“Bendungan an-Nahdhah Etiopia” Perluasan Pengaruh Yahudi atas Bumi al-Kinanah

بسم الله الرحمن الرحيم

“Bendungan an-Nahdhah Etiopia” Perluasan Pengaruh Yahudi atas Bumi al-Kinanah,

Lalu di Mana Penguasa Kita terhadap Konspirasi Ini?!

 

Etiopia mengumumkan mengubah aliran sungai Nil Biru untuk menyempurnakan proyek “bendungan an-Nahdhah” tanpa bermusyawarah dengan dua negara yang terkena, Mesir dan Sudan. Bahkan tanpa memberitahu masalah tersebut kepada Mursi, penguasa Mesir, selama kunjungannya ke Etiopia pada tanggal 24 Mei 2013. Pengumuman itu datang beberapa jam setelah Mursi meninggalkan wilayah Etiopia! Hal itu agar menjadi tamparan keras yang menyakitkan. Selain menjadi pesan bahwa Etiopia adalah pemilik keputusan sendiri dan bahwa Etiopia tidak menoleh kepada pandangan-pandangan penguasa kecil seperti penguasa Mesir dan Sudan!

Sebenarnya, proyek tersebut adalah proyek lama yang baru. Proyek itu merupakan proyek atas perencanaan dan dorongan dari entitas Yahudi, anak kesayangan Amerika!… Proyek tersebut tidak dimulai hari ini. Akan tetapi proyek tersebut telah diselesaikan 21% persiapannya dan akan selesai dalam waktu 44 bulan. Apakah penguasa Mesir dan Sudan tidur sangat pulas?! Proyek ini dinyatakan oleh Etiopia dan dimulai perencanaannya sejak tahun 1975. Hal itu ditegaskan oleh pernyataan penasihat urusan militer brigjen Yahya Mazen: “Etiopia berpikir membangun bendungan an-Nahdhah setelah Sadad menerima kekuasaan dan tepatnya pada tahun 1975” (al-Mishriyah, 30/6/2013)… Proyek itu merupakan proyek lama Amerika. Amerika, pemain terbesar di kawasan, bertujuan membebaskan tangan entitas Yahudi menciptakan perang air di kawasan. Dan berikutnya setelah perang itu menjadi sengit, Amerika datang untuk mengatur krisis seperti kebiasaannya selama ini. Maka semua pihak pun diperas untuk meraih kepentingan-kepentingan imperium Paman Sam! Hal itu ditegaskan oleh pernyataan pakar air Dr. Ahmad Mughawiri: “Washington dan Tel Aviv berusaha menjerumuskan Mesir ke lumpur perang yang tidak berhenti di sumber-sumber Nil. Baru-baru ini terungkap pergerakan-pergerakan Washington di Etiopia sejak tahun 60-an” (AFP, 30/10/2010). Amerika telah memulai pergerakan-pergerakan itu sejak lama tepatnya sejak 1962 ketika Amerika mengajukan kajian rinci untuk Etiopia guna membangun 33 bendungan di sepanjang aliran Nil. Beberapa tahun setelah itu Amerika menawarkan ide bendungan kepada Kenya dan Uganda. Amerika memanfaatkan Etiopia sebagai wakilnya di Afrika. Amerika juga memanfaatkan Etiopia dalam perangnya melawan muslim Somalia … Amerika tahu tetesan air liur Yahudi terhadap masalah air, maka Amerika memberi keleluasaan kepada Yahudi dan mengizinkannya untuk memanfaatkan anteknya Etiopia untuk menjadi mata tombak dalam perangnya ini. Amerika tahu bahwa nafsu Yahudi terhadap air sungai Nil itu sudah sangat lama. Pada awal abad ke-20, Yahudi sudah mengajukan proyek kepada Lord Cromer utusan tinggi Inggris di Mesir untuk