HTI Press. Bertempat di depan SPBU di tengah kota Sorong Papua Barat, sekitar 30-an massa HTI Papua Barat berkumpul untuk melaksanakan aksi damai menolak kenaikan BBM. Aksi yang digelar pada hari Sabtu tanggal 15 Juni ini diliput oleh 4 media massa lokal dan 1 media massa nasional. Aksi yang berjalan sejak pukul 09.00 WIT ini berjalan dengan tertib dan lancar, dengan menampilkan 5 orang orator yang mengungkapkan ada apa dibalik kenaikan BBM ini, apa akar masalahnya dan apa juga solusinya.
Orator pertama, Ust. Syawqi mengatakan bahwa kenaikan harga BBM ini sarat dengan kepentingan asing. Lebih jauh lagi Ust. Yasin sebagai orator kedua mengatakan bahwa selama sistem kapitalisme dibiarkan terus bercokol di negeri ini, maka selama itu pula bangsa ini tidak akan pernah lepas dari krisis. Krisis yang jauh lebih mengerikan akan segera muncul setelah krisis BBM ini. Menurut analisa orator ketiga, Ust. Bahar, krisis BBM ini akan menyebabkan ambruknya perekonomian rakyat, dan ambruknya perekonomian rakyat akan memicu meningkatnya kriminalitas dan hancurnya generasi muda. Karena generasi muda yang saat ini sudah mengalami krisis aqidah akan dihadapkan dengan tuntutan hidup yang kian berat, sehingga apabila umat tidak segera bertindak dengan mencampakkan sistem sampah ini maka akan terjadi lost generation.
Ust. Azhari Ridho sebagai orator keempat mengatakan bahwa kembali kepada hukum Allah adalah tuntutan keimanan bukan pilihan. Tidak ada pilihan bagi seorang muslim selain hanya memakai aturan Allah SWT dalam hidupnya. Bahkan patut dipertanyakan keimanan para penguasa negeri ini jika masih terus meninggalkan aturan Allah. Aksi damai ini ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap Hizbut Tahrir Indonesia yang dibacakan oleh Ust. Harkam selaku Humas DPD I HTI Papua Barat.
Aksi diwarnai dengan dukungan masyarakat kota Sorong, para pengguna jalan yang sambil melewati tempat aksi damai mereka memberikan dukungan kepada HTI untuk terus maju membela kepentingan rakyat. []UJA