Negosiasi yang tidak kenal lelah selama berbulan-bulan dan rahasia yang melibatkan Islamabad dan Washington telah menghasilkan peta jalan yang rinci untuk mengarahkan negosiasi dengan Taliban yang akan dimulai dengan dibebaskannya lima tahanan Afghanistan dari Teluk Guantanamo dan dikembalikannya tentara AS yang ditangkap dan masih ditahan oleh Taliban hingga saat ini, Bowe Bergdahl.
Sedangkan pembukaan kantor Taliban di Doha, Qatar, telah menjadi berita utama di seluruh dunia, dengan wawancara luas dengan sumber-sumber diplomatik, militer dan asing kantor luar negeri yang mengungkapkan bahwa kantor ini hanyalah salah satu dari banyak elemen dari suatu proses yang kompleks, yang tujuan utamanya adalah bahwa semua pemegang kepentingan di Afghanistan agar berbagi kekuasaan melalui proses pemilu yang inklusif di bawah konstitusi Afghanistan yang kemungkinan juga akan diubah.
“Perjalanan dimulai sekarang dan jika semuanya berjalan dengan baik hal ini akan mengakhiri keluarnya pasukan tempur Amerika dan diselenggarakannya pemilu di Afghanistan yang menyertakan semua orang,” kata sumber diplomatik yang telah terlibat dalam proses ini. Unsur-unsur lain dari proses ini adalah rekonsiliasi lengkap dengan Taliban yang dipimpin oleh Mullah Mohammed Omar, dilakukannya dialog berbagai tingkat antara Taliban dan kelompok-kelompok non-Pashtun, kesepakatan atas kerangka konstitusional untuk memerintah Afghanistan setelah pasukan AS keluar dengan aman dan bebas dari negeri Afghanistan, dihentikannya secara bertahan operasi kinetik dan krusial, dengan tidak mengikutsertakan Hamid Karzai dalam politik jika dia mencoba menggagalkan upaya perdamaian. Ada sedikit keraguan dalam benak banyak orang bahwa jalan ini “licin dan tanpa jaminan keberhasilan”.
Namun, keselarasan yang hampir lengkap dan persamaan yang yang langka antara pemerintah AS dan para pembuat kebijakan Pakistan yang dicapai melalui perundingan yang kuat dan tidak diliput media telah menciptakan ruang keberhasilan, kata sumber. “Ada beberapa hubungan langsung antara Pakistan dan John Kerry, Menlu AS, yang bekerja di bawah arahan yang jelas dari Presiden Obama,” kata salah satu juru runding top Pakistan (Sumber: The Express Tribune).
BETAPA BURUKNYA PERILAKU US TERHADAP PAKISTAN. SAYANG, PAKISTAN BELUM MENEMUKAN TITIK KAPOKNYA. ABAIKAN PERINGATAN AL QUR’AN. MEREKA MENJADIKAN SUMPAH MEREKA SEBAGAI TAMENG PERSELINGKUHAN DIBALIK KESEPAKATAN.