100 Tokoh Muslimah Kalsel Menolak Kontes Miss World di Indonesia
HTI Press. Banjarmasin. Muslimah HTI Kalsel menggelar Diskusi Tokoh Muslimah Kalsel dengan tema “100 tokoh muslimah Kalsel menolak kontes miss world di Indonesia” di Aula Kayuh Baimbai Banjarmasin, Minggu (9/6).
Ketua Panitia sekaligus Koordinator Lajnah Fa’aliyah DPD I MHTI Kalsel, Munajah Naila Ulya, SH. MH menyampaikan mereka merasa tergerak untuk mengadakan acara ini karena kontes miss world harus ditolak. Lantaran, secara syar’i, tidak patut seorang perempuan apalagi muslimah ditampilkan sebagaimana yang terjadi atau dilakukan dalam kontes miss world tersebut. Selain itu, secara politis dan strategis, jika Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia menyelenggarakan kontes miss world maka hal ini akan mendegradasi nilai kestrategisan kaum muslimin di Indonesia sekaligus menjadi legitimasi bahwa negeri-negeri muslim menerima nilai liberalisasi terhadap perempuan yang terkandung didalam kontes tersebut.
“Disadari atau tidak, perempuan dijadikan komoditas bisnis, dieksploitasi dan dikapitalisasi,” katanya. Munajah Naila Ulya berharap dengan adanya acara ini, para muslimah di Kalsel menolak kontes miss world di Indonesia dan sekaligus menyadari hanya Islam dan Khilafah yang dapat memuliakan perempuan.
Sementara itu, Ketua DPD I Muslimah HTI Kalsel, Rabiatul Adawiyah, SE dalam sambutannya menyampaikan kontes miss world 2013 yang direncanakan dilaksanakan di Jakarta dan Bali merupakan acara yang akan menodai citra Indonesia sebagai negeri muslim terbesar di dunia, karena membawa misi liberalisasi dan bertentangan dengan Islam. Dirinya menilai ajang pemilihan wanita cantik ini hanya akan merendahkan martabat perempuan karena perempuan disuruh berlenggak lenggok mengumbar auratnya. “Hal ini akan berdampak buruk bagi moral generasi yang akan menyaksikan siaran kontes miss world,” katanya.
Menurutnya, kondisi ini tidak akan terjadi dalam kehidupan Islam dimana perempuan akan dimuliakan dan dilindungi kehormatannya sebagai hamba Allah. Islam telah memiliki aturan yang rinci terhadap sistem sosial yang tidak akan memfasilitasi segala bentuk kemaksiatan. Namun sayangnya, umat Islam saat ini tidak memiliki sistem pemerintahan islam yang akan menjadi perisai bagi umat dari perusakan dan serangan musuh islam yaitu Khilafah Islamiyah.
“Oleh karena itu sudah seharusnya kaum muslimin melakukan penolakan kontes miss world ini di Indonesia karena tidak memberikan kebaikan bagi negeri ini, bahkan merupakan kemaksiatan yang harus dicegah,” tegasnya.
Rabiatul berharap acara ini akan menghasilkan suara penolakan terhadap kontes miss world di Indonesia, sebagaimana yang telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, acara ini juga dapat meningkatkan kesadaran kaum muslimah untuk mencampakkan kapitalisme dan sekulerisme dan menegakkan khilafah islamiyah untuk mengembalikan kemuliaan bagi perempuan.
Acara ini menghadirkan narasumber yaitu Pengurus DPD I MHTI Kalsel, Hj. Dr. Patmawati Nabila yang mengungkap fakta di balik kontes miss world dan Lajnah Khusus Mubalighoh MHTI Kalsel, Ir. Zulfa Nur, MMKes. yang berbicara terkait Khilafah melindungi perempuan dari eksploitasi. Acara ini juga dihadiri sekitar 200 tokoh muslimah Kalsel baik dari level propinsi maupun daerah, muballighoh, ormas-ormas Islam, instansi, intelektual dan akademisi, aktivis mahasiswa, praktisi pendidikan dan pelajar. Dalam acara ini juga akan menghasilkan rekomendasi menolak kontes miss world yang berisi 8 poin yang akan disampaikan ke DPRD Provinsi Kalsel dan MUI Kalsel. (Dini)