Sebagaimana yang diberitakan BBC online (8/7), kementerian Kesehatan Mesir mengatakan setidaknya 42 orang meninggal dunia dan 400 lainnya luka-luka dalam bentrok antara aparat keamanan dan pendukung Presiden Mohammed Morsi yang digulingkan.
Para demonstran mengatakan polisi dan tentara mengeluarkan tembakan tanpa peringatan setelah menyerbu lokasi unjuk rasa, di depan barak militer di ibukota Kairo.
Penembakan terjadi ketika para pengunjuk rasa sedang salat Subuh.
Seperti biasa, militer Mesir yang tunduk kepada Amerika Serikat, mengalihkan persoalan dengan menyatakan teroris bersenjata mencoba menyerang barak, menewaskan satu orang tentara.
Dalam keterangan pers, Ikhwanul Muslimin mengatakan tentara melakukan pembantaian dan menyerukan rakyat untuk melancarkan perlawanan terhadap militer.
Kebrutalan militer Mesir terhadap gerakan Islam bukanlah pertama kali ini saja. Sejak menguasai Mesir dan melayani kepentingan Amerika di negara itu, gerakan-gerakan Islam telah menjadi target pemberangusan. Banyak tokoh gerakan Islam yang dibunuh, dipenjara , disiksa dengan semena-mena. Kekejaman militer ini berlangsung dibawah restu Amerika. (mediaumat.com, 9/7)