Empat Bahan Pangan Dengan Lonjakan Harga Tertinggi Versi Pemerintah
(metrotvnews.com, 10/07/2013)
Komentar berita:
Inilah efek domino penaikan harga BBM. Terlebih di awal Ramadhan dan nanti menjelang Lebaran. Harga pangan makin liar jelas terjadi. Mahalnya harga pangan, takkan lagi sebatas akibat yang terikut dari harga BBM saja. Bukan tidak mungkin, sudah ada campur tangan politis hingga ada permainan pasar. Akibatnya, harga menggila.
Masih segar dalam ingatan, saat setahun lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Kenegaraan menyambut HUT ke-67 Proklamasi Kemerdekaan, 16 Agustus 2012, menyatakan bahwa era pangan murah telah berakhir. Bahkan tingginya harga pangan akibat krisis ekonomi, diproyeksikan akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.
Di tengah penderitaan para petani, nelayan, dan masyarakat banyak yang mengalami kesulitan akses pangan karena harga tinggi, di pihak lain, para kapitalis pemilik perusahaan transnasional dan para spekulan justru diuntungkan. Penguasaan mereka terhadap seluruh rantai pangan dari hulu hingga ke hilir, telah menyebabkan kebijakan dan harga pangan sangat tergantung kepada mereka. Mereka para kapitalis melalui kekuatan ekonominya memaksa negara-negara lemah untuk menerapkan liberalisasi ekonomi, sehingga mereka bisa masuk ke seluruh lini kehidupan masyarakat dan menguasai di dalamnya termasuk pangan. Inilah ketidakadilan ekonomi yang diciptakan oleh sistem kapitalisme yang saat ini dipaksakan untuk diadopsi oleh negara-negara dunia. Ketidakadilan sistem ini juga diakibatkan karena menjadikan ‘hanya’ harga sebagai alat distribusi pangan.
Lihatlah, makin nyata dampak sistem kapitalisme. Di mana konsep ekonomi diserahkan pada kepentingan pasar. Akibatnya, saat diterapkan, siapapun berhak bermain harga. Satu-satunya solusi dari pemerintah untuk menekan harga pun dengan impor. Padahal, impor bukan solusi dalam fenomena ini. Impor saat ini hanya akan makin mematikan potensi sumberdaya pangan dan pertanian di dalam negeri.
Oleh karenanya, kekacauan ini hanya bisa diatasi oleh sistem Islam. Islam memandang bahwa pangan adalah kebutuhan vital manusia dalam rangka menjalankan misi hidup yang diamanahkan Allah padanya. Yaitu untuk beribadah dan menyebarkan kebaikan dan rahmat Islam ke seluruh dunia. Karena itulah, Islam menjauhkan pangan dari komodifikasi dan intrik-intrik bisnis. Sehingga negara sebagai institusi tertinggi yang ditetapkan Islam sebagai pe-ri’ayah (pengurus) seluruh kebutuhan masyarakat wajib menyediakan pangan secara cukup dengan kualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup yang harus dijalani manusia tersebut dalam menjalankan misinya. Disinilah negara harus menjamin ketahanan dan keamanan pangan bagi warganya.
Berkaitan dengan hal ini, Islam menetapkan dua mekanisme. Ada mekanisme harga, yaitu bagi masyarakat yang memiliki daya beli. Mekanisme ini terjadi di pasar-pasar dalam negara Islam. Tapi ada mekanisme kedua yaitu mekanisme non harga, yang berlaku bagi masyarakat yang tidak punya kemampuan membeli. Bagi mereka, negara tidak boleh menetapkan harga justru mereka diberi secara gratis sampai mereka punya kemampuan untuk membeli.
Jika sistem Islam mampu mengungguli sistem kapitalisme, bagi orang-orang yang berakal, masihkah akan mempertahankan sistem yang rusak dan tidak adil ini? Saatnya kembali pada Islam, terapkan Syariahnya, tegakkan negaranya yaitu Khilafah Islamiyyah. [nin]