HTI Press, Bogor. HTI Kota Bogor pada tanggal 20 Juli 2013 mengundang intelektual Muslim untuk hadir dalam acara Muslim Intellectual Circle (MIC) edisi Ramadhan 1453 H. Acara yang dibuka dengan pembacaan Al Qur’an Surah Al Baqarah 183 – 188 ini mengambil tempat di Kantor DPP II HTI Kota Bogor, Jl Pandu Raya No 73. Acara ini dihadiri 13 intelektual dan kaum profesional di sekitar Kota Bogor.
MIC kali ini menghadirkan narasumber Dr. rer. nat. Sumaryono, M.Sc. (Peneliti Senior pada Badan Pemetaan Geospatial). Dalam kesempatan tersebut Dr Sumaryono menyampaikan nilai tambah kaum intelektual dalam meraih keridhoan Allah SWT dengan potensi untuk berpikir dan merenungi ayat-ayat Allah SWT.
Doktor muda ini pun menggarisbawahi bahwa momentum bulan Ramadhan sebagai waktu yang istimewa dalam perjuangan penegakan Islam sebagaimana Allah SWT membuktikan janjinya ketika dua pasukan yang tidak berimbang bertemu dalam perang Badar sebagai tonggak penentu jalannya penerapan dienul Islam di muka bumi.
Selain itu, Dr Sumaryono juga menyampaikan bahwa Al Qur’an yang diturunkan pada bulan Ramadhan sebagai Kalamullah yang menjadi salah satu hal yang wajib diimani dengan segala keistimewaanya. “Al Qur’an adalah amanah yang akan diminta pertangungjawabannya oleh Allah SWT. Pada Bulan Ramadhan ini menjadi momentum dalam membaca, memahami, mempelajari dan memperjuangkan pengamalan Al Qur’an secara kaffah,” jelasnya.
Oleh karea itu, masih menurut Dr Sumaryono, penerapan isi Al Qur’an secara kaffah dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan diri sendiri, dan manusia dengan manusia lainnya hanya dapat ditegakkan dalam sistem yang diturunkan Allah SWT yaitu Khilafah Islamiyah yang akan memuliakan manusia. “Inilah yang menjadi core perjuangan HT dan mengajak para intelektual untuk bergabung serta berjuang bersama,” jelasnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Johar Asikin, salah satu peserta menyampaikan bahwa penegakan syariah perlu didasari dengan aqidah dan akhlak melalui pendidikan pada anak-anak dengan fakta kesiapan masyarakat yang memberikan hasil berbeda pada dua revolusi di Timur Tengah antara revolusi Iran dan Mesir. Aqidah dan akhlak memang diperlukan dalam ranah individual namun ini tidak akan membawa hasil optimal. “Hal ini karena yang mendidik masyarakat adalah sistem tidak hanya mengantungkan pribadi atau keluarga. Oleh karena memperjuangkan sistem Islam menjadi satu dari kewajiban utama,” tegasnya. [] Rus