MHTI: Ketahanan Keluarga Indonesia Lemah
HTI Press. Dalam rangka amar makruf nahi munkar Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) beraudiensi ke Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) di jalan Merdeka Barat Jakarta, Selasa (03/09/2013).
Dalam kunjungannnya itu perwakilan Muslimah HTI Pratma Julia Sunjandari beserta tim di terima oleh Deputi VI Ina Hernawati beserta staff.
Pratma Julia (Koordinator Lajnah Siyasiyah) menyampaikan pemikirannya bahwa keluarga memiliki peranan yang sangat strategis.
Menurutnya ketahanan keluarga Indonesia saat ini sangat lemah, belum tahan. “Dimana pengertian tahan di sini adalah keluarga kuat dalam menghadapi krisis apapun,” tandas Pratma.
Menilik dari Kemenag, pada tahun 2012 lebih dari 10% perkawinan bercerai. KPAI pernah menyatakan pada tahun 2013 ini sebagai tahun darurat seksual. Pratma menguraikan hal itu terjadi karena tatanan keluarga yang rentan, adanya perselingkuhan, faktor kemiskinan, visi yang salah saat membangun keluarga.
“Hal semua itu terjadi akibat dari sistem yang rapuh yaitu sistem kapitalis sekuler yang menjadikan keluarga sibuk mengejar materi, hedonis lupa pada aturan agama,” tambah pengamat permasalahan politik perempuan itu.
Menanggapi pemikiran yang telah disampaikan oleh perwakilan Muslimah HTI. Deputi VI, Ina Hernawati sepakat bahwa keluarga adalah tempat pendidikan agama yang pertama dan utama untuk mencegah liberalisasi.
“Gencarnya serangan budaya dari barat yang masuk ke Indonesia memang tidak bisa dilawan oleh keluarga semata tapi harus melibatkan peran masyarakat (lingkungan) dan negara,” imbuh Ina.
Sebagai orang pemerintahan Ina Hernawati merasa prihatin karena Indonesia tidak bisa tegas untuk melepaskan diri dari campur tangan asing (misal dalam pengelolaan SDA). Untuk itu ia mengharapkan agar Muslimah HTI melakukan audiensi dan menyampaikan pemikirannya ke berbagai kalangan. [Ayfa, Jakarta (03/09/2013)]