Sebuah dokumen resmi PBB menegaskan bahwa pasukan Assad di lapangan telah berkoordinasi dengan tentara Israel melawan para pejuang revolusi.
Dokumen tersebut menunjukkan bahwa koordinasi di lapangan antara kedua belah pihak telah berlangsung di Golan melalui United Nations Disaggagement Observer Force (UNDOF), menurut Alabiya Net.
Dokumen itu menjelaskan bahwa “Israel” menanggapi permintaan pasukan Assad agar tentara Zionis tidak melakukan gerakan apapun melawan tank-tank Suriah yang memasuki wilayah pengosongan pada hari Kamis lalu, karena hal ini hanya dikhususkan untuk melawan unsur-unsur bersenjata di oposisi.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk operasi penjaga perdamaian Herve Ladsous mengatakan bahwa pasukan Assad masih meninggalkan empat tank dan tiga pengangkut personel lapis baja di zona pengosongan, ini berarti melanggar perjanjian pengosongan dengan “Israel”.
Para pejabat tinggi Zionis sebelumnya telah menegaskan ketakutannya akan keberhasilan para kelompok Islamis merebut kekuasaan di Suriah.
Mereka mengatakan bahwa rezim Assad selama ini selalu menjaga ketenangan Golan, dan itulah yang membuatnya sangat bermanfaat bagi mereka.
Sementara Barat, sekutu utama Zionis berkali-kali menyatakan keprihatinannya tentang meningkatnya pengaruh kelompok Islamis terhadap oposisi Suriah (islammemo.cc, 9/6/2013).