Diskusi Terbatas Tokoh Muslimah Cilacap
HTI Press, Cilacap. Muslimah HTI DPD II Cilacap mengadakan Diskusi Terbatas Tokoh Muslimah pada 22 September 2013. Bertempat di Rumah Makan Bebek Ungkep jalan Gatot Subroto Cilacap, acara ini mengambil tema “Miss World : Merendahkan Martabat Perempuan”. Meski acara tersebut tetap diselenggarakan di Bali, Muslimah HTI Cilacap tetap konsisten menolak penyelenggaraan tersebut.
“Karena acara tersebut merupakan kemaksiatan yang mengeksploitasi tubuh perempuan demi kepentingan ideologis ekonomi,” kata Ketua Muslimah HTI DPD II Cilacap, Ummu Syahidah ketika menyebutkan alasan konsistensi penolakannya.
Acara Diskusi Terbatas ini merupakan rangkaian Agenda Penolakan Penyelenggaraan Miss World yang serempak diadakan di seluruh Indonesia sejak beberapa bulan belakangan ini. Selain acara ini, beberapa kegiatan telah dilaksanakan seperti Mudzakaroh Muballighoh, Aksi Jalan dan Teatrikal, Aksi Seribu Tanda Tangan dan Sebar Opini yang semuanya diselenggarakan untuk menolak diselenggarakannya acara Miss World di negeri yang muslimnya terbanyak di dunia ini.
Antusiasme dari para peserta yang hadir tampak dari banyaknya komentar dan tanggapan yang menyambut positif agenda penolakan ini. Salah satu diantaranya Ustadzah Tri Muhaddin, salah seorang muballighoh senior di Cilacap. Beliau berkomentar, bahwa sebenarnya selain beliau sendiri, banyak juga di kalangan muballighoh di Cilacap ini yang tidak setuju terhadap acara Miss World.
“Hanya saja baru forum ini yang membicarakan hingga pembahasan solusi tuntas dan rekomendasi terkait permasalahan yang dibahas, yaitu Tolak Miss World,” kata Ustadzah Tri Muhaddin di sela-sela acara.
Suasana semangat mewarnai acara yang dihadiri dua puluhan peserta ini dari pagi hingga siang hari. Dan sebelum acara ditutup dengan doa, Ummu Syahidah menyampaikan, bahwa hasil acara ini yang berupa rekomendasi, akan disampaikan kepada tokoh-tokoh muslimah, media massa dan masyarakat Cilacap agar bisa dijadikan pemahaman dan sikap bersama terkait penyelenggaraan Miss World dan aktivitas maksiat terselubung lainnya yang bisa saja akan kembali diadakan di negeri Indonesia ini.