300 Mubalighoh Jawa Timur Tolak Miss World
HTI Press. Penolakan terhadap ajang penyelenggaraan Miss World bergulir dari penjuru daerah. Kali ini datang dari para mubalighoh asal Jawa Timur. Mereka menghadiri acara Mudzakarah Mubalighoh “Stop Miss World, Ajang Eksploitasi Perempuan” yang digelar DPD Muslimah Hizbut Tahrir Jawa Timur di Asrama Haji Surabaya, Minggu, 30 Juni 2013.
Sebanyak 300 mubalighoh menyampaikan dukungannya untuk menggagalkan kontes kecantikan ratu sejagad diadakan di Indonesia, September 2013 mendatang. Mereka menyatakannya dengan menandatangani pernyataan sikap. Sebelumnya, 2 pembicara dari Dewan Pimpinan Pusat MHTI, Ustadzah Asma Amnina dan Lajnah Khusus Muballighot DPD Jatim, Ustadzah Rif’ah Kholidah terlebih dulu menyampaikan pemaparannya.
Asma Amnina dalam materinya menjelaskan tentang 7 alasan menolak Miss World. Yaitu :
1. Alasan ideologis : apapun namanya kontes kecantikan semacam ini hanya mencari perempan tercantik fisiknya untuk sudah dieksploitasi. Tubuh para perempuan dijadikan barang dagangan di atas panggung, catwalk, majalah, koran dan televisi.
2. Duta Konsep 3 B (brain, beauty, behaviour) : konsep ini adalah dusta. Sebab, tidak mungkin menilai ketiganya hanya dalam kontes yang dilaksanakan beberapa hari. Yang dinilai hanya konsep kecantikan saja.
3. Kampanye liberalisasi budaya : posisi Indonesia sebagai negeri muslim terbesar menjadi kiblat dunia Islam. Penerimaan Indonesia atas Miss World akan meneguhkan opini bahwa Islam tidak mempermasalahkan eksistensi perempuan melalui kontes kecantikan. Ini akan menjadi model bagi negeri muslim lainnya agar lebih toleran dan terbuka terhadap ‘kemajuan’ kaum perempuan sehingga Indonesia akan menjadi kiblat liberalisme budaya.
4. Motif ekonomi : Populasi 235 juta penduduk negeri ini adalah market menggiurkan bagi penjualan berbagai komoditi.
5. Tidak ada manfaat bagi Indonesia : manfaat yang menyebutkan meningkatkan pariwisata hanyalah alasan konyol dan mengada-ada. Serta tidak menunjukkan ketidakmampuan negara untuk mengelola negara dengan kaidah yang bersendikan moralitas bangsa yang mulia dan cerdas.
6. Ajang arus penyesatan : pihak penyelenggara sedang melakukan kampanye penyesatan dengan mengaburkan opini seolah-olah kontes ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Bahkan, mereka melakukan roadshow ke berbagai kalangan. Hasilnya, pesantren besar PP Al Yasini di Wonorejo, Pasuruan mendukung setelah dikunjungi penyelenggara.
7. Membawa negara tunduk pada korporasi : jika kontes ini tetap digelar maka menunjukkan bahwa pemerintah tunduk di bawah pengaruh pemilik korporasi, tidak melindungi rakyatnya dari bahaya liberalisme budaya.
Rif’ah Kholidah sebagai pembicara kedua memaparkan bagaimana Islam memandang perempuan. Allah memberikan kewajiban yang sama kepada laki-laki dan perempuan, tetapi diberikan pengaturan yang berbeda. Dalam pandangan Islam, derajat kemuliaan manusia ditentukan dari ketaqwaannya.
Perempuan mulia adalah berkepribadian Islam. Dia terus mengembangkan dirinya agar tsaqofah Islamnya semakin bertambah dan memperkuat cintanya dengan aturan Islam dan menginginkan surga dan ridha Allah.
Perempuan mulia adalah muslimah tekun beribadah, terus mengkaji Islam, berdakwah, memperjuangkan tegaknya penerapan Islam kaaffah, menjalankan peran keibuan dengan semangat dan penuh tanggung jawab. Berusaha menjadi teladan dan memberikan pendidikan Islami bagi buah hatinya. Melindungi anak dari berbagai bahaya, baik bahaya fisik maupun bahaya racun pemikiran kufur.
“Kemuliaan dan kehormatan perempuan akan terjaga dengan adanya perisai yang melindunginya, yakni Khilafah Islamiyah,” kata Rif’ah.
Pemaparan ini memancing respon dari para mubalighoh. Mereka dengan tegas mendukung bahkan siap untuk berkontribusi. “Perlu adanya pendekatan ke anggota dewan yang perempuan. Saya siap datang dan memberikan kontribusi untuk menolak Miss World,” kata Suliyati, Mubalighoh dari Trenggalek.
Hj. Isabella dari Gresik pun tak kalah semangat. Mantan atlet sepak bola nasional ini pun bertanya cara yang harus dilakukan agar Miss World benar-benar gagal. Bahkan Bu Sri Hayah dari Tulugangung bersedia mensosialisasikan ke masyarakat untuk bersama-sama menolak Miss World. Peserta pun mendukung langkah konkrit yang akan diambil Muslimah HTI untuk menolak Miss World.
Dukungan mubalighoh kemudian dituangkan di dalam pernyataan sikap penolakan Miss World. Rencananya, bukti inilah yang akan dibawa MHTI ke DPR-RI beserta dengan dukungan dari berbagai daerah di nusantara. Acara pun semakin khidmat dengan hadirnya doa dari Pemangku Pondok Pesantren Putri Al Mubarok, Krembanganm Taman Sidoarjo, Nyai Hajah Mas Ulwiyah Alwi. Dalam doanya, Nyai Mas Ulwiyah memohon tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah yang akan melindungi kaum muslimin.