Pemimpin Ikhwanul Muslimin, dan mantan anggota parlemen Muhammad al-Baltaji mengatakan bahwa Barat adalah “pecundang terbesar” dari penggulingan mantan Presiden Muhammad Mursi, melalui keputusan dari Angkatan Bersenjata Mesir. Baltaji menambahkan dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Ahad (7/7), bahwa “terjadi eskalasi kemarahan umat Islam terhadap negara-negara Barat, sebab Barat tidak memberi sanksi kepada militer Mesir atas tindakannya yang menggulingkan Presiden Muhammad Mursi.” Bahkan ia memperingatkan akan terjadinya eskalasi kekerasan kembali di kawasan Timur Tengah karena apa yang ia sebut “keputusasaan kelompok Islamis terhadap proses demokrasi ”. Ia menambahkan: “Ikhwanul Muslimin belum dan tidak akan pernah menggunakan kekerasan. Namun penggulingan Mursi akan membenarkan kekuatan kelompok Islamis yang lain untuk menggunakan kekerasan, dimana bahan bakarnya adalah kemarahan para pemuda militan yang ingin membalas dendam atas kegagalan eksperimen demokrasi.” Ia menegaskan bahwa kekuatan Barat akan membayar mahal karena tidak berpihak kepada Mursi. Bahkan Baltaji menyebut sikap Amerika Serikat dan Uni Eropa sebagai “dukungan terhadap perbudakan dan penindasan.” Sebab sikap diam keduanya atas penggulingan Mursi sama artinya dengan “menerima hukum rimba dan menerapkannya di Mesir”. Ia menyatakan bahwa kelompoknya “akan tetap di jalanan sampai kepemimpinan diserahkan kembali kepada Mursi. Meski dada telanjang, namun lebih kuat daripada peluru.”
*** *** ***
Tidak ada keraguan bahwa banyak pemimpin sejumlah kelompok Islamis yang masih bertaruh pada Barat dan demokrasinya. Sehingga dengan demikian, mereka menjadi sangat jauh dari Islam, dari memahami akidah Islam dan hukum-hukumnya. Ada hal-hal yang sifatnya akidah jika seorang Muslim melakukannya dengan menyalahi perintah Tuhannya, maka Allah akan memperlihatkan keburukan perbuatannya di dunia sebelum di akhirat. Allah SWT berfirman:
)أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَا تَعْمَلُونَ(
“Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2] : 85).
Ada dua balasan bagi siapa saja yang beriman terhadap hukum-hukum tentang ibadah, namun ia mengingkari hukum-hukum tentang muamalah, pemerintahan dan ekonomi. Pertama: kenistaan dalam kehidupan dunia. Adakah kenistaan yang lebih besar dari kenistaan Mursi ini, dimana ia beriman pada kewajiban shalat dan puasa, sementara di saat yang sama ia bersumpah untuk mempertahankan sistem republik sekuler; ia diserukan untuk membantu kaum Muslim di Syam dan di Jalur Gaza, namun ia tidak meresponnya; dan ia juga mengabaikan hukum-hukum Allah, Tuhan semesta alam. Sungguh ini menjadi kenistaan baginya di dunia sebelum di akhirat. Kedua, azab Allah bagi mereka yang melakukannya di hari kiamat. Sungguh hal-hal akidah ini dilupakan oleh para pemimpin dan ahli teori dari kelompok-kelompok tersebut. Ini dari aspek akidah.
Adapun aspek amaliah (praktik) terkait penerapan hukum, maka Allah telah menetapkan satu jalan untuk sapai pada pemerintahan dan penerapan Islam. Allah SWT berfirman:
)وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(
“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia Memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’âm [6] : 153).
Ketika Rasulullah saw ditawari kekuasaan dengan jalan yang tidak sesuai syariah, maka beliau bersabda: “Demi Allah, wahai paman! Sekiranya mereka menaruh matahari di tangan kananku dan bulan di sebelah kiriku, dengan syarat aku harus meninggalkan urusan (agama Islam) ini, niscaya aku tidak akan meninggalkannya, sampai Allah memenangkannya, atau aku binasa dalam mempertahankannya.”
Akan tetapi mereka telah meninggalkan jalan Tuhan mereka, dan sebaliknya mereka mengikuti jalan-jalan Barat sejengkal demi sejengal, dan sehasta demi sehasta. Bahkan mereka menjadikan demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang melebihi sistem pemerintahan yang diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Sehingga menjadi keniscayaan bagi Allah untuk tidak menolong orang yang juga tidak menolong agama-Nya, meskipun ia shalat, puasa dan menyatakan diri sebagai seorang Muslim.
Dalam hal ini, mengapa mereka tidak mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada saudara-saudara mereka di FIS, di Aljazair pada awal tahun sembilan puluhan abad yang lalu, ketika mereka berpikir bahwa sampainya mereka pada kekuasaan melalui permainan demokrasi akan mengokohkan kekuasaannya, namun militer yang loyal pada Barat dan mereka yang mematuhi setiap perintahnya, segera berbalik menunjukkan kebohongan demokrasi. Kemudian mereka menggulingkan FIS, melakukan pembantaian, penyiksaan dan pengusiran terhadap jutaan orang, dimana semua itu dilakukan untuk menjaga kepentingan Barat dan penjajahannya terhadap negeri-negeri kaum Muslim. Dan itu pula yang dilakukan militer Mesir yang loyal pada Barat, mereka telah berbalik melawan boneka Barat juga, sebab tujuan yang karenanya ia buat telah habis.
Untuk itu, kami menyerukan kepada saudara-saudara kami di kelompok-kelompok Islamis agar membuang demokrasi dan sekulerisme, serta menyerukan kepada mereka untuk tidak menerima kecuali Khilafah ala minhajin nubuwah dengan nushrah (dukungan) dari ahlul quwah (pemilik kekuatan), guna mengembalikan sejarah perjalanan kaum Muslim yang pertama sebagai umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia.
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 10/7/2013.