Inggris Mendorong Intervensi Militer di Suriah Agar Menemukan Pijakan
Jenderal Sir David Richards, Kepala Staf Pertahanan Inggris yang secara resmi jabatannya berakhir pada Kamis (18/7), mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Inggris “The Sun” pada tangga 18/7 /2013 bahwa “Negaranya sedang mempersiapkan untuk memasuki perang baru di Suriah. Hal itu sebagai langkah mencegah kemungkinan senjata kimia jatuh ke tangan al-Qaeda.”
Ia berkata bahwa “Inggris harus bergerak apabila rezim Presiden Basyar al-Assad jatuh dalam kondisi kacau untuk melindungi simpanan gas saraf dalam jumlah besar dari cengkeraman para teroris.” Ia menambahkan bahwa “Inggris sedang menyusun rencana untuk operasi baru terbesar di Suriah, yang akan dipimpin oleh pasukan khusus setelah ancaman terorisme benar-benar telah menjadi lebih dominan dalam pandangan strategis kami.”
Perlu diketahui bahwa Eropa yang dipimpin oleh Inggris tidak akan mampu menerapkan kebijakan apapun tanpa persetujuan dari Amerika. Sebelumnya Inggris dan Prancis telah setuju untuk mempersenjatai oposisi Suriah, dan kemudian mereka menarik kembali ketika Amerika menolaknya. Mereka berbicara tentang intervensi militer di sana, tetapi mereka tidak mampu untuk melakukan itu jika Amerika tidak setuju, dan tidak mengizinkan keterlibatan mereka di Suriah. Namun mereka berusaha mendorong intervensi militer sampai mereka bisa mengintervensinya di samping Amerika untuk mendapatkan sesuatu di sana, atau agar mereka memiliki pijakan di Suriah, setelah mereka diusir oleh Amerika melalui rezim keluarga Assad sejak tahun 1971, dimana rezim ini telah memiliki hubungan yang erat dengan Amerika.
Sementara Amerika berusaha untuk menjauhkan Eropa dari urusan Suriah agar mereka tidak memiliki pijakan di sana. Untuk itu, Amerika saat ini memanfaatkan Rusia dalam masalah ini, seperti halnya dulu Amerika memanfaatkan Uni Soviet untuk menjauhkan Eropa dari Suriah dan memfokuskan pengaruhnya di Suriah. Oleh karena itu, Amerika tidak mengizinkan runtuhnya rezim di Suriah, dan Amerika mengatakan hal itu secara terbuka. Sungguh rezim ini sangat terikat dengan Amerika, juga pengaruh Amerika sangat kuat di negeri ini dan di wilayah sekitarnya. Sehingga Amerika berusaha untuk mempertahankannya dengan membuat para boneka di oposisi agar mereka menerima untuk pergi ke Jenewa 2 guna berdialog dengan rezim, serta membentuk sebuah pemerintahan dari kedua belah pihak. Tampaknya, sejauh ini yang mencegah semua itu adalah kesadaran para pejuang revolusi yang mukhlis terhadap rencana ini, dan penolakan mereka terhadap semua itu, serta penolakan terhadap eksistensi oposisi yang disiapkan untuk menerima rencana Amerika itu (kantor berita HT, 21/7/2013).