Lebih dari 10 Ribu Warga Riau Berkumpul di Pekanbaru Serukan Tegaknya Khilafah

HTI Press. Warga yang berdatangan dari berbagai pelosok Negeri Melayu Riau sangat antusias mengikuti Muktamar Khilafah.  Sehingga 10 ribu kursi yang disiapkan panitia tidak mampu menampung karena membludaknya peserta yang hadir.

Dalam acara yang bertema Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah tersebut, mereka dengan antusias meneriakkan yel yel Khilafah. “Al Ummah Turiid Khilafah Islamiyah, Al Ummah Turiid Khilafah Islamiyah… (Umat Inginkan Khilafah Islam, red)” pekik warga yang hadir dari berbagai wilayah negeri melayu Riau  Ahad (26/5) di Halaman Masjid An Nur, Pekanbaru.

Ketika registrasi, peserta dihibur dengan penampilan nasyid dari grup nasyid mahasiswa Universitas Riau. Muktamar ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh Anshory.

Muhammadun, DPD I HTI Riau, dalam sambutannya mengajak seluruh umat Islam bersatu merapatkan barisan untuk menegakkan Islam dan menumbangkan kezaliman, agar tercipta rahmatan lil alamin.

Pembicara pertama, Hafidz Abdurrahman (DPP HTI), menjelaskan misi diutusnya Rasul SAW adalah untuk memenangkan agama Islam dari agama dan ideologi yang lain. “Membebaskan manusia dari penyembahan kepada manusia semata-mata hanya untuk menyembah Allah SWT adalah tujuan diutusnya Rasul,” ujarnya.

Kemudian Kalimah minal Ulama di sampaikan oleh Guru Besar UIN Susqa Riau Alaiddin Koto. Ia menyatakan Khilafah adalah wajib, yang dalilnya adalah dalil aqli dan dalil naqli.

Pembicara kedua , Abu Zaydan  (Ketua Lajnah Khusus Ulama HTI Riau) menyampaikan tentang kewajiban menegakkan Khilafah.  “Imam empat mazhab menjelaskan wajibnya menegakkan Khilafah, maka tidak ada pilihan lagi bagi umat Islam selain untuk memperjuangkannya secara sungguh-sungguh,” ujarnya.

Kalimah minal Ulama selanjutnya disampaikan oleh  H Abdus Somad. “Solusi segala persoalan umat Islam ini adalah Khilafah,”  ujar ulama ahli hadits alumni Maroko tersebut.

Pembicara ketiga Ardiansyah Syahab. Akademisi Universitas Lancang Kuning yang sarjana hingga doktornya di bidang hukum tersebut menyampaikan tentang kekufuran demokrasi dan nasionalisme yang menjadi racun dan menjadi penyebab kelemahan umat.

Hadir juga  ulama Buya Hamka Riau dan  KH Abdurrahman Qoharuddin yang memberikan kalimah Minal Ulama, Pembicara terakhir adalah Hidayat. Peraih gelar master ekonomi ini membahas tentang arah perubahan. Sedangkan acara penutup  dan pembacaan doa disampaikan oleh Daeng Mukhlis. []Apri Siswanto/Joy

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*