HTI Press. Suasana Stadion H Dimurthala Ahad pagi (26/5) di Lampineung, Banda Aceh berbeda seperti biasanya. Perbedaan ini terjadi karena di stadion diselenggarakan Muktamar Khilafah. Sekitar 5000 warga Aceh padati Satdion Dimurthala, dengan kompak mereka menyerukan yel-yel penegakan syariah Islam kaaffah dalam bingkai Khilafah Islam.
Menurut Ketua DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ferdiansyah Sofyan dipilihnya bulan Mei sebagai bulan diadakannya muktamar ini adalah dikarenakan bulan Mei bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 1342 H. yakni, tanggal runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah di Turki, yang diruntuhkan oleh Mustafa Kemal atas dukungan Inggris.
“Sejak itulah, umat Islam terpecah belah, tercabik-cabik, terhinakan dan kehilangan institusi yang menjadi pelaksana syariah, pelindung dan pemersatu umat Islam,” ungkapnya.
Pada awalnya umat Islam adalah umat terbaik. Namun realitasnya kini berbeda. Meski memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah. Tetapi faktanya, kaum Muslimin pada umumnya miskin. “Mereka (umat Islam) untuk mencicipi atau menikmati hasil kekayaan alamnya, hanya bisa menunggu rembesan-rembesan dari orang-orang Kafir,” jelas Ketua DPD II Banda Aceh, Rahmat Ibnu Umar dalam kesempatan orasi selanjutnya.
Secara retoris ia pun bertanya mengapa hal ini bisa menimpa umat Islam, umat yang diberi gelar oleh Allah SWT sebagai umat terbaik. Untuk menjawab persoalan ini, Ia mengutip pernyataan dari Pendiri Hizbut Tahrir, Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani rahimahu Allahu dalam kitab Nida’ Har.
“Sesungguhnya umat Islam telah mengalami tragedi karena dua musibah. Pertama, penguasa mereka menjadi antek-antek kafir. Kedua, di tengah mereka diterapkan hukum yang tidak diturunkan oleh Allah, yaitu diterapkannya sistem kufur,” jelasnya.
Ditambahkan, sistem kufur adalah sistem yang hukum perundang-undangannya tidak berasal dari syariat Allah, melainkan datang dari para penjajah Barat.
“Di antara sistem kufur Barat yang dipaksakan di negeri-negeri Islam yang menjadi sumber malapetaka yang paling menonjol adalah sistem demokrasi dan nasionalisme,” tegas Rahmat.
Untuk itulah, Rahmat menyerukan agar umat mendukung perjuangan HTI dalam berdakwah memperjuangkan penegakan syariat Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah ‘ala minhajjin Nubuwwah.
Muktamar Khilafah 2013 juga diisi oleh aksi teatrikal yang mengambil tema pentingnya persatuan umat Islam dalam bingkai Khilafah. Selain itu, acara akbar yang diadakan di Banda Aceh ini dihadiri warga dari berbagai daerah, di antaranya seperti Aceh Barat, Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Banda Aceh dan Aceh Besar.
Dalam perhelatan itu nampak pula, Muhammad Abul ‘Ain (Guru Besar Malaya University); Muhammad Abu Yus (Mantan Anggota DPR RI); H Burhanuddin (Pengacara/Mantan Anggota DPRA); H Amir Daroy (Politisi Partai Golkar) dan Tgk Yahya (Imam Mukim).[]Infokom Banda Aceh/Joy
Mari bersama-sama dukung tegaknya syariah & khilafah
kok fotonya gbisa di dwonload dengan format jpg ya? kok html?