HTI Press. “Masyarakat Indonesia telah lama mengenal sistem syariah dan khilafah 4 abad yang lalu, hal ini dapat dilihat jalinan kerja sama antara kerajaan Samudra Pasai dan Khilafah Utsmani dalam membebaskan selat Malaka dari penjajah Portugis dan pengamanan jalur Haji” kata Djamaluddin Mirii dalam acara HIP ke-28 dengan mengangkat tema Peran Indonesia menuju Khilafah pada hari ahad (23/6) di Gedung Wanita Surabaya.
“Sehingga perjuangan penegakan Syariah dan Khilafah bukanlah sesuatu unhistoris karena sejarahnya memang telah ada dulunya” tambah Djamaluddin yang juga guru besar IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Shidiq Al-jawi pengurus DPP HTI dimana masyarakat melihat sejarah Indonesia selalu diawali perjuangan pra-kemerdaan pada jaman Sukarno dan Hatta sehingga orang-orang yang memperjuangkan syariah dan khilafah dikatakan unhistoris, padahal perjuangan Syariah dan Khilafah telah ada sejak dahulu dan ada sejarahnya. “kerajaan Banten ketika menghadapi Portugis, Daulah Khilafah di Turki memberikan bantuan Meriam bahkan pada saat ini wujudnya masih dapat kita lihat” kata Shiddiq.
Shiddiq menambahkan banyak orang mengatakan Syariah dan Khilafah adalah ancaman NKRI, orang yang mengatakan bahwa Syariah dan Khilafah adalah ancaman sesungguhnya orang yang takut hukum Islam diterapkan, Shiddiq mengambil contoh pencuri yang dihukum potong tangan,” kalau kita bukan pencuri kenapa harus takut dipotong tangannya, berarti yang takut hukum Islam diterapkan adalah pencuri” tegas Shiddiq.
Sementara dalam kesempatan yang sama Harun Musa ketua DPD HTI Jawa Timur menyampaikan ketika daulah khilafah telah hancur problematika umat Islam di seluruh dunia bermunculan dan perintah penegakan Syariah dan Khilafah bukan saja dilandasi oleh historis tapi lebih karena perintah Allah. “ apakah penegakan Syariah dan Khilafah di Amerika tidak wajib hanya karena tidak ada akar historisnya” tanya Harun, sehingga kita yang ada di Indonesia seharusnya memiliki semangat tinggi dalam penegakan Syariah dan Khilafah karena sejarahnya ada.
Ketika ditanya mengenai calon Khilafah dari Hizbut Tahrir (HT), Harun menyampaikan bahwa HT bukanlah makelar yang menyuruh orang berjuang tapi HT tidak melakukan apa-apa, HT tentunya telah menyiapkan kepemimpinan dan sosok yang tepat adalah Amir Hizbut Tahrir yaitu asy-Syaikh al–‘Alim ‘Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah. []eep