“Miss World, Kemungkaran Yang Wajib Ditolak!”
HTI Press. Minggu (22/09/13), DPP Muslimah HTI mengadakan Tabligh Akbar di Halaman Parkir kantor DPP Muslimah HTI di Crown Palace, Tebet, Jakarta Selatan. Tabligh Akbar kali ini mengangkat tema “Miss World, Kemungkaran Yang Wajib Ditolak…!!!”. Dihadiri sekitar 500 peserta yang terdiri dari para tokoh Mubalighah, Intelektual, Praktisi Pendidikan, Aktivis Mahasiswi, dan Pelajar yang berasal dari DKI Jakarta, Bekasi, dan Tangerang, Bogor. Acara ini juga disiarkan secara live streaming.
Acara dibuka dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh Ustadzah Fatimah, dan opening speech oleh Ibu Ratu Erma (Mas’ulah ‘Amah MHTI). Menghadirkan 5 orator luar biasa, yaitu Ustadzah Hj. Murtiah Mursalim (Ketua Permata-Persatuan Majelis Ta’lim) Al Maidah Jakarta Utara, Ustadzah Hj. Ir. Ishmah Cholil (DPP MHTI), Ibu Eny (dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Ustadzah Fitriah Abdul Azis, S. Sos (Sekjen Muslimat Dewan Dakwah DKI Jakarta), dan Ustadzah Dra. Asma Amnina (DPP MHTI). Selain dihadiri oleh para orator luar biasa, juga menampilkan puisi “Curahan Hati Generasi Islam” oleh Ahsani dari aktivis RSC (Remaja Smart Club), dan tim teatrikal dari para Aktivis Mahasiswi Pejuang Syari’ah dan Khilafah.
Ustadzah Fatimah membacakan Kalam Illahi dengan penuh kekhusyu’an, surat yang dibacakan adalah QS. Al-Anfal: 24, QS. An-Nur: 30-31, dan QS. Al-Baqarah: 104. Ibu Ratu Erma dalam opening speechnya, memaparkan bukti mengenai ajang Miss World merupakan ajang kemungkaran yang wajib ditolak. Miss World wajib ditolak karena bertentangan dengan Islam, kedudukan wanita dalam Islam adalah wajib dimuliakan. Orator pertama, Ustadzah Hj. Murtiah Mursalim mengatakan, ”Miss World tetaplah bentuk kemungkaran yang sangat jelas, sekalipun diadakan bukan di Jakarta. Maka dari itu kaum muslim wajib memahami agamanya dan menerapkan Al-Qur’an di dalam kehidupan karena yang hanya dapat menolong manusia di akhirat kelak adalah amal ibadah dari masing-masing setiap individu, dan tidak mudah diadu domba.”
Orator ke dua, Ustadzah Hj. Ir. Ishmah Cholil, menyampaikan orasinya dengan tema,”Kepentingan Ekonomi dalam ajang Miss World”. Miss World, pemasukan bisnis dan ekonomi yang luar biasa melebihi pertandingan bola. Ibu Eny Dwiningsih, menyampaikan orasi dengan tema, ”Proyek Liberalisasi Barat“. Tubuh perempuan dianggap sebagai aset yang wajib dieksploitasi agar memperoleh keuntungan besar. Kerudung dan jilbab dituduh sebagai bentuk pengekangan terhadap aktivitas perempuan, maka tidak aneh jika di Prancis tidak memperbolehkan perempuannya mengenakan kerudung dan jilbab. Miss World mengajak umat islam terperangkap terhadap budaya hedonisme, inilah sebenarnya proyek barat untuk meliberalkan kaum muslimin, untuk menjauhkan kaum muslimin dari agamanya.
Ustadzah Fitriah Abdul Azis, S. Sos, mengambil tema,”Miss World Membawa Kemunduran Indonesia.” Sementara Ustadzah Dra. Asma Amnina, memberikan orasi dengan tema “Islam dan Khilafah Memuliakan Perempuan.” Beliau menjelaskan bagaimana Rasulullah saw memuliakan perempuan yang sengaja disingkap pakaiannya oleh kaum yahudi, Khalifah Umar bin Khaththab, r.a. yang rela memikul gandum dengan punggungnya sendiri dan mengantarkannya ke sebuah rumah, dan masih banyak lagi tarikh para Khalifah yang memuliakan wanita. Wanita tidak berkewajiban mencarai nafkah sendiri, yang wajib memberikan nafkah kepada wanita adalah suami, wali, kerabat laki-laki”. Menampilkan pula teatrikal dari Aktivis Mahasiswi Pejuang Syari’ah dan Khilafah. Teatrikal ini menggambarkan efek hedonisme, kemunduran akhlak yang disebabkan oleh ajang kontes kecantikan, dimana seorang anak rela melawan ibu kandungnya kemudian pergi meninggalkan rumah demi mengikuti ajang kontes kecantikan.
Acara ini ditutup dengan pembacaan press release oleh Ibu Iffah Ainur Rochmah (Juru Bicara Muslimah HTI) sebagai pernyataan sikap atas Kontes Kemungkaran ini. Sepanjang perjalanan acara, para peserta antusias dalam mengikutinya.