Liqo Ulama dan Tokoh Sumatera Utara : Jadilah Ulama yang Takut Hanya Kepada Allah

HTI Press, Medan. DPD I HTI Sumatera Utara menyelenggarakan Liqo Ulama Sumut pada hari Ahad (15/9). Acara yang bertempat di Hotel Royal Perintis Medan ini dihadiri sekitar 200 tokoh dan Ulama beserta Muballighoh yang ada di Sumatera Utara. Hadir sebagai pembicara ustadz Farid Wadjdi dari DPP HTI.

Farid menyampaikan berkat perjuangan yang terus-menerus dari para ulama bersama Hizbut Tahrir saat ini umat semakin sadar tentang wajibnya Khilafah. Ketika harga BBM naik, masyarakat mengatakan ini akibat ketiadaan Khilafah. Ketika tarif angkot naik, ibu-ibu mengatakan ini karena ketiadaan Khilafah. Sehingga semakin banyak umat yang paham bahwa solusi atas segala permasalahan saat ini tidak lain adalah harus adanya Khilafah yang menerapkan hukum-hukum Islam.

Sistem Khilafah adalah kewajiban bersama oleh karena itu harus kita perjuangkan bersama-sama. Karena ketiadaan khilafah, umat tidak ada yang menyatukannya. Karena kesatuan umat ditentukan oleh kesatuan pemimpinnya.

Salah seorang tokoh Bpk Ibnu Umar menanyakan tentang Kaidah Ushul ‘Jika tidak bisa dilaksanakan semuanya, jangan tinggalkan semuanya’. Menurut beliau jika syariat Islam tidak bisa kita terapkan secara total maka menerapkan sebagian saja tidak mengapa.

Ustd Farid menjawab kaidah “la yudraku kulluhu la yutraku jalluhu”  ini tidak bisa diterapkan untuk Syariat Islam yang hukumnya wajib, tapi boleh diterapkan untuk Syariat Islam yang hukumnya Sunnah. Seperti sholat tahajjud, jika tidak bisa melaksanakan 8 rakaat maka 2 rakaat tidak mengapa.

Namun kaedah ini tidak bisa dijadikan ‘dalih’ untuk meninggalkan kewajiban. Seorang yang ditanya kenapa anda hanya sholat shubuh saja ? kemudian dia menjawab : ‘dari pada saya meninggalkan sholat wajib lima waktu, paling tidak saya sudah sholat shubuh!’. Jawaban seperti ini tidak bisa diterima, karena karena sholat lima waktu seluruhnya hukumnya wajib, dan kalau ditinggalkan salah satunya berdosa, karena telah meninggalkan kewajiban.

Farid melanjutkan penjelasannya : Kaedah itu juga tidak boleh membenarkan kemaksiatan, dengan alasan belum bisa diterapkan seluruhnya. Seperti masuk ke dalam sistem demokrasi, karena dengan alasan belum bisa diterapkan seluruhnya, kemudian melakukan kemaksiatan dengan membuat hukum yang bukan berdasarkan kepada syariah Islam atau korupsi dan suap-menyuap untuk kepentingan politik.

Menurut Ustad Farid pada prinsipnya seluruh hukum Islam wajib diterapkan secara menyeluruh tidak boleh secara bertahap.

“Hukum Islam seperti potong tangan, Qishosh dan lain-lain yang jelas hukumnya wajib, kalau tidak diterapkan kita berdosa. Kenapa tidak bisa diterapkan secara menyeluruh ? karena khilafah tidak ada. Karena itu kita wajib menegakkan Khilafah. Berdiam diri  tidak memperjuangkan khilafah  akan membuat  kita akan berdosa terus menerus, karena hukum-hukum tersebut harus segera diterapkan karena perintahnya wajib,” jelasnya.

Peserta juga bertanya “Kapan Hizbut Tahrir akan berhasil menegakkan Khilafah?”. Farid menjawab jangan ditanya kapan Khilafah itu tegak, tapi tanyakan apa yang sudah Anda lakukan agar Khilafah itu tegak? Seperti seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah kapan hari Kiamat? Beliau SAW menjawab apa yang sudah kamu persiapkan untuk datangnya Hari Kiamat?

Peserta bertanya “Bagaimana agar masyarakat dan ulama tidak takut dalam berdakwah memperjuangkan Khilafah bersama Hizbut Tahrir?”. Jawab Ustd Farid jangan takut kepada manusia, takutlah hanya kepada Allah SWT.

“Karena kalau dakwah kita sesuai thoriqoh Rasulullah maka kita pasti akan menghadapi resiko seperti apa yang dihadapi oleh Rasulullah. Dakwah Rasulullah itu dakwah yang mengubah sistem tentu beresiko tinggi. Akan tetapi kalau dakwah kita tenang-tenang saja, perlu dipertanyakan dakwah kita itu”, tegas beliau.

Ustd Farid mengkritisi sikap orang-orang yang meragukan akan tegaknya Khilafah. “Mereka mengatakan bahwa dakwah menegakkan Khilafah itu utopis. Akan tetapi anehnya jika memang dakwah menegakkan Khilafah itu utopis, mengapa mereka bersungguh-sungguh berupaya menghalangi dakwah menegakkan Khilafah yang katanya utopis itu?”, tanya Ustd Farid.

Ustd Farid juga menganjurkan kepada kaum muslimin untuk bersikap optimis akan tegaknya Khilafah. “Harus ditanamkan kepada anak-anak kita bahwa dialah yang akan menaklukkan Kota Roma sesuai kabar dari Nabi saw. Seperti halnya Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel selalu diyakinkan oleh Gurunya A Syamsuddin bahwa dialah yang akan menaklukkan Konstantinopel”, terang Ustd Farid.

“Umat Islam ini juga demikian, harus diberikan optimisme, harapan , asa.  Umat yang besar adalah umat yang memiliki harapan dan cita-cita yang besar! Sampaikan kepada umat ini bahwa kita ini adalah umat yang terbaik, kita ini adalah umat Rosulullah SAW, pemimpin dunia, kita akan menegakkan Khilafah negara adi daya yang dijanjikan oleh Rosulullah SAW !”

Acara diskusi sangat menarik, hingga acara berakhir pukul 12.00 WIB yang ditutup dengan doa oleh Ustd Ayubi yang menyentuh para tokoh dan Ulama yang hadir.

Semoga melalui kegiatan semacam ini dukungan para tokoh dan Ulama semakin besar terhadap perjuangan Syariah dan Khilafah. Amin. [] fatah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*