tujuan ini. Perdana Menteri pertama entitas Yahudi David Ben Gurion, pada tahun 1955, telah menyatakan: “bahwa Yahudi terjun dalam perang air dengan Arab. Masa depan Israel bergantung pada hasil dari perang ini. Jika tidak berhasil dalam peperangan ini, maka kami tidak akan bertahan di Palestina.” Pada tahun 1974 insinyur Yahudi Elisha Kelly merancang proyek untuk mendatangkan air bagi Israel dari Mesir. Proyek tersebut menyimpulkan terkait dengan sungai Nil dalam perluasan kanal Alexandria, hingga debit air di dalamnya meningkat sampai 30 meter kubik per detik. Air ini dialirkan melalui padang pasir melewati bawah terusan Suez sampai ke Tel Aviv. Sesuai rencana ini, entitas Yahudi berusaha mendapatkan 8 miliar meter kubik air per tahun… Yahudi sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak akan berhasil dalam rencana mereka itu kecuali jika mereka membuat cincin belakang mengelilingi negeri kaum muslimin. Begitulah yang terjadi. David Ben Gurion pada tahun 1956 menyatakan bahwa di antara pilar baku politik luar negeri bagi Yahudi: “politik melompat di atas halangan-halangan regional negeri-negeri cincin” (Ensiklopedia Politik Kneset, 01/11/1968)… Begitulah, entitas Yahudi mulai memobilisasi sekutu-sekutunya untuk dimanfaatkan sebagai alat merealisasi ambisi-ambisinya, setelah mendapat lampu hijau dari Amerika. Analis politik Amerika, Michael Keller, mengungkap pertemuan yang diselenggarakan di Tel Aviv dengan para menteri Etiopia yang tujuannya “meyakinkan menteri-menteri Etiopia untuk menyelesaikan bendungan-bendungan atas sungai Nil untuk membendung air dan mengatur pergerakan air ke arah Sudan, dengan kompensasi janji dari Israel kepada Etiopia berupa bantuan keuangan lebih dari dua ratus juta dolar di samping senjata berat dan pesawat F-16” (koran Randy Daily Mail, 20/5/2007). Muncul pelanggaran hakiki pertama terhadap perjanjian tahun 1929 dan 1959 yang mewajibkan Etiopia untuk merujuk kepada Mesir dan Sudan sebelum terjun dalam pembangunan bendungan apapun di aliran Nil. Pelanggaran hakiki pertama terjadi ketika tiga negara dipimpin oleh Etiopia menandatangani perjanjian Entebbe pada tanggal 14 Mei 2010 yang menantang Mesir dan Sudan. Kemudian setelah pemisahan sekutu pertama Israel di kawasan, negara selatan Sudan, bergabung dalam perjanjian itu, ketika menteri luar negerinya menyatakan: “bahwa negaranya tidak terikat dengan perjanjian-perjanjian terdahulu untuk air dengan Mesir dan Sudan” (Reuters, 11/12/2011).

Begitulah, entitas Yahudi bisa mengepung negeri-negeri kaum Muslimin dengan sekutu-sekutu dari negara-negara sumber mata air Nil dan tetangga-tetangga sumber itu. Hal itu untuk meraih dua tujuan: Pertama, menguasai air segar yang bersih dengan tanpa harga… Kedua, memaksakan kehendak politiknya terhadap Mesir dan Sudan, dengan memanfaatkan para penguasa Mesir sebagai penjaga keamanan Yahudi, di Sinai, Rafah dan perbatasan!

 

Wahai kaum Muslimin, wahai warga Mesir al-Kinanah!

