“Raih Kemenganan Hakiki, Tolak Ajang Maksiat, Wujudkan Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”
HTI Press. Ahad, 1 September 2013, Lajnah Khusus Muballighah (LKM) dan Lajnah Fa’aliyah (LF) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Sampang, menggelar acara Liqo’ Syawal 1434 H bertajuk “Raih Kemenganan Hakiki, Tolak Ajang Maksiat Wujudkan Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”. Acara diselenggarakan di Aula Menara Suci Sejahtera Sampang, dimulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00 WIB.
Ukhty Viti Fatimah, A. md dengan sangat ramah menyapa sekitar 90 peserta yang hadir terdiri dari kalangan muballighah pemangku pesantren, majelis ta’lim kelompok pengajian yasinan, ibu-ibu Tim Peggerak PKK Kabupaten Sampang dan masyarakat kalangan umum. Ketua Pelaksana Ustadzah Dwi Kusumawati, S. Pd. mengucapkan terima kasih atas kehadiran peserta dan dalam sambutannya ini Beliau mengatakan bahwa pasca Ramadhan tahun ini bangsa kita masih terkungkung dalam sistem kapitalis sehingga para perempuan dan anak-anak berperilaku maksiat, beliau mengajak peserta untuk ambil bagian dalam memperjuangkan Khilafah karena hanya Khilafah yang mampu melindungi dan mensejahterakan khususnya perempuan dan anak-anak.
Testimoni oleh ibu Nyai Hj. Siti Maryam, SAG selaku Pendiri dan Pimpinan Yayasan Pendidikan dan Sosial Raudlatul Ulum Torjun Sampang. Dalam testimoninya beliau mengatakan bahwa sangat banyak wanita di dunia ini kurang dan bahkan tidak bersyukur atas apa yang sudah Allah ciptakan pada dirinya. Banyaknya pelanggaran hukum syara’ yang telah dilakukan para wanita seperti merubah fisik, mengumbar aurat, hidup hedonis dan sebagainya yang menjadikan mereka lupa atas hukum Allah. Maka dari itu beliau mengajak para ibu-ibu peserta, para Muballighah untuk berjuang bersama agar masyarakat kembali pada hukum Allah.
Pembicara tunggal, Ustadzah Ir. Siti Musyarofah Mansur (Ketua Muslimah Hizbuttahrir DPD II Sampang) memaparkan materi dengan judul “Kontes Miss World & Makar dibaliknya” menjelaskan fakta bahwa Miss World hanya akan menyeret dan mengeksploitasi kaum perempuan pada kompetisi jahiliah yang mengumbar dan memamerkan aurat, menempatkan perempuan sebagai komoditas yang dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan, dan ikon kepornoan, tubuh perempuan diukur layaknya hewan dan akan diperlakukan sebagai kapstok berjalan untuk memajang desain terbaru produk fashion dan kosmetika, berlenggak-lenggok pamer kecantikan di hadapan laki-laki dengan penuh syahwat. Kamera-kamera fotografer dan TV juga menyorot mereka dan menjual gambarnya sebagai produk pornografi. Miss World juga Ajang pertaruhan/judi atas kontestan pemenangnya membisniskan kemaksiatan/kapitalisasi kemaksiatan. Beliau mengemukakan 7 alasan penolakan Miss World yang menjadi pintu berbagai kemaksiatan diantaranya: alasan ideologis, menyerang syari’at Islam, merupakan proyek liberalisasi budaya, adanya motif ekonomi, berkedok pariwisata, ajang arus penyesatan, dan negara tunduk pada korporasi.
Di akhir materi Beliau mengingatkan bahwa ummat islam wajib menolak miss world dan agenda serupa yang merendahkan dan mengeksploitasi perempuan dan berjuang menegakkan syari’ah dan khilafah. Beliau juga menambahkan bahwa hanya model Khilafah Islamiyah, model pemerintahan sejati yang akan membebaskan perempuan dari exploitasi, kapitalisasi, penindasan dan penghinaan martabat perempuan.Dengan seperangkat sistem politik, sosial budaya, ekonomi, hukum pertahanan, keamanan yang kaffah berdasar Al Quran dan As Sunah, Qiyas dan Ijma’ Shahabat. Hanya Khilafah yang mampu membentengi umat dari Pengaruh Budaya Liberal. Perempuan dunia membutuhkan dan merindukan Khilafah. dari Tunisia -Bahrein; dari Mesir- Suriah, dari Yaman – Belgia, dari Australia – Indonesia. Muslimah menjadi bagian Integral perjuangan penegakan Khilafah dan berperan aktif dalam penegakannya.
Di akhir acara, ada aksi penandatangan spanduk yang telah disediakan oleh panitia, sebagai bentuk komitmen menolak penyelenggarakan Miss World 2013 di Indonesia. Kemudian acara ditutup dengan renungan dan doa yang dipimpin oleh Ustadzah Nurul Hidayah, S. Pd. Acara ini diliput juga oleh media daerah yaitu RRI Perwakilan Sampang dan Koran Madura. Kelanjutan dari acara ini adalah follow up kajian rutin yang akan dimulai tanggal 15 September 2013.