Oleh Abu Anas (Hizbut Tahrir Australia)
Pada hari Rabu, 21 Agustus rezim Suriah menyerang warga sipil di pedesaan Damaskus al-Ghouta, hingga menewaskan sekitar 1729 orang seperti yang dilaporkan oleh pihak oposisi Suriah. [1] Segera sehari kemudian, Menlu Prancis Laurent Fabius, mengatakan bahwa “reaksi dengan paksa “mungkin diperlukan jika klaim penggunaan senjata tersebut sudah dikonfirmasi. [2] Jumat lalu, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan bahwa Pentagon telah memerintahkan beberapa aset angkatan laut untuk bergerak lebih dekat ke Suriah dalam persiapan serangan militer yang mungkin menggunakan rudal jelajah [3] Selain itu, Inggris telah menetapkan keteguhan posisinya juga, di mana Perdana Menteri David Cameron berbicara dengan Presiden AS Barack Obama di mana mereka berdua sepakat bahwa harus ada “tanggapan serius” terhadap penggunaan senjata seperti itu [4] Pada hari Minggu, beberapa anggota parlemen AS di Washington menyatakan keyakinan mereka bahwa mereka “mengharapkan serangan militer terbatas” oleh AS dan sekutunya [5] Oleh karena itu pertanyaan yang penting adalah : akankah Amerika menyerang rezim Assad?
Suatu poin kunci yang perlu dicatat adalah bahwa sangat tidak mungkin bahwa rezim Assad menggunakan senjata kimia dalam skala besar tanpa mengetahui bahwa hal itu mungkin akan menyebabkan intervensi AS.
Pertama, rezim Assad sedang berjuang bagi kelangsungan hidupnya sendiri dari serangan berkelanjutan pasukan oposisi.
Kedua, pembunuhan massal bisa menggunakan senjata konvensional tanpa menciptakan kehebohan media dibandingkan menggunakan senjata kimia. Rezim Assad secara politik terlindungi oleh Amerika Serikat dan masyarakat internasional selama dua setengah tahun terakhir: mereka telah menggunakan senjata kimia terhadap pihak oposisi Suriah dan warga sipil beberapa kali sebelumnya pada skala yang lebih kecil, namun AS tidak bereaksi. Karena perlindungan politik oleh Amerika Serikat ini, rezim Assad melakukan suatu langkah mengerikan pada skala tertentu dengan izin terlebih dahulu dari Washington yang memiliki kepentingan dalam intervensinya.
Jadi, mengapa Washington memberikan Assad lampu hijau yang akan membuat marah opini publik dunia dan akan merusak citra AS pada skala global jika tindakan ini tidak ditanggapi? Rezim Assad telah mengamankan kepentingan-kepentingan AS selama 43 tahun terakhir. AS masih memerlukan rezim Assad; karena sudah sangat sulit untuk menemukan sekutu di dalam pasukan oposisi Suriah yang dapat mengamankan kepentingannya sebagai pengganti rezim Assad.
Fakta ini jelas diucapkan oleh Jenderal Dempsey, Kepala Pasukan Gabungan AS, ketika dia menyatakan: “Ini adalah keyakinan saya bahwa [pihak oposisi] yang kita pilih harus siap mempromosikan kepentingan-kepentingan mereka dan kepentingan-kepentingan kita ketika keseimbangan menguntungkan mereka. Saat ini, mereka tidak siap.”[6] Oleh karena itu, AS akan memberikan semacam lampu hijau bagi Assad untuk menggunakan senjata kimia pada skala tertentu hanya jika benar-benar beralasan ingin melakukan campur tangan untuk melindungi kepentingannya secara langsung.
AS menutup mata dari dukungan Iran terhadap rezim Assad dan bahkan intervensi militer Hizbullah di negeri Suriah. Tujuannya adalah untuk menopang rezim Suriah sampai AS bisa membangun koalisi pasukan sekuler yang bisa menggantikan rezim Assad dan mengamankan kepentingan-kepentingan AS. Semua hal ini telah gagal. Hizbullah memberikan dorongan kecil bagi Assad di Homs dan merebut kota Qusair dan juga mendukung Assad di Damaskus. Semua hal itu terbatas dan Hizbullah mulai melemah karena masalah dalam negeri di Lebanon dan kerugian besar mereka di medan perang. Jadi, militer AS akan turun tangan jika rezim Assad hampir jatuh karena tekanan para pejuang.
