Suara Pejuang Khilafah Dunia pada Muktamar Khilafah 2013
Denyut keharuan mengalir, nafas semangat pun terhembus saat alunan nasyid penuh makna berpadu dengan musik yang mendesirkan semangat perjuangan untuk melakukan perubahan besar dunia menuju Khilafah di momen monumental Muktamar Khilafah 2013 yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, (2/6).
“We need Khilafah, We need Khilafah…….,” pekikan kata-kata ini membahana dari ribuan peserta menggetarkan jiwa, merasuki sukma hingga menembus ke jantung kesadaran terdalam bahwa umat Islam benar-benar butuh Khilafah.
Di tengah ribuan peserta yang telah terbius rasa rindu akan tegaknya khilafah, tersembul Suara dari Libanon, Ustadz Ahmad Al Qhashash. Dikatakannya, bahwa meski penguasa di Libanon tidak menyukai perjuangan penegakan Khilafah, namun tak ada yang bisa membendung gelombang kesadaran dan keinginan akan tegaknya Khilafah.
Testimoni Ustadz Abdul Mukmin dari Yaman menguatkan bahwa dari jantung Indonesia, Jakarta akan tersiar kabar besar, kabar tentang penegakan Khilafah. Kaum muslimin di Indonesia harus sabar. Apresiasi umat muslim di Yaman bagi upaya umat muslim Indonesia untuk menegakkan Khilafah. “Bergembiralah, saat ini adalah era tegaknya Khilafah Islamiyyah. Tidak ada kemuliaan kecuali hidup dalam kekhilafahan, “ tandasnya.
Pejuang Khilafah asal Turki, Ustadz Abu Muhammad Sadi menyatakan bahwa ideologi kapitalisme telah tumpul, sementara ideologi Islam semakin ditunggu-tunggu untuk mewujudkan kesejahteraan umat. “Anda menginginkan demokrasi atau Khilafah?” tanyanya yang direspon serempak peserta dengan pilihan Khilafah.
Dari Inggris, seruan apresiasi datang dari Ustadz Taji Mustafa satu perjuangan satu umat. Kami mendukung penegakan Khilafah bagi kaum muslimin. Khilafah adalah satu-satunya solusi bagi kondisi kehidupan manusia yang mulia dan sejahtera.
Testimoni tamu pejuang Khilafah dari India, Ustadz Abu Saifullah Ahmad menyampaikan salam hangat dan terima kasih kepada Hizbut Tahrir Indonesia. Dikatakannya, sistem pemerintahan Islam telah dikenal di Pakistan, Kashmir selama ratusan tahun. Bekas-bekas kehidupan Khilafah tampak mendalam dalam kehidupan mereka. Sebagian besar ulama terus berjuang untuk tegaknya sistem Islam, Daulah Khilafah.
Disusul testimoni tamu pejuang Khilafah dari Belanda, Ustadz Okay Pala yang menyatakan, “Saya telah menempuh perjalanan separuh dunia untuk hadir di sini bersama anda sekalian, karena anda orang indonesia benar-benar menakjubkan dan negeri yang di berkahi. Jutaan orang Indonesia menerima Islam bukan karena paksaan tapi dengan sukarela dan atas kemauan sendiri. Ketahuilah, bahwa suara anda, kerja keras anda dan dedikasi anda dalam aktivitas dakwah mulia untuk menegakkan Khilafah bagaikan hujan yang diberkati setelah periode kekeringan yang parah, akan memberikan motivasi dan keyakinan kepada umat dibelahan bumi lain untuk bekerja lebih keras lagi dalam upaya penegakkan Khilafah.”
Pejuang Khilafah asal Malaysia, Ustadz Abdul Halim menyapa peserta MK 2013 dengan penegasan bahwa Hizbut Tahrir akan mempersatukan kita di bawah naungan khilafah. Sebuah pantun dibacakannya: “Demokrasi sekulerisme bakal mati. Khilafah Islam sebagai ganti.
Sementara dari Mesir, Ustadz Sharif Zaeid menyatakan bahwa revolusi Mesir merupakan pembuka kebaikan bagi umat setelah revolusi Tunisia. Aksi-aksi kemarahan di Mesir saat ini telah memberikan rasa optimis sekaligus kabar gembira akan terealisasinya cita-cita, harapan serta mimpi umat Islam. Hal tidak hanya terjadi di Mesir, namun justru terjadi secara merata di seantero Arab, bahkan di seluruh negeri-negeri kaum muslimin.
