“Muballighoh Bogor Tolak Miss World !!! Tegakkan Khilafah!!!
HTI Press. Para muballighoh Bogor berkumpul di Sekretariat Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II HTI Bogor, Sabtu (22/6) untuk mengikuti acara Majelis Mudzakarah Lil Muballighoh, yang diselenggarakan oleh DPD II Muslimah HTI Bogor. Acara ini dilaksanakan untuk membahas suatu permasalahan ummat dan sikap bersama terkait dengan perhelatan Miss World di Bogor Tegar Beriman bulan September 2013 mendatang.
Ustadzah Ir. Elis Anisah selaku pembicara memaparkan fakta seputar Miss World dan kontes-kontes kecantikan semacamnya. “Pada hakekatnya kontes-kontes kecantikan tersebut telah menyeret dan mengeksploitasi kaum perempuan pada kompetisi jahiliah yang mengumbar aurat. Kemolekan tubuh perempuan diperlakukan layaknya kapstok pakaian yang dipakai untuk memajang model terbaru sebuah baju agar menarik minat pembeli” jelasnya.
Ustadzah Elis menegaskan bahwa hal ini sangat bertentangan dengan aqidah Islam. Bahkan hal ini merupakan kampanye liberalisasi budaya yang sangat menjerumuskan. Terbukti saat ini liberalisasi budaya sudah sangat akrab dengan masyarakat terlebih lagi generasi muda. Kontes seperti ini merupakan pelegalan budaya yang serba bebas, bebas mengumbar aurat, paparnya.
Apalagi ketika Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, menjadi tuan rumah perhelatan ini. Penerimaan Indonesia atas Miss World akan meneguhkan opini bahwa Islam tidak mempermasalahkan eksploitasi tubuh perempuan melalui kontes kecantikan seperti ini. Hal ini akan menjadi model bagi negeri-negeri muslim lain agar lebih toleran dan terbuka terhadap ¨kemajuan¨ kaum perempuan. “Jadi, Indonesia akan menjadi kiblat liberalisme budaya! Naudzu billah”, sesalnya.
Kontes kecantikan seperti Miss World ini adalah sebagai ajang bisnis bagi para kapital. Bagaimana tidak? Populasi 235 juta penduduk negeri ini adalah market menggiurkan bagi penjualan berbagai komoditi. Pemegang hak siar malam final Miss World yang di Indonesia di tangan MNC misalnya, dipastikan akan meraup pundi-pundi rupiah dari para pemasang iklan yang mengerubutinya. Belum lagi penjualan produk-produk para sponsor, paparnya.
Jelas, bahwa kontes tidak akan membawa kemaslahatan bagi ummat akan tetapi justru akan merugikan moral bangsa. Bila dengan berbagai penolakan yang ada pemerintah tetap ijinkan, berarti menegaskan pemerintah tak peduli dan gagal menjaga moralitas bangsa, khususnya kaum perempuan, seru Ustadzah Elis. Lebih jauh beliau menjelasakan bahwa Islam memandang kemuliaan perempuan bukanlah karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Perempuan Mulia dalam pandangan Islam adalah perempuan yang bertaqwa, yang selalu terikat pada aturan Islam.
Perempuan mulia dalam pandangan Islam adalah perempuan yang berkepribadian Islam. Dia terus mengembangkan dirinya agar tsaqafah Islam-nya semakin bertambah dan terus memperkuat perasaannya untuk semakin cinta dengan aturan Islam dan hanya menginginkan surga serta ridla Allah SWT. Pikirannya sangat tajam sehingga pendapatnya mampu menghunjam hingga ke hati, sedangkan jiwanya adalah jiwa yang ikhlas dan hanif
Perempuan Mulia dalam pandangan Islam adalah perempuan (muslimah) yang tekun beribadah, terus mengkaji Islam, berdakwah, memperjuangkan tegaknya penerapan Islam kaaffah, menjalankan peran keibuan dengan semangat dan penuh tanggung jawab. Berusaha menjadi teladan dan memberikan pendidikan Islami bagi buah hatinya. Melindungi anak dari berbagai bahaya, baik bahaya fisik maupun bahaya racun pemikiran kufur.
Adapun terhadap suaminya, dia akan menghormati, taat dan selalu menyenangkan pandangan matanya, amanah terhadap harta suami, menjaga kehormatan diri dan kepercayaan suami, mengatur rumah tangga dengan penataan dan pengaturan yang membuat rumahnya selalu dirindukan, membawa ketenangan, serta membuat diri dan suaminya optimal dalam bersaing mencari pahala dan ridla Allah SWT.
Terakhir, disampaikan bahwa kehormatan dan kemuliaan kaum perempuan hanya akan terwujud ketika syariat Alah ditegakkan dalam bingkai khilafah Islamiyyah. Hanya Khilafah yang mampu menjaga perempuan dari segala bentuk penghinaan dan penistaan dari siapa pun. Peserta sangat antusias dalam menanggapi acara ini. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta, yakni para muballighoh yang ingin bertanya dan memberikan tanggapan.
Diantaranya adalah Ustadzah Iyah Rubadiyah, Ketua Majelis Taklim Al Kautsar, Leuwiliang. Ustadzah Iyah sangat prihatin dengan nasib generasi muda saat ini, pergaulan bebas sangat marak dikalangan mereka. Sambil menangis beliau menyampaikan kekhawatirannya jika hingga sampai meninggal nanti, Khilafah belum tegak, apa yang akan terjadi? Beliau sangat mengharapkan segera tegaknya Khilafah di muka bumi ini agar kehidupan aman dan sejahtera. Kaum perempuan pun terjaga kehormatan dan kemuliaannya.
Selain itu, Ustadzah Hj. Siti Rahmatiah, ketua pengurus korps muballighoh Cibinong kabupaten Bogor, mengajak peserta muballighoh lain, “Mari kita tolak Miss World! Jangan biarkan merajalela! Mari satukan langkah untuk menolak Miss World yang dampaknya sangat mengkhawatirkan, ajaknya. Akan tetapi langkah ini tidaklah cukup, butuh adanya khilafah yang akan menjaga dan memuliakan kaum perempuan.
Ustadzah Ipit Supriyati, Pimpinan Majelis Taklim Nurul Taqwa Leuwiliang juga tidak mau ketinggalan. Beliau menyatakan, “Saya menolak dan batalkan Miss World, karena bertentangan dengan syariat Allah yang berkuasa atas langit dan bumi! “Mari kita sampaikan kepada orang nomor satu di Bogor. Hal ini akan menyebar luas di seluruh dunia. Betapa malunya kita, jika Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim, menjadi penyelenggara acara tersebut. Bagaimana pertanggungjawaban kita di hadapan Allah kelak, jika kita membiarkan?!” serunya.
Para muballighoh yang hadir dalam acara ini sepakat menolak dan mereka bersedia untuk berjuang agar kontes ini dibatalkan. Mereka juga menandatangani pernyataan sikap penolakan penyelenggaraan kontes Miss World ini. Lebih jauh lagi para muballighoh ini siap untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyyah ‘ala minhajinnubuwwah bersama Hizbut Tahrir. Allahu Akbar!