Kaum Ibu Rindu Khilafah
HTI Press. Semangat umat memperjuangkan Khilafah pasca Muktamar Khilafah 2013 harus tetap dijaga agar umat tetap tersuasanakan dengan suasana perjuangan penegakan Khilafah. Dalam rangka menjaga semangat tersebut, sekaligus sebagai follow up Muktamar Khilafah maka MHTI DPD I SUMUT pun mengadakan temu kangen Muktamar Khilafah yang dikemas dalam acara Tabligh Akbar Interaktif dengan tema “Ibu dan Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”. Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Aula Madinatul Hujjaj Asrama Haji ini dihadiri sekitar 300 peserta dari kaum ibu.
Untuk menyegarkan kembali ingatan umat pada muktamar Khilafah, panitia pun menayangkan video rekaman gabungan Muktamar Khilafah di Gelora Bung Karno Jakarta dan di Stadion Teladan Medan.
Acara yang dipandu oleh Ustadzah Eka Susanti ini menghadirkan pembicara Ustadzah Asmaul Husna dan Ustadzah Sri Cahyo Wahyuni. Ustadzah Asmaul Husna mengawali pemaparannya dengan membacakan surat ar-Ruum ayat 41 yang menjelaskan tentang kerusakan di daratan dan di lautan terjadi akibat ulah tangan manusia, yaitu akibat manusia tidak tunduk kepada hukum-hukum Allah, hal tersebut juga menimpa kaum ibu dan keluarganya. Manusia saat ini tunduk kepada hukum buatan manusia.. Lantas bagaimana caranya untuk mengubah kerusakan yang telah terjadi? Caranya tidak lain adalah dengan kembali kepada hukum-hukum Allah secara kaffah.
Saat ini ada empat hal yang harus diubah oleh umat, pertama mengubah sistem demokrasi yang menempatkan kedaulatan di tangan rakyat menjadi sistem Khilafah yang menempatkan kedaulatan di tangan syara’; kedua mengubah sistem demokrasi yang memberikan kekuasaan kepada pemilik modal menjadi sistem Khilafah yang memberikan kekuasaan kepada umat; ketiga mengubah sistem demokrasi yang memberikan wewenang legalisasi kolektif menjadi sistem khilafah yang memberikan wewenang legalisasi tunggal hanya pada khalifah; dan keempat mengubah sistem demokrasi yang menjadikan umat islam memiliki banyak pemimpin menjadi sistem khilafah di bawah naungan satu pemimpin yaitu khalifah.
Ustadzah Sri Cahyo Wahyuni yang merupakan ketua lajnah khusus muballighah DPD I MHTI SUMUT dalam pemaparannya menjelaskan bahwa khilafah yang ditawarkan oleh Hizbut Tahrir sebagai solusi dari semua permasalahan umat merupakan kewajiban dari Allah SWT dan semua mazhab sepakat bahwa menegakkan khilafah merupakan sebuah kewajiban. Lantas bagaimana cara menegakkan khilafah tersebut? Ustadzah pun menjelaskan bahwa jalan satu-satunya menegakkan khilafah adalah mengikuti metode dakwah Rasulullah SAW dan itulah yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir.
Dialog interaktif ini menimbulkan kerinduan kaum ibu akan tegaknya Khilafah. Hal tersebut terlihat dari beberapa pertanyaan dari peserta. Di antaranya Bu Kardina Siregar –Muballighah Kota Medan– memberikan tanggapan bahwa mendakwahkan khilafah ke tengah-tengah umat memang sulit, namun jika kita sabar mendakwahkannya ke tengah-tengah umat Insya Allah akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dari Allah SWT. Ada juga seorang guru SMU – Bu Safrida– menyampaikan susahnya mendidik anak menjadi anak yang shaleh karena sistem pendidikan yang ada tidak menjadikan anak menjadi anak yang shaleh dan yang memahami tentang Khilafah, melainkan menjadi anak yang materialistis dan pengikut demokrasi. Kedua pemateri pun menjawab pertanyaan dengan jelas bahwa langkah yang harus dilakukan kaum ibu dalam perjuangan penegakan Khilafah tidak lain adalah dengan bergabung bersama Hizbut Tahrir.[]