Dr Mohamed ElBaradei, Koordinator Umum Front Penyelamat Nasional, menuntut Presiden Muhammad Mursi untuk mengundurkan diri dari jabatannya hingga “Mesir memulai kehidupan demokrasi dan keadilan sosial yang baru”, katanya.
ElBaradei, dalam pidatonya di depan konferensi “Mâ Ba’da ar-Rahîl, Apa Setelah Lengser” menuduh Jamaah Ikhwanul Muslimin menyeret Mesir mundur ke Abad Pertengahan. Ia menegaskan bahwa rezim yang berkuasa sekarang telah membuktikan ketidakmampuannya untuk mengelola urusan negara.
Ia mengatakan: “Kami berharap ada rezim yang akan memulai konstitusi demokratis yang baru untuk merealisasikan kesetaraan, dan komisi rekonsiliasi nasional.”
ElBaradei menyerukan perlunya rezim yang “tegak berdasarkan pada pemilihan umum yang bebas dan adil di bawah pengawasan internasional dan lokal, serta UU Pemilu baru yang mewakili rakyat dan semua sekte. ElBaradei menutup pidatonya, dengan mengirim pesan kepada presiden: “Saya menuntut Mursi dan Ikhwanul Muslimin agar merespon seruan yang akan dimulai di Mesir. Sehingga demi Mesir hendaklah ia mengundurkan diri dan meninggalkan lapangan.” (www.almasryalyoum.com).
*** *** ***
Boneka istimewa Amerika ini, dan kelompok sekulernya sama sekali tidak ingin mencium bau atau aroma Islam di negeri ini!
Mereka ini dengan semua keangkuhannya terus melakukan kontak dengan duta besar asing dan para utusan internasional, serta mengadakan berbagai pertemuan konspirasi dengan musuh umat. Dengan begitu, seharusnya yang pertama dilakukan Presiden Mursi ketika menduduki kekuasaan adalah memusnahkan mereka dan menggusur pihak-pihak yang berada di belakangnya.
Beberapa orang mengatakan bahwa pernyataan ini tidak dapat dilaksanakan. Kami katakan: “Ya, mengingat cara yang digunakan Mursi untuk meraih kekuasaan mencegah hal itu. Sebab jika itu dilakukan, maka ia melanggar konstitusinya, yang menetapkan keharusan adanya pertukaran kekuasaan dan menghormati pendapat orang lain, bahkan sekalipun itu adalah konspirasi.”
Demokrasi yang tegah mereka usahakan inilah yang membuka pintu bagi orang-orang seperti ini, yaitu orang-orang yang berani melecehkan dan merendahkan kehendak rakyat, bahkan menertawakan demokrasinya sendiri. Presiden mereka, Mursi itupun jadi karena pilihan mereka, juga konstitusi sekuler barunya itu dirancang dengan sepengetahuan dan dengan persetujuan mereka.
Adapun berbagai aksi protes terkait situasi ekonomi, maka kalau mereka yang menduduki kekuasaan sekalipun, situasi perekonomian tidak akan lebih baik. Lihatlah Mursi ini, ia meminjam dari Bank Dunia, bertransaksi bursa, membuka pintu untuk investasi Barat, dan membuka Mesir untuk semua pariwisata yang tidak bermoral. Lalu apa yang akan mereka lakukan di atas semua ini?!
Pertanyaan, jika kami ingin menjawabnya, akan kami katakan: “Kehancuran bagi demokrasi ini. Dan ini seburuk-buruk lontaran tuntutan yang menganggap pemerintahan Mesir sebagai kue yang dibagi di antara mereka dengan mengalahkan rakyat yang menang.”
Seandainya mereka berhasil melengserkan Mursi dari kekuasaan. Dan mereka kembali memilih Hamadain atau Amr Musa, kemudian setelah satu tahun Ikhwanul Muslimin turun melakukan aksi sejuta massa untuk menuntut lengsernya presiden baru, sehingga situasi lemah semakin parah dan umat semakin mundur akibat pertempuran kursi, dimana tidak akan duduk di atasnya selain pelayan Amerika dan Barat, selama konstitusi adalah itu itu saja.
Ini adalah situasi orang yang ingin menyenangkan manusia dengan murka Allah. Dari Aisyah semoga Allah meridlainya berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa saja yang mencari ridla manusia dengan murka Allah, maka Allah murka padanya dan manusia juga murka padanya; dan siapa saja yang mencari ridla Allah dengan murka manusia, maka Allah ridla padanya dan manusia juga ridla padanya.” (HR. al-Tirmidzi).
Jadi, yang diperlukan adalah mengubah sepenuhnya Konstitusi ini, dan mengangkat pemimpin umat orang yang shalih, yang mampu menghadapi semua tantangan ini berdasarkan Konstitusi Qurani yang sempurna, bukan tambal sulam demokrasi yang busuk. [Saiful Hak Abu Firas]
Sumber: hizb-ut-tahri.info, 29/6/2013.
persis yang terjadi di negeri2 Islam. presiden datang silih berganti, semuanya hanya boneka pelayan Amerika-Eropa, penjaga pemelihara sistem Sekuler Kapitalisme. Rakyat hanya bermimpi dan berharap, presiden yg baru bisa membawa kebaikan dan kesejahteraan. Tapi itu hanya terus menjadi mimpi, dlm sistem demokrasi !