Audiensi Muslimah HTI DPD II Klaten ke Majelis Tafsir Qur’an Klaten

HTI Press. Seiring gencarnya promosi ajang kontes kecantikan dunia yang berlabel “Miss World” di berbagai media cetak maupun eletronik. Tidak  ketinggalan pula berbagai penolakan atas hadirnya kontes pun bermunculan, karena ajang tersebut merupakan perusakan generasi muda. Maka  MHTI DPD II Klaten mengadakan kunjungan ke berbagai ormas, salah satunya ke Majelis Tafsir Qur’an (MTA) wilayah Klaten, selasa, 16 Juli 20013. Rombongan MHTI Klaten diterima hangat oleh perwakilan dari Ibu-ibu mubalighoh MTA Klaten, yaitu Ibu Siti Afifah selaku Istri Ketua Majelis Perempuan MTA Klaten, dan 9 pengurus MTA lainnya. Audiensi ini dilakukan sebagai salah satu bentuk respon atas ditunjuknya Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Miss world 2013.

Di sesi pertama MHTI di wakili oleh ustadzah Sri Wahyuni, selaku Koordinator Lajnah Khashshah lil Muballighah MHTI DPD II Klaten menyampaikan penolakan ajang kontes kecantikan dunia yang dikemas dalam Miss World. Ustadzah Sri Wahyuni mengungkapkan  beberapa alasan kenapa ajang miss world ini harus di tolak, pertama alasan ideologi dimana Islam mengharamkan segala bentuk acara yang merendahkan dan mengeksploitasi perempuan. Perempuan dijadikan bahan komoditi yang menghasilkan materi. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan alasan penolakan kedua, yaitu dusta atas konsep 3B yang menyatakan bahwa Brain (kecerdasan), Beauty (kecantikan), dan Behavior (kepribadian) hal itu hanyalah pemanis saja dan akan mengarah pada eksplotasi perempuan juga. Karena tidak mungkin dalam waktu hanya beberapa hari bisa menilai kecerdasan, kecantikan dan kepribadian. Jelas dalam ajang ini yang dinilai hanya 1 konsep saja, yakni kecantikan. Body body and body. Tubuh tubuh dan tubuh, tegas ustadzah Sri Wahyuni.

Bukan hanya masalah eksploitasi perempuan tetapi lebih dari itu, ajang ini dibuat untuk kampanye liberalisasi budaya. Dimana Indonesia yang mayoritas muslim sebagai “kiblat” dunia islam. Dimanfaatkan oleh barat untuk penyebaran ide liberalisasi yang menjauhkan dari nilai-nilai Islam. Ungkap ustadzah Sri Wahyuni. Beliau juga menegaskan penerimaan Indonesia atas miss world akan meneguhkan opini dunia bahwa Islam tidak mempermasalahkan eksistensi perempuan melalui ajang kecantikan dan hal ini dijadikan contoh di negeri-negeri muslim yang lain.

Di sesi terakhir pemaparannya, ustadzah Sri Wahyuni selaku Koordinator Lajnah Khashshah lil Muballighah MHTI DPD II Klaten mengajak semua kalangan termasuk MTA Klaten untuk bersama-sama dalam rangka menyelamatkan generasi dan aqidah umat. Maka dari itu, kita semua wajib menolak agenda Miss World dan agenda-agenda lain yang serupa yang dapat merendahkan dan mengeksploitasi perempuan. Disamping itu bersama-sama memahamkan umat bahwa hanya dengan kepemimpinan Islam perempuan khususnya, dan umat secara keseluruhan akan menggapai kemuliaan. Dan jika hal ini dibiarkan berarti sama dengan menghalalkan ahzab Allah menimpa negeri ini. Tambah Ustadzah Mufidah selaku Anggota Koordinator Lajnah Khashshah lil Muballighah MHTI DPD II Klaten.

Di akhir audiensi, Bu endang selaku pengurus MTA wilayah Klaten menyambut dengan antusias atas penolakan Miss World yang akan di adakan di Indonesia, mau dijadikan apa generasi selanjutnya jika hal ini berhasil digelar di Indonesia, tegasnya. Begitupun dengan Ibu-Ibu pengurus  lainnya menolak adanya Miss World karena ajang kontes ini melecehkan perempuan. Maka dari itu mari bersama-sama berjuang untuk menolak ajang kemaksiatan dan bina ummat untuk kembali dengan aturan Allah. Tegas Ustadzah Sri Wahyuni dengan  mengakhiri audiensi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*