Dalam beberapa minggu terakhir, pihak oposisi telah muncul kembali. Meskipun ini bukan kemunculan kembali mereka yang pertama dalam dua tahun terakhir pertempuran, apa yang khusus tentang kemunculan kembali ini adalah senjata yang diperoleh dari serangan-serangan pasukan oposisi dan pengendalian terhadap pangkalan-pangkalan militer dan pos-pos pemeriksaan. [7]
Dalam kontrol mereka atas bandara Menneg di Aleppo, para pejuang memperoleh sejumlah-senjata berat termasuk tank T-72, senjata-senjata anti-tank, senapan mesin berat, senjata anti-pesawat 57mm dan muatan artileri dan granat. Keuntungan yang paling penting datang dari depot senjara di pinggiran Damaskus di mana para pejuang memperoleh ratusan rudal anti-tank yang bisa dikendalikan (ATGM-Anti Tank Guided Missile) yang dapat menghancurkan semua jenis tank yang disimpan oleh Assad. [8]
Rudal-rudal ini termasuk jenis Milan buatan Perancis dan jenis Kornet, Konkurs dan Fagot buatan Rusia. Kornet adalah jenis rudal yang paling maju dan dapat melumpuhkan tank-tank Assad yang paling canggih sekalipun.
Kelebihan Assad dari pihak pejuang dalam hal kemampuan senjata adalah persenjataan berat dan kekuatan udara. Dengan menggunakan ATGM, para pejuang bisa menetralisir kendaraan-kendaraan lapis baja di darat dan oleh karenanya memiliki kemampuan untuk menyerang bandara dan infrastruktur dasar lainnya dari kekuatan udara Assad. Dengan demikian, keseimbangan strategis militer pertempuran bisa bergeser dalam bulan-bulan mendatang, yang merupakan penjelasan yang mungkin mengenai intervensi militer AS.
Tujuan dari intervensi AS tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melucuti peralatan berat dan mematikan yang bisa didapatkan dari tangan pasukan pejuang.
2. Kemungkinan penggunaan pesawat-pesawat drone di masa depan untuk menghilangkan ancaman militan seperti Al-Qaeda di Irak dan Syam (ISIS) dan Jabhah al-Nusro.
3. Mempersiapkan eskalasi di masa depan jika rezim benar-benar jatuh dan pasukan pejuang mendirikan sebuah negara merdeka yang ada di luar pengaruh tatanan dunia saat ini, terutama sebuah negara Islam.
Tampaknya, pada awalnya AS tidak ingin mengirimkan pasukan darat, sehingga serangan udara terbatas mungkin akan dilakukan melalui aliansinya dengan NATO, jika resolusi PBB gagal terwujud. (rz)
[1] Daily Star, http://www.dailystar.com.lb/News/Middle-East/2013/Aug-22/228268-bodies-still-being-found-after-alleged-syria-chemical-attack-opposition.ashx#axzz2chzutFua
[2] BBC News, http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-23791452
[3] CBS News, http://www.cbsnews.com/8301-250_162-57599967/hagel-obama-asks-for-syria-military-options/
[4] BBC News, http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-23837817
[5] New York Times, http://www.nytimes.com/2013/08/26/world/middleeast/syria-says-un-will-get-access-to-site-of-possible-chemical-attack.html
[6] New York Times, http://www.nytimes.com/2013/08/22/world/middleeast/general-says-syrian-rebels-arent-ready-to-take-power.html
[7] New York Times, http://www.washingtonpost.com/world/national-security/seized-weapons-caches-boost-rebel-hopes-after-weeks-of-setbacks/2013/08/20/88ece6fc-09d1-11e3-8974-f97ab3b3c677_story_1.html
[8] YouTube, http://www.youtube.com/watch?v=t0CemZTY5iI
Subhanallah, kebenaran pasti menang, ayo mujahidin segera tegakkan khilafah!
Sepertinya ini akan menjadi serangan besar, dan ketika gagal AS akan jatuh dalam kubangan besar krisis ekonomi..
amerika boleh menyerang tapi apalah kekuatan amerika?? meski di dukung sekutu sekutunya.. tidak akan sebanding dengan kekuatan yang punya langit dan bumi yaitu Allah, maju terus pejuang suriah kita semua berjuang bersama kalian dengan Allah sebagai penolong tak akan ada satu kekuatanpun yang mampu menghancurkan umat Islam. ALLAHU AKBAR
“Militer AS akan turun tangan jika rezim Assad hampir jatuh karena tekanan para pejuang.”
Inilah alasan sebenarnya penggunaan senjata kimia di Suriah yang kemudian diblow up besar-besaran oleh media. Sebagai bentuk legalitas agar dunia sepakat dan tinggal diam akan aksi pembantaian yang akan dilakukan oleh AS sendiri.
Ya, Allah. Lindungilah para pejuang syariah dan Khilafah di Suriah khususnya dan seluruh dunia umumnya. Dan segerakanlah kebangkitan peradaban Islam dalam bingkai Khilafah.