HTI Press, Sumedang (1/9), Aula PUSDAI Sumedang, minggu 1 September 2013, lain dari biasanya. Sekeliling kompleks dihiasi bendera ar-royyah. Pagi itu, HTI DPD II Sumedang mengadakan silaturrahmi dengan para ulama dan tokoh masyarakat, dalam kegiatan “Liqo Syawal HTI DPD II Sumedang 1434H Bersama Ulama”. Hadir dalam kegiatan tersebut sekitar 300-an peserta, sehingga ruangan tampak penuh.
Antusias peserta dari kalangan ulama terlihat, dengan telah datangnya peserta sebelum pukul 08.00 WIB. Acara dibuka oleh MC, yaitu KH. Deni Fuad Amin, yang merupakan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia yang juga sebagai Pimpinan Ponpes Nurul Mujahidin, Tanjung Sari, Sumedang. Dilanjutkan pembacaan Ayat suci Al-Quran, oleh ustadz Ahid. Setelah itu, KH. Al-Hafidz Ali Bayanullah, Pimpinan Ponpes dan Majlis Taklim wal Tahfidzil Quran Darul Bayan, Citeureup dan juga aktif sebagai Pengurus HTI DPD I Jawa Barat, membacakan kalimatul takdim, mengajak para peserta untuk istiqomah dan terus berjuang untuk kebangkitan islam dengan tegaknya Syariah dan Khilafah.
Acara semakin menarik, dengan multimedia yang mendukung. Bahkan pemutaran jejak dan gerak HTI selama satu tahun ke belakang, menambah semangat dan antusias peserta. Ini menjadi moment penting agar peserta mengetahui sudah seberapa besar dukungan terhadap opini penerapan syariah dan khilafah. Dilanjutkan Dialog interaktif, yang dimoderatori oleh ustadz Jenny Anwar yang merupakan ulama dari Jatiroke, Sumedang.
Dalam dialog ini dihadirkan KH. Ahmad Junaedi Ath-Thoyyibi mewakili DPP HTI yang menjadi narasumber utama. Di atas panggung juga dihadirkan sejumlah pengurus HTI DPD II Sumedang beserta KH. Ali Bayanullah. Dalam dialog itu, Kyai Gus Juned (Panggilan KH Ahmad Junaedi) mengenalkan arah dan thoriqoh Hizbut Tahrir. Selain itu, beliau menjelaskan kenapa Thulabun Nushroh menjadi jalan syariat yang diemban oleh Hizbut Tahrir. Selain itu, menyambung gerak Hizbut Tahrir di Indonesia selama satu tahun ini, beliau juga menjelaskan bagaimana dakwah Hizbut Tahrir di berbagai tempat di Indonesia. Pembawaan dialog yang bersahabat dan pesan yang tersampaikan membuat para peserta terkesan.
Sehingga dalam sesi tanya-jawab, banyak harapan dari peserta tentang perjuangan Hizbut Tahrir untuk terus bergerak dalam dakwah dan istiqomah. Juga ada peserta yang menanyakan tentang peranan Hizbut Tahrir dalam menolak Miss World. Untuk hal ini, Gus Juned menjelaskan langkah-langkah yang telah dilakukan Hizbut Tahrir terkait penolakan secara tegas terhadap ajang Miss World. Bahkan diakhir dialog, Ustadz Jenny Anwar mengajak serta peserta untuk hadir bersama Hizbut Tahrir Indonesia dalam masiroh tanggal 4 September nanti.
Acara kemudian ditutup dengan khidmat, dalam pembacaan doa oleh KH. Mahfudz. Selain itu aroma kekerabatan dan persahabatan semakin kental saat di akhir acara para peserta bersalam-salaman. (ZRP)