Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Muallim menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah menerima ide atau solusi apapun yang datangnya dari luar negeri. Ia menekankan bahwa Suriah akan pergi ke “Geneva 2” untuk membentuk pemerintah kemitraan nasional. Muallim mengatakan bahwa “Siapa saja yang sedang menunggu untuk Suriah dan ingin mendirikan negara Khilafah Islam, maka mereka tidak akan berhenti hanya di perbatasan Suriah. Sementara apa yang kami lakukan adalah untuk membela Lebanon, Yordania dan Irak.” (Rusia Today, edisi tanggal 25/6/2013).
*** *** ***
Di saat Hassan Nasrullah di Lebanon berbohong dengan mengklaim bahwa ia tengah berjuang melawan kelompok yang suka mengkafirkan kelompok lain (takfîr), serta menghubungkan mereka dengan proyek Zionis-Amerika. Namun, kebohongan dan kemunafikannya justru dibongkar sendiri oleh sekutu-sekutunya di Damaskus, melalui pengakuan Muallim bahwa proyek revolusi di Syam adalah proyek umat Islam yang membuat merinding imperialis, yaitu proyek besar Khilafah, dimana kabar gembira akan tegaknya kembali Khilafah telah disampaikan oleh Rasulullah SAW, yaitu Khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwah, seperti Khilafah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali Abu al-Hasan dan al-Husein, semoga Allah meridhai mereka semua. Khilafah adalah proyek rabbani, dimana Allah yang menjamin akan menolong dan menguatkannya, sebaliknya ditakuti oleh kekuatan jahat global dan para boneka mereka, para penguasa pengkhianat, yang dipimpin oleh rezim sektarian di Iran dan sekutunya di Suriah, serta para pengikut mereka di Lebanon.
Bagaimana mereka tidak takut, sedang Khilafah yang akan mencabut akar kekuasaan diktator, dan yang akan menghancurkannya, kemudian di atas reruntuhannya akan dibangun sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia, yaitu sistem ilahi yang akan mewujudkan keadilan dan menyebarkan ketenangan bagi mereka yang tinggal di bumi, hingga Allah mewariskan bumi dan seisinya.
Inilah tujuan revolusi Syam yang diberkati, yang membuat para politisi Barat dan para pengikutnya bertindak ngawur dengan tindakan dan perkataannya untuk memperlihatkan aib, kebohongan dan penyesatannya.
Sungguh, pernyataan Muallim berisi sinyal peringatan kepada Barat akan keseriusan proyek revolusi di Syam, meskipun Barat, para antek dan para pengikutnya mengetahui jalannya revolusi, serta tekad kuat mereka untuk memalingkan dan menyesatkannya, tetapi Muallim mengingatkan mereka tentang keseriusan situasinya, bahwa rezim sekulernya tengah menghadapi proyek Islam atas nama pasukan kafir dan para pengikutnya dari para penguasa kawasan Timur Tengah, dimana jatuhnya berarti jatuhnya rezim-rezim penguasa di semua bagian dunia Islam, sama persis seperti batu domino yang jatuh satu per satu.
Apakah sesudah semua ini masih ada keraguan bahwa revolusi Syam adalah revolusi umat Islam!
Adapun misinya untuk oposisi yang berkeliaran di luar negeri tentang “Geneva 2”, maka ia sadar betul bahwa oposisi itu hanyalah oposisi di atas kertas, yang tidak memiliki nilai arti sedikitpun, dan oposisi itu jatuh dalam lingkaran kendali internasional, yang tidak akan keluar sedikit pun, artinya ia akan menerima apapun yang didiktekan oleh kekuatan-kekuatan internasional, terutama Amerika. Dimana ia menilai “Geneva 2” sebagai kepentingan bersama antara rezimnya dan oposisi boneka untuk berbagi kue, dan menerima apapun yang dipaksakan oleh kehendak internasional. Inilah yang disebut dengan kemitraan nasional, yakni kemitraan antara pembunuh dan para pencuri yang menunggangi revolusi.
Sesungguhnya proyek Khilafah tidak akan berhenti di Suriah, Lebanon, Irak dan Yordania, namun juga akan mencapai Indonesia di Timur, hingga ke Maroko di Barat, untuk membentuk kekuatan terbesar bagi kebaikan di muka bumi, sehingga apapun upaya Muallim, presidennya, para penguasa kawasan Timur Tengah dan tuan-tuan mereka, kaum kafir Barat, maka semuanya tidak akan ada gunanya. Sementara Khilafah akan tegak di muka bumi. Sebab Allah penolong kami, dan kepada-Nya kami berserah diri. [Abu Basil].
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 27/6/2013.
Janji Allah pasti terwujud