Siarkan Muktamar Khilafah, TVRI Banjir Dukungan

“Langkah TVRI menayangkan Muktamar Khilafah di GBK oleh Hizbut Tahrir adalah patut dibenarkan dan didukung, karena mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam yang rindu kepada aturan Allah SWT untuk diterapkan secara keseluruhan,” ungkap Abu Ali, Sabtu (9/6) dalam kolom komentar pada berita Siarkan Acara Hizbut Tahrir Pagi Ini, TVRI Terancam Mendapat Sanksi yang dimuat Rakyat Merdeka Online sejak Kamis (6/6).

Meski dalam pemberitaan itu, TVRI disudutkan karena menayangkan siaran tunda, namun nampaknya mayoritas pembaca www.rmol.co. mendukung tayangan tentang kewajiban menegakkan syariah Islam secara kaaffaah dalam bingkai khilafah tersebut.

Ada juga pembaca menyarankan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk melarang acara televisi yabg merusak moral. “Kenapa KPI protes acara yang kritis dan membangkitkan daya pikir masyarakat??? Kenapa ngga protes aja tu filem2 yang merusak moral, mengaburkan antara yang benar,” tulis Fajar serukan Kebenaran,  Jum’at (7/6).

Sedangkan Syaifullah, Sabtu (8/6) berkomentar:

“Bagaimana KPI ini ya, seharusnya dia dibentuk untuk mengawasi acara-acara yang menyesatkan aqidah umat, seperti film-film yang mengubar aurat para wanita bukan yang digugat siaran-siaran keislaman yang mengokohkan aqidah umat…..bagaimana KPI ini siapa sebenarnya mereka antek-antek barat atau antek siapa….. Kalau kita mau berfikir secara cerdas, elok, elegan saya menganjurkan kepada KPI sebagai Komisionir dari penyiaran untuk mencoba melakukan diskusi secara terbuka di media elektronik untuk mengundang HTI, Pemerintah, Para Tokoh-Tokoh Negeri ini atau siapalah yang dianggap paling kompeten. Ditunggu keberanian KPI.” (Mediaumat.com, 10/6/2013)

One comment

  1. Dear KPI. Kita ini semua manusia, hamba Allah. Diciptakan, diberi kehidupan, kemudian dimatikan. Setelah kematian kelak akan dihisab, diminta pertanggungjawab atas semua pendapat, pikiran, amal perbuatan kita masing-masing. Akankah amal salah, buruk dan keliru yang mau kita bawa? Ataukah amal yang benar, pendapat yang benar, bersumber dari Dzat Yang Maha Benar yang ingin kita bawa??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*