HTI Press. Suasana subuh hari yang sangat dingin menjadi saksi perjuangan ibu-ibu majelis Ta’lim dari MT. As-Sa’adah Desa Parigimpu dan MT. Ar-Rahmah Desa Lobu, kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong. Daerah yang berjarak 100 Km dari Kota Palu ini sedikit sulit untuk dilalui karena kondisi jalan yang rusak parah.
Awalnya Pemerintah akan memberlakukan sistem buka-tutup jalan mulai tanggal 22 s/d 31 Mei untuk melakukan perbaikan, jalan akan ditutup mulai pukul 06.00 s/d 12.00 WITA, dibuka kembali hanya pada saat istirahat 12.00 – 13.00 WITA, setelah itu hingga menjelang malam pukul 18.00 WITA jalan ditutup kembali. Melihat jadwal perbaikan seperti ini, sangat tidak mungkin bagi peserta muktamar dari kabupaten Parigi Moutong untuk bisa hadir di acara Muktamar, Ahad (26/5) yang diadakan di Aula Wisma Donggala karena rata-rata dari peserta MK ini adalah ibu-ibu RT yang punya anak kecil dan sulit untuk ditinggal bermalam. Namun, Allah Yang Maha Mendengar doa hamba-Nya memberikan pertolongan menjelang MK yang tinggal beberapa hari. Pemerintah menunda perbaikan jalan hingga tanggal 1 Juni ke depan. Subhanallah, pertolongan inilah yang mengantarkan lima mobil rombongan peserta ibu-ibu majelis ta’lim hadir di acara Muktamar Khilafah Sulawesi Tengah. Meskipun menempuh jalanan yang rusak parah, semangat ibu-ibu majelis ta’lim yang sudah menyiapkan biaya akomodasi yang tidak kecil ini tetap menggelora. Berangkat lepas sholat subuh menembus kawasan kabut tebal di pegunungan perbatasan kabupaten seakan tak terasa. Inilah perjuangan para pendukung penegakan syariah dan Khilafah yang tetap istiqomah.
Di sisi lain dari peserta daerah di luar Sulawesi Tengah, ibu-ibu Majelis Ta’lim se-kecamatan Bambalamotu Kab.Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat turut hadir di acara Muktamar ini. Perjalanan yang diakomodir langsung oleh ketua Majelis Ta’lim Kecamatan ini menempuh jarak yang cukup jauh sekitar 140 Km dari Kota Palu, inipun tidak mengurangi semangat ibu-ibu untuk turut berkontribusi dalam kepesertaan Muktamar Khilafah. Tak sedikit dari mereka adalah ibu-ibu yang sudah lanjut usia, tapi semangat tampak di raut wajah mereka. Dengan mengendarai 7 mobil angkot, dan 2 mobil pick up tampil semangat memasuki halaman gedung pelaksanaan muktamar, meskipun ada beberapa ibu-ibu yang mengalami mabuk perjalanan tapi ketika tiba di tempat Muktamar berubah seketika melihat suasana Muktamar yang diramaikan oleh ar-Roya dan al-Liwa, apalagi setelah mengikuti seluruh rangkaian acara Muktamar. Rasa lelah, mabuk perjalanan dan pengorbanan baik harta maupun tenaga terbayar sudah.
Rasa puas plus ide Islam ideologis pun dapat, bahkan sebelum berangkat ada di antara ibu peserta dari Sulbar ini sudah dipesan oleh suaminya, “mudah-mudahan di sana kalian akan dicuci otaknya, dari yang salah menjadi benar sesuai dengan syariat Islam” ujar Ketua MT Kecamatan sambil tertawa kecil.
Subhanallah, demi Islam mereka rela berkorban meskipun menempuh perjalanan yang cukup jauh.[]