Sebagaimana dilansir oleh www.mercurynews.com, seorang wanita muslim yang berjilbab berusia 50 tahun ditusuk sehingga menyulut kekhawatiran komunitas Islam di Contra Costa bagian timur, di mana masjid di sana hancur karena dibakar enam tahun lalu.
Sementara pihak berwenang mengatakan bahwa penusukan itu tidak dimotivasi oleh kebencian, peristiwa ini telah menjadi topik dalam khotbah, sehingga memicu pertemuan mingguan antara masyarakat dengan Kepala Polisi Antiokhia Allan Cantando, dan seruan atas keselamatan di kalangan umat Islam, khususnya kaum perempuan.
Korban yang berusia 50 tahun, yang mengajar di Sekolah Minggu dan melakukan pelayanan sosial lainnya, sebelumnya mengantar anaknya ke sekolah kemudian membeli bahan makanan di Save Mart di Contra Loma Boulevard, Antiokhia, California pada tanggal 30 Mei sekitar jam 8 pagi ketika serangan itu terjadi, menurut polisi dan Mohammad Chaudhry, pendiri Antiokhia Center Islam East Bay. Wanita itu ditikam beberapa kali namun diperkirakan ia segera pulih.
Petugas keamanan dengan cepat menangkap Jeffrey Crimson, 35 tahun, yang awalnya ditangkap oleh para saksi kejadian, kata polisi. Jaksa menuduh Crimson melakukan percobaan pembunuhan dengan menggunakan senjata yang mematikan.
Polisi percaya bahwa wanita itu ditargetkan secara acak, dan tidak ada laporan polisi yang menunjukkan bahwa penusukan itu merupakan kejahatan rasial, kata Jaksa Penuntut Contra Costa, Mark Eichman.
Namun, sebagaimana banyak serangan yang terjadi di masyarakat, banyak orang yang
mulai khawatir bahwa wanita itu ditikam karena dia mengenakan jilbab. Teori lain mengatakan bahwa serangan itu mungkin adalah pembalasan atas pembunuhan atas seorang tentara di London.
Untuk merespon kejadian itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengirimkan panduan keamanan dan masyarakat telah meminta polisi untuk melakukan patroli di area Pusat Islam Antikokhia selama bulan Ramadhan, yang dimulai tanggal 8 Juli dan termasuk saat shalat tarawih.
“Kejadian ini telah membuat kaum wanita menjadi lebih takut daripada pria,” kata Abdul Rahman, Ketua Dewan Pusat Islam Antiokhia. “Kami meminta mereka untuk berpasangan ketika mereka pergi jika mereka bisa melakukannya, pergi dengan saudara atau suaminya.” (rz)