BBM Naik Diduga karena SBY Takut APEC dan WTO

Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), menurut aktivis Institute for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng, merupakan buntut dua pertemuan besar yang bakal digelar di Bali pada akhir tahun ini.

“Indonesia akan melangsungkan dua pertemuan besar. Pertama itu Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang berlangsung di Bali Oktober. Kedua, World Trade Organization (WTO), Desember nanti,” ungkapnya dalam diskusi bertajuk Menguak Ideologi di Balik Pro-Kontra Kenaikan BBM’ di Sekretariat DPP Perindo, Jalan Diponegoro Nomor 29, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2013).

Terkait dengan pertemuan APEC, Salamuddin menjelaskan, agenda tersebut akan membahas masalah industri. Dimana salah satu agenda utamanya adalah anggota-anggota APEC serius untuk memotong subsidi BBM.

“Kedua, agenda WTO. Itu terkait liberalisasi perdagangan, untuk mecapai itu salah satu jalannya zero subsidi di segala bidang,” terangnya.

Mengapa WTO begitu ngotot untuk menggiatkan hal itu? Salamuddin mengatakan, dengan adanya subsidi, maka akan mengganggu bisnis perusahaan mutinasional.

“Sekarang kita dihadapan krisis global, tetapi bukan krisis pada rakyat, melainkan korporasi perusahaan sudah pada tingkat unbalanced. Itu yang membuat ekonomi enggak bisa diangkat lagi. Krisis inilah yang akan ditangani dalam dua pertemuan besar itu. Semua harus dipastikan liberal,” tegasnya.

Poin menghapuskan subsidi itu, sambungnya, menjadi cita-cita tertinggi perusahaan mutinasional besar. Saat terjadi perbedaan biaya, maka akan menyulitkan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Suply change connectivity, yang terhambat sekali oleh adanya subsidi BBM dan selanjutnya yang diinginkan semua fasilitas perdagangan, untuk mengakusisi pasar nasional kita. Itu yang dibawa APEC dan WTO,” kata dia.

Dikatakannya, Indonesia yang tergabung dalam dua organisasi besar tersebut, membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terus menerus mendapat tekanan dari anggota lainnya di G-20.

“Dia (SBY) bilang, ‘kami ingin menaikkan BBM, tetapi ada hambatan di parlemen,’ negara maju tidak mau tahu hal itu. Maka, dua agenda besar itu adalah bentuk penepatan janji SBY yang dinilai takut untuk menaikkan harga BBM,” tandasnya. (okezone.com, 15/6)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*