Sarasehan Gerakan Islam Membangun Peradaban

HTI Press. Banyaknya gerakan Islam tidak seharusnya menjadi penghalang sinergisitas gerak dakwah ataupun menutup pintu diskusi. Hal ini terungkap dalam sarasehan pada Ahad (09/06) yang bertajuk “Membangun Kembali Peradaban Islam (Strategi & Aplikasi)” oleh Hidayatullah, bertempat di Ponpes Hidayatullah Desa Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Pada agenda sarasehan ini dihadirkan tiga pembicara yakni; Ust. Rulianto, ST (Majellis Ta’lim Aktivis Islam Rabbani), Ust. Abu Zahid (DPD-II HTI Deli Serdang), dan Ust. Drs. M. Aqib Junaid (Dewan Syura’ Pusat Hidayatullah).

Masing-masing pembicara, dengan mindstream gerakan yang berbeda telah mewarnai dan menghangatkan suasana sarasehan. Ust. Rulianto dari gerakan Majelis Ta’lim Aktivis Islam Rabbani memiliki mindstream Tarbiyah Jihadiyah, sedangkan Ust. Abu Zahid dari HTI memiliki mindstream Tarbiyah Siyasiyah dan Ust. Drs. M. Aqib Junaid dari Hidayatullah memiliki mindstream Tarbiyah Khairiyah Ta’limiyah. Ketiga pembicara mengupas tema besar Membangun Peradaban dengan cara pandang ‘khas’, berdasarkan maindstream yang dianut masing-masing. Dan yang menarik adalah bahwa ketiga pembicara sepakat bahwa rekonstruksi peradaban Islam, membutuhkan sebuah wadah yakni institusi Khilafah.

Menurut Ust. Rulianto, perjuangan penegakan Khilafah adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar, namun yang juga tak kalah penting selain perjuangan penegakan Khilafah adalah menyuasanakan serta mempersiapkan Jihad pra dan pasca tegaknya Khilafah, di tengah-tengah kaum muslim saat ini, sebab tidak mungkin bagi kaum muslimin berharap pada rezim boneka barat dan antek-anteknya yang berkuasa di negeri-negeri Islam saat ini, untuk ikut menegakkan panji Islam. Dalam paparan Ust. Abu Zahid, beliau mengutip pernyataan Imam Ibnu Hazm al-Andalusi azh-Zhahiri bahwa kewajiban Khilafah merupakan sebuah kesepakatan umum di kalangan ulama ASWAJA, bahkan Syiah, Khawarij, dan Muktazillah mengecualikan sekte Najadat dan al-‘Asham, maka perjuangan penegakan Khilafah harus menjadi arus utama perjuangan gerakan-gerakan Islam, apapun wadahnya. Beliau juga menawarkan langkah-langkah politis yang bisa di adopsi dalam perjuangan penegakan Khilafah, yakni lewat tahapan 1). Tatsqif umat dengan tsaqafah Islam serta meningkatkan kesadaran pemikiran politik umat, 2). Membangun opini dan kesadaran umum tentang Islam, Syariah dan Khilafah di seluruh lini umat, lewat benturan pemikiran dan perjuang politik di tengah-tengah umat, 3). Mempersiapkan Ahlu Quwwah yakni pihak yang siap menerima ideologi Islam, juga siap menjaga serta melindungi Ideologi Islam serta pengembanya, serta siap menegakkan Khilafah untuk bersama menyebarkan Ideologi  Islam keseluruh dunia lewat Dakwah dan Jihad.

Sedangkan dalam paparan Ust. Drs. M. Aqib Junaid, beliau menekankan perlunya ‘membumikan’ konsepsi ideal perjuangan penegakan Khilafah, dalam usaha rekonstruksi peradaban lewat tarbiyah yang terpola mengikuti Sistematika Nuzul Wahyu serta Sirah Nabawiyah, sehingga umat akan memahami dan menerima konsepsi Khilafah.

Antusiasme peserta dari berbagai gerakan yang hadir pada acara sarasehan ini menunjukkan sebuah semangat besar umat untuk bersatu, bahwasanya mereka masih mempunyai ‘risau’ yang sama terkait masalah ke-umat-an, sehingga duduk dalam satu forum berbagi pemikiran dan membangun sinergi merupakan langkah positif pengopinian kepada umat, bahwasanya perbedaan harakah/gerakan bukanlah penghalang untuk mewujudkan kesatuan visi dan misi perjuangan untuk menegakkan Khilafah. Kutipan pesan yang menarik disampaikan oleh Ust. Drs. M. Aqib Junaid,”bahwa gerakan-gerakan Islam harus dapat saling bekerja sama, bila tidak memungkinkan gerakan-gerakan Islam dapat sama-sama bekerja dengan fastabiqul khairat, dan jangan saling ‘mengerjai’ antara satu dengan yang lainnya”. Wallahua’lam. [Abu Zahid]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*