“Remaja Super Muslimah: Anti Galau, Anti Gaul Bebas”
HTI Press. “Ngeri”, inilah kesan yang tertangkap dari wajah para peserta talkshow remaja Ramadhan ketika menyaksikan tayangan fakta gaul bebas di Gedung Youth Centre (Balai Pemuda dan Olahraga) DIY, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Ahad (28/7). Acara yang diselenggarakan oleh Muslimah HTI Sleman ini, dihadiri oleh 60-an remaja muslimah dari kalangan siswi SMP-SMA dan remaja masjid se-Sleman. Kebanyakan peserta tidak menyangka bahwa gaul bebas di kalangan pelajar sudah sedemikian parah. Survey Komnas Anak terhadap 4500 remaja SMP-SMA di 12 kota besar mendapat hasil yang mencengangkan : 62,7% remaja sudah tidak perawan, 22% sudah pernah aborsi, dan lebih dari 97% pernah melihat film porno, petting, dan oral seks. Kekerasan seksual juga ditengarai meningkat. Beberapa waktu lalu, seorang siswi sebuah sekolah swasta di Sleman menjadi korban pemerkosaan massal, dibunuh dan jasadnya dibakar.
Menurut Ketua panitia , Eresia Nindia, talkshow bertajuk “Remaja Super Muslimah: Anti Galau, Anti Gaul Bebas” ini, salah satunya untuk memahamkan remaja tentang manajemen rasa cinta supaya tidak berujung pada gaul bebas. “Selain itu, kegiatan ini adalah salah satu rangkaian kampanye penyelamatan generasi MHTI DIY atas maraknya pergaulan bebas dan pelecehan seksual di kalangan remaja DIY,” imbuhnya.
Lisana Aliyya sebagai narasumber pertama yang juga siswi berprestasi dari MAN 1 Yogyakarta membagi pengalamannya. Sebagai remaja, Aliyya pernah merasakan suka pada lawan jenis, namun ia mampu membentengi perasaannya dengan tidak pacaran karena tidak sesuai dengan ajaran Islam. Menurut narasumber kedua, Kak Hernani Sulistyaningsih (aktivis dakwah dan pemerhati remaja), pacaran merupakan sarana seks bebas. “Pacaran tidak hanya gerbang menuju seks bebas, tapi setelahnya bisa mendorong pada tindak aborsi yang akhirnya membuat remaja mengalami trauma dan gagap dalam menjalani masa depan,” ujarnya. Menurut Hernani, interaksi laki-laki dan wanita terjaga sesuai aturan Islam dengan menghilangkan khalwat (berdua-duaan) dan ikhtilath (campur baur), sehingga yang namanya TTM (teman tapi mesra), pacaran, seks bebas dan aborsi bisa dikurangi bahkan dihilangkan.
Sementara itu, Ustadzah Ummu Nuha menjelaskan bahwa gaul bebas diawali dari ketidakpahaman muslim akan aturan Islam dalam mengelola pemenuhan naluri seksual. Akibatnya banyak muslim yang asal berbuat, tanpa mengetahui status perbuatannya apakah diridhai atau dimurkai Allah. Padahal ancaman bagi pelaku zina tidak main-main. Belum lagi anak hasil zina adalah anak yang terputus nasabnya, artinya dia tidak memiliki hak atas pengasuhan, nafkah dan warisan. Lebih jauh, Ummu Nuha mengajak remaja muslimah untuk bersemangat mengkaji ilmu Islam dan beramal shalih baik di bulan ramadhan maupun sesudahnya. Peserta nampak antusias mengikuti rangkaian acara mulai jam 09.00-12.00 WIB yang juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi, dua games seru, sesi curhat dan pembagian doorprize.