“Khilafah Pemersatu Umat yang Hakiki”
HTI Press. Ahad, 1 September 2013 bertempat di WEP (Wahana Ekspresi Poesponegoro) Gresik, MHTI DPD II gresik mengadakan liqo’ syawal MHTI bersama ummat “ Khilafah Pemersatu Umat yang Hakiki “. Dihadiri kurang lebih 500 orang, suasana semakin hangat dengan gempita dan teriakkan takbir yang senantiasa menggema yang dipandu oleh ustdzah istiqomah dan ustadzah fitria. Acarapun menjadi khitmad begitu dibacakan ayat suci al qur”an oleh ustdzah zafira qurotul uyun.
Kalimat iftitah ketua DPP MHTI ustdzah Hj. Ir. Ratu Erma yang dibacakan oleh ustdzah Khusnul Khotimah S.Pd, menggambarkan kondisi kaum muslim pasca lebaran, banyak sekali fenomena yang terjadi khususnya di Indonesia, negara Indonesia ini pasca lebaran mengalami peningkatan yaitu salah satunya peningkatan PSK 15 sampai 20 %, sungguh ironis. Lain dengan kondisi negeri muslim seperti Suriah, Mesir mengalami gejolak dalam pemerintahan, di Suriah digambarkan banyak umat yang dibantai hingga mencapai 2000 orang lebih, dan di Suriah juga digambarkan gelora dan semangat untuk menegakkan Khilafah kian membahana. Ketua DPP MHTI menghimbau dan mengajak para tokoh masyarakat yang mempunyai kekuatan sebagai pemimpin ummat mampu berjuang bersama-sama mengubah kondisi dengan berjuang bersama HT untuk menegakkan Khilafah.
Pembicara pertama, ustdzah Hj. Bilqis, memaparkan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik yang langsung diberikan oleh Allah, tapi kenyataannya umat Islam sekarang menjadi umat yang terpuruk karena umat Islam sekarang menerapkan sistem kufur (sistem demokrasi) yang menjadikan umat Islam sekarang jauh dari kesejahteraan. Untuk itu harus ada perubahan yang benar dan kita harus belajar pada negeri-negeri muslim (Mesir, Sudan dll) yang tidak akan bisa mencapai kesejahteraan dengan demokrasi, ummat membutuhkan Khilafah untuk menjadi umat yang terbaik.
Pembicara kedua ustdzah Saroh Sa’ida, S.Kom memaparkan bahwa umat sekarang membutuhkan syari’ah kaffah bukan demokrasi , “kita harus mencampakkan demokrasi” kata beliau. Demokrasi harus diganti dengan syari’ah, dan syari’ah tidak akan tegak tanpa Khilafah. Beliau juga menyeru kepada para tokoh yang hadir untuk bersama-sama berjuang menegakkan syari’ah dan Khilafah.
Acara dilanjutkan dengan triatikal oleh remaja MHTI, yang menggambarakan kesejahteraan ketika Islam ditegakkan dan akhirnya Islam runtuh oleh orang-orang kapitalis, yahudi dan akhirnya ummat pun terpuruk, teraniaya. Tapi meskipun ummat terpuruk, masih ada gerakan dakwah (HT) yang senantiasa berdakwah kepada ummat meskipun tantangan, celaan cercaan selalu ada tapi para pejuang Khilafah tidak akan putus asa, selalu semangat dalam berjuang untuk menegakkan agama Allah demi tegaknya Khilafah. Peserta liqo’ terbawa suasana, dan tidak sedikit yang meneteskan air mata ketika triatikal berlangsung, karena mereka rindu akan Khilafah.
Pembicara ketiga, ustdzah Himatus Sarifah memaparkan materi dengan tema Khilafah Pemersatu ummat yang Hakiki, disampaikan kondisi umat muslim yang sekarang terjajah, tapi meskipun demikian banyak juga umat Islam yang tidak menginginkan Islam bahkan mereka bersekutu dengan barat. Di sini ustadzah Himatus Sarifah menyeru kepada ummat untuk tidak putus asa meskipun banyak rintangan yang datang dari saudara sendiri, ustadzah Himatus Sarifah juga menyeruh untuk mencampakkan nasionalisme, demokrasi dan kembali kepada Khilafah. Acara di tuutp dengan devile bendera oleh remaja MHTI dan doa oleh ustadzah Rira.