Daurah Da’iyyah Ideologis “Islam Nidzam Syamil”
HTI Press. Para mubalighah berkumpul dalam Daurah Da’iyyah Ideologis yang diselenggarakan oleh MHTI DPD II Bogor. Dengan mengambil tema “Islam Nidham Syamil”, acara ini diadakan pada hari Sabtu, 21 September 2013, bertempat di Gedung MUI Bogor.
Acara yang dimulai jam 9 pagi, diawali sambutan dari dra. Ratna Suminar. “Begitu banyak permasalahan di kota Bogor hampir di semua aspek kehidupan, sehingga timbul pertanyaan tentang bisakah permasalahan ini diselesaikan? Dari mana menyelesaikannya?”, ujar Bu Ratna. Mubalighah adalah pihak yang bisa membantu dan bersama umat untuk bisa menyelesaikan segala akar permasalahan. “Sebuah negara bisa bangkit dan bisa hancur, karena mulutnya”, tambah bu Ratna. Bayangkan, betapa dahsyatnya kekuatan dakwah bagi manusia.
Ir. Elis Anisah mengawali, “Islam berbeda dengan agama yang lain. Islam mengatur hubungan manusia dengan penciptaNya, hubungan manusia dengan dirinya, juga hubungan manusia dengan manusia yang lain. Islam bukan seputar sholat, zakat, shaum dan haji saja.” Islam adalah sempurna, sebagai aturan manusia seperti dalam Al Qur’an surat An nahl: 89. “Islam tidak cocok dikatakan agama. Islam adalah ad Diin, karena dia adalah aturan yang sempurna.”, imbuh bu Elis.
Aturan Islam yang benar-benar ditinggalkan saat ini adalah aturan yang mengatur sesama manusia/mua’malah, yang mencakup sistem pemerintahan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, sanksi hukum, dan hubungan luar negeri. Bu Elis menyebutkan, “Hukum yang kita pakai adalah hukum buatan Belanda/buatan manusia, sementara hukum buatan Rabb kita, malah ditinggalkan”. Islam adalah agama pemikiran dan amal, jadi wajib untuk diterapkan. “Melepaskan sebagian Al Qur’an, maka ada hukum lain yang diambil sebagai penggantinya, maka syaithan lah yang mengganti untuk menyesatkan”, ujarnya menambahkan.
Meskipun hari beranjak siang, lebih dari 120 mubalighah yang hadir, bersemangat mengikuti daurah dan memberikan tanggapan terhadap kasus-kasus yang terjadi saat ini. Seluruh tanggapan menyatakan bahwa fakta kebobrokan yang terjadi saat ini adalah karena kita meninggalkan aturan Allah, seperti yang diungkapkan oleh ustadzah Kiswanti dari Gunung Putri, “Sudah jelas Islam menjamin keselamatan manusia dunia dan akhirat, mengapa malah ditinggalkan?”
Di akhir daurah, Bu Elis mengatakan, “Untuk apa Allah memberikan akal adalah agar kalian bersyukur. Bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah. Bentuk terima kasihnya adalah dengan menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh laranganNya. Hukum Allah lah yang paling pas untuk manusia, karena Allahlah yang menciptakan manusia”.