Prancis menyerukan negara-negara Afrika, pada hari Selasa (28/5), untuk membuat upaya bersama guna mengatasi ancaman kelompok Islam di gurun selatan Libya. Seperti yang Anda lihat, bahwa itu dilakukan setelah berakhir kampanye militer yang bertujuan menghabisi kelompok Islamis di Mali utara.
Seruan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, yang sedang mengunjungi Niger, setelah seseorang menyerang tambang uranium yang dikelola oleh sebuah perusahaan Prancis, pekan lalu, di mana Fabius mengatakan: “Ada tanda-tanda bahwa bagian selatan Libya, yang tidak memiliki hukum mulai berubah menjadi tempat yang aman bagi kelompok yang sebut sebagai kelompok “garis keras”, di wilayah gurun terbesar. Sehingga itu bisa dijadikan sebagai alasan untuk menghabisi kelompok Islamis di Libya.”
Fabius menambahkan, setelah pertemuan dengan Presiden Niger Mohammed Issoufou: “Jelaslah bagi kami berdasarkan apa yang tampak bahwa kita harus membuat upaya khusus di selatan Libya. Dan ini juga apa yang diinginkan oleh Libya. Kami berbicara tentang sejumlah inisiatif yang bisa dilakukan oleh negara-negara tetangga untuk berkoordinasi dengan Libya.”
Fabius mengatakan bahwa upaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah di selatan Libya akan memerlukan dukungan Tunisia, Aljazair, Chad, Mali dan Mesir. Ia menambahkan: “Mengingat sebagian besar dari Libya, seperti yang selalu dikatakan, bahwa ia bisa menjadi surga bagi kelompok “teroris”, maka harus semua negara-negara tersebut untuk bekerja sama. Bahkan ia mengatakan bahwa Prancis akan membantunya dengan “tekad dan solidaritas yang besar.”
Perlu diketahui bahwa Prancis pemimpin kampanye militer yang memakan waktu lima bulan untuk menghabisi kelompok Islamis di Mali utara, sehingga mengakibatkan meninggalnya ratusan pejuang al-Qaeda, dan mendorong orang lain untuk melarikan diri ke negara tetangga (islamtoday.net, 29/5/2013).