Sanlat Muslimah HTI Sleman di SMP N 3 Godean Sleman
“Aku perempuan dituntut cantik, dituntut menarik
Cantikku adalah ketika kulitku putih
Ketika aku kurus, ketika aku mulus
Menarikku adalah ketika aku modis
Itukah nilaiku? Itukah hargaku?
Tuntutan itu tlah memaksaku menjadi orang lain
Bukan diriku sendiri
Padahal aku adalah seorang muslimah
Ya, aku seorang muslimah”
Inilah penggalan puisi yang dibacakan oleh Kak Rutin Rahayu (aktivis Muslimah HTI Chapter Kampus Hamfara) ketika mengawali pemberian materi “Kepribadian Islam” di Pesantren Kilat (sanlat) SMP N 3 Godean, Sleman, Yogyakarta, Jum’at (26/7). Puisi tersebut mengingatkan kepada peserta sanlat bahwa banyak muslimah sekarang yang kehilangan jati dirinya, karena terbawa arus globalisasi yang didominasi oleh sistem kapitalisme sekuler. Selain puisi, peserta juga digugah kesadarannya dengan beberapa tayangan fakta kerusakan pergaulan seperti gaul bebas dan aborsi.
Kak Rutin memaparkan bahwa banyak remaja muslim yang belum berkepribadian Islam mantap. Untuk itu, dia mengajak peserta untuk menjadi muslimah sejati. “Untuk menjadi muslimah sejati syaratnya adalah taat kepada Allah,” ujarnya. Kak Rutin melanjutkan bahwa orang yang berkepribadian islam berarti mempunyai pola pikir islami dan pola sikap islami. Dia memberikan contoh pergaulan bebas/pacaran yang banyak dilakukan oleh anak muda sekarang ini mencerminkan pola pikir dan pola sikap yang tidak islami. “Karena pola pikir islami adalah cara berpikir yang terikat dengan hukum Allah. Pola pikir akan berpengaruh kepada pola sikap. Pacaran tidak sesuai dengan aturan pergaulan dalam Islam” tegasnya. Rutin juga mengingatkan pentingnya senantiasa taat dengan aturan Allah karena manusia tidak tahu sampai kapan hidup di dunia dan sebagai hamba Allah harus selalu beribadah pada-Nya.
Sanlat yang berlangsung Senin-Jum’at (22-26/7) ini merupakan kerjasama antara Muslimah HTI Sleman dengan pihak sekolah, diikuti oleh siswa-siswi kelas VIII dan IX. Menurut Puspita Satyawati, S.Sos. (pengurus MHTI Sleman), kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye penyelamatan generasi MHTI DIY sebagai bentuk kepedulian atas maraknya pergaulan bebas dan pelecehan seksual di kalangan remaja DIY.