Jejak-jejak entitas Yahudi dalam “bendungan an-Nahdhah” tidak terhitung! Sampai organisasi Arab untuk HAM di Inggris “memperingatkan bahwa Israel terlibat dalam membangun bendungan. Kontraktor pertama, perusahaan Salini Italia sangat tahu atas partisipasi Israel. Juga turut andil dalam pembangunan bendungan itu perusahaan Alstom Prancis yang berkolusi dalam aksi pemukiman di al-Quds. Organisasi Arab untuk HAM telah mengontak kedutaan besar Etiopia untuk membeli obligasi pendanaan bendungan, dan akhirnya menjadi jelas bahwa obligasi itu tersedia di Israel saja, sebab Israel adalah partner asasi” (Al-Quds al-‘Arabi, 4/6/2013). Dan akhirnya … jika kita mengetahui bahwa Etiopia tidak memerlukan air untuk penyimpanan dan pertanian, sebab 95 % kebutuhan airnya diperoleh melalui air hujan! Dan mengenai listrik, maka Etiopia sebenarnya tidak memerlukan enam juta megawatt. Dr. Hani Ruslan ahli manajemen lembah Nil mengatakan: “Etiopia punya rencana membangun 30 bendungan untuk menghasilkan listrik sekitar 75 juta megawatt, yakni empat kali kebutuhan mereka” (Shada al-balad, 31/5/2013). Semua itu menegaskan bahwa bendungan tersebut bukan untuk memproduksi listrik atau pertanian atau penyimpanan air seperti yang mereka klaim. Akan tetapi untuk memeras singa-singa umat islami dengan tangan Yahudi dan restu Amerika!

Sebenarnya yang lebih buruk dan lebih ironis bahwa penguasa Mesir dan Sudan tidak bergerak dengan serius dan efektif terhadap kejadian serius seperti ini! Bendungan itu akan membendung 74 miliar meter kubik, jauh melebihi bagian Mesir yang hanya 55,5 miliar meter kubik per tahun! Jika air sungai Nil dibendung total untuk memenuhi bendungan, maka hal itu akan menyebabkan kekurangan energi pada waktu beban puncak sekitar 25% – 40% yang akan mengakibatkan gelap gulita di propinsi ash-Sha’id, terjadi penggurunan sekitar 5 juta hektar dan menaikkan kadar garam di delta di muara sungai Nil! Dan jika pada waktunya kita menolak memberi Yahudi air Nil, maka mereka bisa memeras kita melalui penguasaannya atas air bendungan an-Nahdhah. Atau bahkan sampai menghancurkannya pada kondisi terjadi perang dengan Yahudi, yang akan menyebabkan –sesuai pandangan pada ahli- hancurnya tiga bendungan Sudan, Roseires, Marway dan Sennar, dan akan menenggelamkan kota Kharthoum secara total. Dan juga akan mendorong air dengan sangat cepat untuk mencapai bendungan al-‘Ali kurang dari 18 hari. Perlu diketahui bahwa daya tahan bendungan an-Nahdhah dalam rencananya tidak lebih dari sepersembilan yang mungkin dibangun, menurut pendapat para ahli. Itu artinya, bendungan itu merupakan bendungan yang sangat rapuh, seolah-olah dibangun untuk dihancurkan pada pukulan minimal atau guncangan kecil! Kemudian karena dekatnya dengan perbatasan Sudan maka Etiopia tidak akan terpengaruh ketika bendungan itu hancur. Akan tetapi pukulan telak seluruhnya akan menimpa Sudan dan Mesir. Lalu apa yang ditunggu oleh penguasa Mesir dan Sudan?! Mereka melihat konspirasi dengan mata mereka sendiri… Tetapi mereka tidak menggerakkan tentara dan tidak berteriak sama sekali! Eksistensi entitas Yahudi dan kelancangannya terhadap kita tergadai pada eksistensi rezim sekuler antek di negeri kita ini. Rezim sekuler antek itu merupakan pangkal bencana. Rezim itu melindungi Yahudi lebih dari diri mereka sendiri. Kehendak politik kita akan tetap tergadai dengan pemerintahan kafir penjajah selama rezim-rezim ini masih eksis, sebab rezim-rezim itu menggunakan permainan demokrasi sebagai alat untuk mengontrol kita …

Wahai kaum Muslimin, wahai warga Mesir al-Kinanah!

