Peran Muslimah dalam Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah
HTI Press. Seakan tak ingin kehilangan semangat Muktamar Khilafah, perjuangan itu pun harus tetap dijaga agar umat tetap tersuasanakan dengan semangat perjuangan penegakan Khilafah. Dalam rangka menjaga semangat tersebut, sekaligus sebagai follow up Muktamar Khilafah maka Ahad, 16 Juli 2013 Forum Muslimah untuk Peradaban MHTI DPD II Klaten mengadakan acara sarasehan muslimah dengan tema “Peran Muslimah dalam Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”, dengan pembicara Ustadzah Siti Nurjanah, S.Pd dan Ustadzah Hestiyana, S.Pi. Acara ini dilaksanakan di Rumah Makan Bakso Kepala Sapi Delanggu, Klaten. Acara berlangsung mulai pukul 09.00-12.00 dan dihadiri oleh sekitar 227 Muslimah dan remaja se-Kabupaten Klaten.
Acara dibuka dengan pekik-an takbir dari peserta dan ditambah pemutaran multimedia untuk menyegarkan kembali ingatan peserta pada Muktamar Khilafah di Gelora Bung Karno Jakarta dan di Stadion Giri Jati Semarang menjadikan suasana semakin bersemangat.
Pembicara pertama, ustadzah Siti Nurjanah, S,Pd menyampaikan dalam mewujudkan perubahan besar dunia menuju Khilafah tidak-lah cukup hanya dengan perjuangan individu saja tetapi harus ada jama’ah yang benar-benar konsekuen memperjuangan tegaknya syariah dan khilafah, tegasnya. Dan tidak hanya mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit dan panti asuhan saja. Bukannya tidak boleh mendirikan sebuah yayasan sosial. Boleh, tetapi masalah umat sekarang ini tidak-lah cukup dengan solusi sosial, yang akhirnya lupa akan tujuan dan masalah umat yang mendasar, yaitu ummat butuh akan sebuah Negara Khilafah yang menyelamatkan umat, lanjut beliau.
Ustadzah Siti Nurjanah, S.Pd juga menyampaikan bahwa perubahan itu haruslah perubahan dengan cara yang benar. Bukan asal berubah, sebagaimana yang telah dicontohkan Rosulullah dalam menegakkan Negara Islam di Madinah. Yaitu dengan aktivitas politik, aktivitas yang dilakukan untuk mengurus kepentingan masyarakat. Dengan memperbaiki pemikiran, peraturan dan perasaan masyarakat. Pertarungan pemikiran, menunjukkan kerusakan pemikiran kufur dan menjelaskan pemikiran yang shohih serta dengan perjuangan politik, mengajak kepada kebaikan, melarang kemunkaran, dan mengoreksi penguasa.
Dalam sesi kedua ustadzah Hestiyana, S.Pi menyampaikan krisis kehidupan multidimensional seperti kemiskinan, kebodohan, kedzaliman, kemerosotan moral, ketidakadilan, dan sebagainya menjadi fakta nyata dalam kehidupan sekarang ini. Akar masalahnya terletak pada sistem kehidupan yang sekuleristik, tegasnya. Serta tidak adanya kehidupan Islam di mana di dalamnya diterapkan syariah dan dipimpin oleh seorang khalifah. Persoalan itu melahirkan banyak sekali problematika cabang sebagai kerusakan (Ar-Rum: 41).
Kemudian beliau menegaskan kembali bahwa satu-satunya jalan untuk mengembalikan kemuliaan umat Islam adalah dengan mengganti sistem yang jelas-jelas rusak ini dengan Sistem Islam yaitu menerapkan syariah Islam secara menyeluruh dalam Negara Khilafah. Maka perjuangan penegakan khilafah menjadi amat penting dan wajib. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa..”(QS. An Nuur : 55). Serta hadits Rasulullah “…Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti tuntunan kenabian. Setelah itu, beliau diam. (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, dimana semua perawinya adalah tsiqqat).
Diakhir acara ustadzah Hestiyana, S.Pi kembali menyeru bahwa Khilafah adalah kebutuhan Seluruh umat manusia, menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah adalah kewajiban bagi seorang muslim dan tegaknya Khilafah Islamiyyah juga merupakan janji dari Allah swt. Dan beliau mengajak peserta yang datang untuk bersama-sama membina diri dan umat dalam perjuangan perubahan besar dunia menuju khilafah. Allahuakbar!!