termasuk umatku orang yang mengajak pada nasionalisme (‘ashabiyah)!” tegasnya mengutip hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, Ahad (26/5) di Ballroom Bela International, Ternate, Maluku Utara.

Selain penyeru, ungkap Dwi Condro, orang yang berperang dan orang yang mati ketika membela ‘ashabiyah juga bukan termasuk umat Nabi Muhammad SAW.

Ia pun membaca hadits itu secara lengkap serta membaca terjemah haditsnya yang berbunyi:

“Bukan termasuk umatku orang yang mengajak pada ‘ashabiyah; bukan termasuk umatku orang yang berperang atas dasar ‘ashabiyah; bukan termasuk umatku orang yang mati atas dasar ‘ashabiyah.” (HR Abu Dawud).

Karena betapa berbahayanya nasionalisme, kaum Muslim harus memahami arti nasionalisme sehingga dapat menjauhi sejauh-jauhnya agar dapat diakui sebagai umat Islam, umat Nabi Muhammad SAW.

“Nasionalisme menurut Hans Kohn diartikan sebagai ‘keadaan pada individu yang dalam pikirannya merasa bahwa pengabdian paling tinggi adalah untuk bangsa dan tanah air’,” ungkapnya yang menyatakan bahwa pengabdian kaum Muslim hanyalah untuk Allah SWT saja.

Ia juga menyatakan, gara-gara nasionalisme diterapkan, maka Khilafah runtuh dan kaum Muslim terpecah lebih dari 57 negara kebangsaan.

“Padahal umat Islam diwajibkan hidup dalam satu kepemimpinan seorang khalifah dalam institusi Negara Khilafah, bukan justru mengadopsi konsepsi nation state yang dipimpin oleh puluhan presiden atau raja seperti saat ini,” tegasnya.

Dwi Condro pun mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang mewajibkan hidup di bawah satu komando kepala negara (khalifah). “Jika dibaiat dua orang khalifah maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.” (HR Muslim).

“Karena itu racun nasionalisme yang telah menciptakan konsep nation state ini sudah selayaknya dibuang jauh-jauh dari pemikiran umat,” tegasnya.

Membludak

Menurut Sidiq, Maktab I’lamiy HTI Maluku Utara, muktamar berlangsung dengan sukses. Bahkan pesertanya pun membludak.  “Peserta yang datang lebih dari 1700 orang, melebihi target dan kapasitas ruangan yang hanya1500 orang,” ungkapnya.

Lelaki yang meliput di lokasi muktamar ini  juga menyebutkan  beberapa tokoh yang sejak awal telah menyampaikan ke panitia tidak bisa hadir karena ada agenda penting,  nampak hadir karena mereka ingin memberikan dukungan terhadap perjuangan HT dalam menegakkan Syariah dan Khilafah. “Salah satunya adalah Pak Umar Zen, Kepala Sekolah SMA 2 Ternate,” ungkapnya kepada HTI Press.

Dua hari sebelum muktamar diselenggarakan, panitia melaksanakan pawai pra MK untuk memeriahkan sekaligus mengundang kaum Muslimin yang ada di Ternate untuk hadir.

Sidiq mengaku benar-benar senang, warga bersedia hadir. Karena aktivis HTI di Ternate hanya sedikit, tidak terbayang sebelumnya dapat mengundang warga sebanyak itu. Bahkan ketika sosialisasi untuk penyelenggaraan muktamar ini, ada teror dengan menyebarkan opini negatif.

“Termasuk tudingan bahwa kegiatan dakwah dan iman kok diselenggarakan di tempat maksiat (hotel, red.) bahkan dikembangkan pula isu bahwa muktamar ini diselenggarakan untuk mendukung salah satu cagub dari partai yang saat ini tengah bermasalah dengan KPK,” bebernya.[] Joy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*