Amerika dan Yahudi berlagak seperti singa pada hari di mana singa-singa yang galak tidak ada. Maka jujurlah terhadap Allah dan berjuanglah bersama Hizbut Tahrir untuk menerapkan syariah Allah dengan tegaknya al-Khilafah ar-Rasyidah yang akan membuat Yahudi dan konco-konconya melupakan bisikan-bisikan setan. Seorang imam yakni khalifah itu:

«اِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتّقَى بِهِ»

Seorang imam (khalifah) adalah laksana perisai, dimana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya

Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw, yakni berlindung dari konspirasi pencurian air dan kontrol atas air. Al-Khilafah sajalah yang akan mengembalikan kekuatan Anda dan mengembalikan kemuliaan Anda. Sedangkan Etiopia dan orang yang ada di sekitarnya, maka perkara mereka lebih hina dari untuk bisa disebutkan dengan gumaman saja. Bahkan cukup takbir pasukan yang jujur untuk membuat mereka gemetar dan kembali waras!

 

Wahai para perwira mukhlis di militer Mesir al-Kinanah!

Hizbut Tahrir wilayah Mesir menyeru setiap orang mukhlis yang ada di militer kaum Muslimin agar berjuang bersama orang-orang mukhlis dan menolong mereka untuk meluruskan kondisi sejak dari asasnya dan membaiat seorang khalifah atas kitabullah dan sunnah rasul-Nya saw untuk memerintah menurut apa yang telah diturunkan oleh Allah. Maka pasukan Mesir bersatu dengan pasukan Sudan dan bertolak menjadi pembebas ke sumber-sumber sungai Nil untuk memotong tangan-tangan busuk yang tak berguna di sana dan meletakkannya di tangan yang amanah, mengatur aliran air sungai Nil dengan pengaturan yang membawa kebaikan untuk semua negeri sejak hulu sampai muara, sehingga seluruh rakyat bisa meminum dan menggunakannya untuk bercocok tanam tanpa memperhatikan agama dan keyakinan mereka. Sungai besar ini akan memberikan kebaikannya kepada semua orang. Sungai Nil membawa air yang cukup untuk menjadikan semua negerinya laksana kebun hijau, jika airnya dimanfaatkan dengan benar. Sungguh luar biasa solusi islami untuk permasalahan ini: dimana imam Muslim meriwayatkan bahwa seorang laki-laki dari kalangan Anshar memperkarakan az-Zubair kepada Rasulullah saw atas aliran air yang mereka gunakan mengairi kurma. Tanah orang Anshar itu ada setelah tanah az-Zubair sehingga air sampai ke tanahnya belakangan setelah tanah az-Zubair. Maka Rasulullah saw bersabda kepada az-Zubair:

«اسْقِ يَا زُبَيْرُ ثـُمَّ أَرْسِلِ الْمَاءَ إِلَى جَارِكَ»

Airi kebunmu ya Zubair lalu kirimkan air ke tetanggamu

Yakni airi dengan secukupnya saja untuk tanamanmu kemudian kirimkan air kepada tetanggamu. Dan inilah yang kami katakan kepada Etiopia: airi secukupnya saja yang mencukupi tanamanmu, kemudian kirimkan air kepada tetanggamu dan jangan engkau tahan. Sehingga kebaikan meliputi semua. Dan inilah kebaikan Islam! Inilah kebaikan al-Khilafah! Maka kepada kebaikan inilah kami menyeru Anda wahai kaum Muslimin!

)هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ(

ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (TQS Ali Imran [3]: 138)

 

4 sya’ban 1434 H

13 Juni 2013 M

Hizbut Tahrir

Wilayah Mesir

One comment

  1. Subhanallah, Astagfirullah semoga umat islam cepat memiliki sebuah khilafah yang di ridhoi Allah SWT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*