Dikatakannya, sejatinya harapan umat yang saat ini masih terkatung adalah kembalinya mereka menjadi “umatan wahidah”. Yakni, kesatuan umat dibawah naungan Khilafah sesuai manhaj kenabian. Institusi yang diridhoi oleh seluruh penduduk langit dan bumi.
Namun, Justru Amerika saat ini telah berhasil membajak revolusi penuh berkah ini sekaligus mengendalikannya sesuai denga skenario mereka hingga benar-benar jauh dari Islam. Padahal, umatlah yang seharusnya memegang kendali revolusi ini, yang dengannya mereka dapat terbebas dari perbudakan sistem yang dipropagandakan barat-penjajah tersebut.
Apabila kita menghendaki perubahan yang benar maka kita wajib menjadikan perubahan saat ini sebagai perubahan mendasar dengan meninggalkan seluruh pemikiran dan sistem barat yang telah sekian lama ditanam sebagai racun di tubuh umat Islam. Kemudian menggantinya dengan pemikiran dan sistem Islam, dengan terlebih dahulu menjadikan pemikiran Islam tadi sebagai opini umum ditengah-tengah masyarakat.
Sebab, hal inilah yang sejatinya mampu memberikan kebahagiaan, kewibawan dan kemuliaan. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan melakukan perang pemikiran. Yakni dengan cara menjelaskan kerusakan sistem barat dan keagungan sistem Islam dengan gambaran yang benar dan utuh. Perubahan seperti ini tak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang masih terpengaruh tsaqafah dan pemikiran barat yang hingga saat ini masih nampak jelas dalam perkataan dan tindakan mereka.
Tak ada artinya pembicaraan tentang penerapan sistem republik. Sebab, umat telah memiliki sistem yang unik, itulah sistem khilafah. Tak ada artinya pembicaraan tentang nasionalisme sebab umat telah memiliki ikatan akidah, ikatan paling tinggi di muka bumi ini.
Telah lama kita meyakini bahwa tidak ada yang lebih tinggi dan lebih agung dari Islam. hukum syara’ lebih berhak untuk dihormati dan dituruti. Tidak ada artinya menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Sebab, kedaulatan dalam Islam hanyalah milik Allah, bukan yang lain.
Guru Besar Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, Syeikh Hasan Janayani menyampaikan pesan menarik bahwa jalan keselamatan adalah meniti jalan kenabian yakni menegakkan Khilafah. Dikatakannya bahwa dirinya turut berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan khilafah.
Suara perjuangan penegakan Khilafah juga datang dari Tunisia. Pejuang Khilafah asal Tunisia menandaskan HizbutTahrir tidak membiarkan revolusi di beberapa negara Timur Tengah itu tanpa makna. Hizbut Tahrir merespon revolusi tersebut sebagai jalan penegakan khilafah.
Ustadz Saad Jagranvi, aktivis penegakan khilafah asal Pakistan mengatakannegeri kami diperintah oleh Islam selama berabad-abad. Kami adalah bagian dari Khilafah Ummayah dan Khilafah Abassiyah. Tahun ini, suatu survei di Pakistan menunjukkanbahwa 84% rakyat Pakistan mengatakan bahwa Syariah harus menjadi hukum resmi negara.
Testimoni pejuang Khilafah di Australia, Ustadz Abdullah menyatakan bahwa perjuangan penegakan Khilafah telah meluas ke berbagai negara. Ini mmebuktikan bahwa umat Islam di berbagai belahan dunia semakin kuat kesadarannya untuk kembali kepada kemuliaan Islam.
Pejuang Khilafah Suriah, Ustadz Hisham Baba menutup testimoni para pejuang khilafah dari berbagai negara dengan mengingatkan bahwa pertolongan Allah SWT sudah dekat dan umat Islam akan dimenangkan dengan tegaknya institusi Khilafah Islamiyyah.
Para pejuang ini datang dari berbagai negara dengan satu tujuan yakni memperkuat visi perjuangan, melakukan perubahan besar dunia menuju tegaknya Khilafah. (sn)