Catatan Kritis Hari Anak 2013: “ Anak Indonesia Membutuhkan Tegaknya Khilafah Islamiyah”
Muslimah Hizbut Tahrir
Indonesia
Nomor: 57/PN/07/13 Jakarta, 23 Juli 2013/14 Ramadhan 1434 H
CATATAN KRITIS HARI ANAK 2013
“ ANAK INDONESIA MEMBUTUHKAN TEGAKNYA KHILAFAH ISLAMIYAH”
Tingginya angka kekerasan seksual pada anak dalam setahun terakhir menjadi kado buruk pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini. Hingga Juni Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 1800 kasus kekerasan psikis, fisik, dan kekerasan seksual terjadi pada anak Indonesia. Karenanya pemerintah menetapkan tema HAN tahun 2013 “Indonesia yang Ramah dan Peduli Anak Dimulai Dari Pengasuhan Dalam Keluarga” untuk mencanangkan rumah sebagai benteng yang melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan.
Demikianlah, sulitnya mengatasi tuntas kekerasan seksual terhadap anak ini telah menjadi perhatian para pemangku kepentingan pada peringatan HAN 20`13. Salah satunya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP&PA) Linda Gumelar menyebut dari 416 kabupaten dan 94 kota yang ada di Indonesia belum ada satu pun yang memiliki rancangan pembangunan yang menjamin perlindungan anak. Pencanangan Kota Layak Anak pun tak mudah untuk diwujudkan.
Sebagai kontribusi atas penyelesaian persoalan terkait perlindungan anak, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyampaikan kritik atas peringatan HAN 2013 sebagai berikut:
- Kekerasan pada anak adalah masalah sistemik. Kemiskinan, buruknya pola asuh dalam keluarga, rusaknya lingkungan masyarakat dan sekolah yang seringkali memunculkan kasus-kasus kekerasan adalah akibat penerapan sistem kapitalisme demokrasi. Sistem inilah yang menjadi pangkal diterapkannya sistem ekonomi yang melanggengkan kemiskinan. Kapitalisme Demokrasi ini juga melahirkan sistem sosial yang mengacaukan peran keluarga, menumbuh suburkan pergaulan bebas dan budaya porno.
- Memberikan hak anak untuk terlindungi dari kekerasan tak cukup dengan menyerahkan tanggung jawabnya pada pengasuhan keluarga. Juga tidak memadai dengan sekadar adanya Kota Layak Anak. Selayaknya kita tinggalkan sistem kapitalisme dan berpindah pada sistem yang memuliakan generasi, yang telah terbukti saat diterapkan membebaskan anak-anak dari kekerasan dan menghasilkan anak-anak berkualitas. Sistem itu adalah Islam.
- Islam menjaga suasana taqwa terus hidup di tengah masyarakat. Negara mengedukasi warganegara agar menjadikan taqwa sebagai pilar bagi pelaksanaan hukum-hukum Islam. Individu bertaqwa tidak akan melakukan kekerasan terhadap anak-anak. Masyarakat yang bertaqwa juga akan selalu mengontrol agar individu tidak melakukan pelanggaran.
- Islam mewajibkan negara menerapkan sistem ekonomi Islam dan mendistribusikan seluruh hasil kekayaan umum untuk kesejahteraan warganegara, baik untuk mencukupi kebutuhan pokok, kesehatan, maupun pendidikan. Dengan jaminan seperti ini, maka tekanan ekonomi yang menjadi salah satu faktor pemicu kekerasan terhadap anak dapat dihilangkan.
- Negara menjatuhkan hukuman tegas terhadap pelaku kekerasan anak. Pemerkosa dicambuk 100 kali bila belum menikah, dan dirajam bila sudah menikah. Penyodomi dibunuh. Pembunuh anak akan diqishas, yakni balas bunuh, atau membayar diyat sebanyak 100 ekor unta yang bila dikonversi saat ini senilai kurang lebih 2 milyar rupiah. Setiap anggota tubuh anak memiliki nilai diyat sama dengan orang dewasa. (Abdurrahman Al Maliki, 1990). Dengan hukuman seperti ini, setiap orang yang akan melakukan kekerasan terhadap anak akan berpikir beribu kali sebelum melakukan tindakan.
Hanya dengan penerapan sistem Islam secara kaffah dalam Negara khilafah Islamiyah lah kekerasan terhadap anak bisa diselesaikan secara tuntas. Anak-anak dapat tumbuh dengan aman, terpenuhi hak-haknya dan berkembang menjadi calon-calon pemimpin, calon-calon pejuang dan calon generasi terbaik. Yakinlah hanya dengan penerapan syariah secara kaffah kekerasan terhadap anak bisa diatasi dan hanya dalam sistem khilafah Islamiyah lah lahir generasi hebat sekaliber Ibnu Sina yang dikenal sebagai dokter, ilmuwan berbagai bidang di usianya yang masih 16 tahun. Sepanjang hayatnya menghasilkan 276 tulisan dan buku karenannya layak dijuluki as-Syaikh ar-Rais (syaikh/pakar tertinggi).
Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Iffah Ainur Rochmah
HP +628111131924
Email iffahrochmah@gmail.com