HTI Babel Adakan Reuni Peserta MK

HTI Press, Pangkalpinang. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bangka Belitung (Babel), kembali mengundang para tokoh dan peserta yang hadir pada Muktamar Khilafah (MK) Babel, acara yang bertajuk “ Kokohkan Perjuangan Penegakan Syariah dan Khilafah“ ini dilaksanakan di Edotel Pangkalpinang, Minggu (7/7).

Opening Speech yang disampaikan Humas HTI Babel, Fahrudin Halim mengatakan, acara ini diselenggarakan untuk mengokohkan kebersamaan dalam penerapan Syariah dan penegakan Khilafah.

“ Kami mengundang peserta dalam acara ini, agar dapat memperkokoh kebersamaan kita dalam memperjuangkan penerapan Syariah dan penegakan Khilafah,” kata Fahrudin.

Dengan dilaksanakan MK beberapa waktu lalu kata Fahrudin, telah menunjukkan keinginan umat yang semakin tidak terbendung agar Syariah dan Khilafah segera diterapkan. Kemudian umat semakin sadar pentingnya penerapan Syariah dan Khilafah.

Di samping itu lanjut Fahrudin, dengan terselenggaranya MK tersebut, semakin menumbuhkan kesadaran umat terhadap HTI yang selalu konsen terhadap penerapan Syariah dan Khilafah serta tumbuhnya kepercayaan umat kepada HTI.

“Dengan terlaksananya MK beberapa waktu lalu, ada beberapa poin penting yang dapat kita simpul di antaranya, menunjukkan keinginan umat diterapkannya Syariah dan Khilafah semakin besar, kepercayaan umat kepada HTI semakin meningkat serta menambah kepercayaan diri internal HTI untuk menyelenggarakan even-even yang lebih besar,” tukas Fahrudin.

Dalam acara ini ada beberapa tokoh menyampaikan testimoni mengenai perjuangan HTI di Babel, mereka adalah, Abdul Latif Somad Pengurus PBNU Babel, Huzaifah Pembinan Majelis Taklim Kabupaten Bangka Tengah dan Bang Faizal Anggota MUI Bangka Barat.

Pada kesempatan ini Abdul Latif Somad mengharapkan,  semangat MK untuk terus berlanjut dan umat islam di Babel agar ikut  bersama-sama HTI untuk memperjuangkan penerapan Syariah dan Khilafah.

“Kami bersukur HTI Babel dapat merangkul kaum muda dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan penerapan Syariah dan Khilafah,” kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, umat islam adalah umat yang terbaik dan di Indonesia jumlah umat Islam lebih dari 88 persen, sehingga sudah saatnya umat Islam di Indonesia menjadi “tuan rumah” di negerinya sendiri  dan bukan dipimpin dengan sistem yang bukan dari Islam.

“Sudah saatnya umat terbaik ini menjadi pemimpin dan bukan menjadi pemimpin yang menggunakan sistem yang bukan islam, “ ujarnya.

Sedangkan Huzaifah menyebutkan, dirinya merasa bersyukur bertemu dengan HTI, karena selama ini dirinya mengetahui bahwa islam sudah terpuruk namun tidak tahu bagaimana untuk mengembalikan islam untuk kembali berjaya di muka bumi.

“Kami sedangkan belajar di pesantren sudah mengetahui bahwa islam saat ini sudah terpuruk namun kami tidak tahu harus bagaimana untuk memperjuangkan hukum islam ini untuk kembali diterapkan, setelah saya ketemu dengan HTI saya baru tersadar bahwa melalui metode yang ditawarkan oleh HTI inilah yang bisa mengembalikan penerapan Syariah dan Khilafah,” ujar Huzaifah sambil terisak menahan tangis haru.

Sementara, Bang Faizal menyebutkan, bahwa dengan sistem demokrasi saat ini sudah terbukti tidak dapat menyejahterakan masyarakat. Meskipun pemimpin negeri ini seorang Ustadz maka tidak akan memberikan yang terbaik.

“ Sebaik apapun pemimpin yang ada saat ini tidak akan memberikan yang lebih baik apabila masih menganut sistem kufur,” tegasnya.

Meskipun ada yang menyebutkan NKRI harga mati kata Bang Faizal, bukan berarti NKRI tidak bisa menjadi bagian dari Khilafah. Bagaimanapun itu lanjut Bang Faizal, bahwa sejarah sudah membuktikannya seperti di Babel  pada zaman Kesultanan  saat terjadinya peperangan dengan penjajahan, tentara kesultanan dibantu oleh tentara yang didatangkan dari Turki Usmani, ini membuktikan bahwa Babel dulunya merupakan bagian dari Khilafah.

“ Tidak ada jalan lain menyelamatkan dunia ini selain dengan syariat Islam, apabila ada yang mengatakan Syariah dan Khilafah di Indonesia tidak ada landasan, omongan tersebut merupakan bohong besar. Karena sejarah yang menyatakan Indonesia bagian dari Khilafah banyak yang dihapus oleh penjajah Belanda hanya ditinggalkan sejarah bisnis rempah-rempah di Indonesia,” pungkasnya.

Dalam acara ini juga diadakan sesi tanya jawab dan ditutup oleh Ketua DPD I HTI Babel, Sofyan Rudianto.[] Mahful

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*