Paradigma Densus seperti Penjajah Jepang, Belanda Bahkan Yahudi

Terkait pembunuhan Ahmad oleh Densus 88, Tokoh Masyarakat Poso Adnan Arsal menyatakan paradigma Densus 88 seperti penjajah. “Sepertinya polisi dalam hal ini Densus 88 paradigmanya tidak berubah sehingga kadang kita katakan operasi Densus 88 sama seperti penjajah Belanda atau Jepang tidak ada perikemanusiaan bahkan sama cara-cara Yahudi Israel membantai orang-orang Palestina,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Selasa (11/6) di Poso.

Ketika Densus 88 memburu jaringan pembom bunuh diri di Mapolres Poso, masyarakat tidak mengetahui siapa orangnya, makanya masyarakat tidak begitu peduli dengan kejadian tersebut. Warga tetap berjualan di pasar dan beraktivitas seperti biasa.

Namun berbeda dengan penembakan almarhum Ahmad,  masyarakat turun berdemonstrasi  karena melihat tindakan Densus yang tidak mengenal perikemanusiaan. “Masa orang tidak bersenjata ditembak mati,” protes Adnan.

Maka pada Senin sore, hanya beberapa menit setelah penembakan itu,  Kota Poso betul-betul lumpuh sampai Selasa pagi jalan Trans Sulawesi ditutup masyarakat yang menuntut jenazah almarhum yang dibawa ke Polda Palu, dipulangkan ke Poso secepatnya.

Densus Dzalim

Densus 88 kembali memperlihatkan kedzalimannya dengan menembak mati seorang warga masyarakat Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota yang bernama Ahmad atau Nurdin (30 tahun)  pada Senin (10/6) sekitar pukul 15.30 ba’da shalat ashar, saat Ahmad pulang dari shalat ashar di Masjid Muhajirin Kayamanya.

Menurut warga yang menyaksikan kejadian itu kepada Adnan Arsal menyatakan, Ahmad ini dikejar 1 Mobil Avanza hitam usai shalat ashar. Saat berada di Jalan Pulau Irian Jaya dekat Lorong Bukit Indah, motor yang dikendarai Ahmad ditabrak dari arah belakang sehingga terjatuh kemudian lari,  namun dikejar oleh beberapa anggota Densus 88.

Dan menurut warga masyarakat yang melihat kejadian itu, Ahmad masuk halaman sebuah rumah dan ditembak beberapa kali dan di TKP ditemukan 6 selongsong peluru. Setelah itu jenazah Ahmad langsung dibawa Densus ke Kota Palu. (Mediaumat.com, 13/6)

One comment

  1. ida mujahidah

    buah dari sistem kapitalisme yg tdk bisa memberikan rasa aman bagi rakyatnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*