Audiensi MHTI DPD I HTI DIY ke Dinas Pariwisata Yogyakarta
HTI Press. “Saya sepakat sekali dengan pemikiran bahwa kita harus menolak Miss World yang menjadikan wanita diperlombakan kemolekannya” ujar Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Prof. Ichsanuri, di ruang kerjanya ketika menerima kunjungan delegasi MHTI DPD I HTI DIY pada hari senin, 22 Juli 2013.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari rangkaian agenda roadshow MHTI menyikapi akan diadakannya kontes Miss World di Indonesia. Enam orang delegasi MHTI yang dipimpim oleh Meti Astuti, SEI, didampingi Agung Dwi Sutrisno, ST (suami), diterima langsung oleh Ketua Dinas Pariwisata Prof. Ichsanuri di ruang kerjanya, didampingi Bidang Pariwisata Ibu Kuskasriani.
Meti Astuti menyampaikan maksud kunjungan ke dinas pariwisata karena pariwisata merupakan bagian yang erat kaitannya dengan ajang kontes Miss World. Diadakannya kontes Miss World di indonesia, salah satunya dikarenakan adanya dalih meningkatkan pariwisata dan citra bangsa di dunia internasional. Padahal menurut Meti “jika mau mempromosikan pariwisata kita hingga tingkat internasional, saya fikir kita bisa melakukannya dengan cara-cara yang cerdas tanpa menjatuhkan harga diri wanita-wanita kita dalam ajang kontes yang sebenarnya menjadikan wanita diperlombakan dari sisi kecantikan fisiknya”, ungkapnya. Hal ini disambut positif oleh kepala dinas pariwisata, yang saat ini sedang memperjuangkan program pariwisata syari’ah di indonesia mengingat Indonesia adalah negeri yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Lebih lanjut Meti menyampaikan alasan penolakan MHTI terhadap ajang kontes tersebut bukan semata soal bikini dan pamer aurat, akan tetapi ajang tersebut merupakan bentuk eksploitasi perempuan, dan itu tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam yang menjadi ajaran mayoritas penduduk Indonesia. “Adapun konsep 3B (Brain, Beauty, and Behavior) adalah konsep dusta untuk membungkus ajang tersebut supaya diterima oleh masyarakat.
Diakhir pertemuan kepala dinas pariwisata Prof. Ichsanuri menyampaikan kesediaannya menyambut seruan HTI yang mengusung perjuangan syari’ah dengan tanpa kekerasan. “Kalo perlu, saya di SMS tiap hari juga tidak apa-apa” kata beliau mengakhiri pertemuan.