Pada hari Jum’at (20/9/2013) “Reuters” mempublikasikan pernyataan Presiden Iran Hassan Rouhani, mengungkapkan kesediaannya untuk memediasi antara pemerintah Suriah dan oposisi Suriah, dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh “The Washington Post”, pada hari Kamis (19/9/2013) menjelang pertemuan tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan depan. Rouhani mengatakan: “Semua negara harus berusaha untuk tidak membuat seseorang menjadi pecundang, daripada menggunakan “cara kekerasan” dalam perang melawan terorisme, ekstremisme, kejahatan elektronik (cyber crime), dan tantangan lainnya. Rouhani berkata: “Negara-negara Timur Tengah harus diberi kesempatan untuk menentukan nasibnya sendiri.” Ia menambahkan bahwa “ia siap untuk memberikan uluran tangannya di Suriah.” Rouhani menulis: “Saya mengumumkan kesediaan pemerintahan saya untuk membantu dalam memfasilitasi dialog antara pemerintah Suriah dan oposisi.”
*** *** ***
Langcang sekali para penguasa Iran yang meminta negara-negara dunia untuk memberi kesempatan negara-negara Timur Tengah memutuskan nasib mereka sendiri. Padahal mereka sendiri yang melakukan intervensi secara telanjang untuk mencegah negara-negara Timur Tengah menentukan nasibnya sendiri. Dalam hal ini, Syam adalah contoh yang paling jelas tentang intervensi penguasa Iran terhadap penentuan nasib sendiri oleh sebuah negara.
Mediasi Iran yang dikemukakan oleh Rouhani telah gagal sebelum dimulai, karena mediasi itu akan didasarkan pada kompromi (jalan tengah), artinya setiap pendekatan dua pandangan antara pihak-pihak yang terlibat konflik, sehingga jika itu menbawa pada perubahan, maka yang akan terjadi adalah perubahan bentuk tanpa substansi. Sedangkan revolusi Suriah tidak menerima kompromi. Sebab para pejuang revolusi telah mengumumkan lebih dari sekali bahwa revolusi mereka hanya untuk Allah, sehingga mereka tidak akanpernah menerima antek digantikan oleh antek yang lain. Bahkan mereka tidak akan pernah ridha terhadap alternatif selain syariah Islam.
Sesungguhnya, pernyataan Rouhani tentang mediasi antara pemerintah Suriah sekarang dan oposisi Suriah adalah pernyataan yang menjijikkan, bagaimana mungkin Iran bisa menjadi mediator antara pihak-pihak yang terlibat konflik di Suriah, sedang para penguasa Iran sendiri adalah pihak yang penting dalam konflik berdarah ini? Bagaimana Iran akan menjadi mediator, sementara ia yang memerintahkan partainya (Hizbullah) di Lebanon untuk membantu tiran Suriah, Basyar al-Assad melakukan pembantaian, pembunuhan, pemerkosaan dan penghancuran? Dan semua tahu bahwa tanpa dukungan Iran terhadap Basyar berupa tentara, senjata dan dana, maka Basyar dan para premannya sudah jatuh sejak dahulu kala.
Mediasi yang ditawarkan oleh Rouhani ini dibuat pada menit-menit terakhir, pada saat pemerintah Suriah melalui Wakil Perdana Menteri Qadri Jamil mengatakan kepada “The Guardian” bahwa pemerintah Suriah tidak akan menang melawan pejuang revolusi. Sehingga ia akan meminta pada Konferensi Jenewa untuk dilakukannya gencatan senjata. Hal ini menegaskan bahwa mediasi Rouhani bukan karena ia mencintai rakyat Syam (Suriah), melainkan itu akal busuknya untuk menyelamatkan tiran Syam.
Para penguasa Iran, yang tidak lain adalah para antek, tidak akan pernah berharap ada kebaikan pada umat Islam. Ingat! Setiap ada pertempuran antara umat Islam dan kaum kafir Barat, maka para penguasa Iran berada di pihak kaum kafir Barat melawan umat Islam. Mereka menyerang umat Islam dari belakang. Sekarang umat Islam tengah merindukan untuk membebaskan diri dari dominasi kaum kafir Barat, dan hidup di bawah naungan Islam dengan nyaman dan aman, namun Kami menemukan para penguasa Iran berdiri di pihak kaum kafir ini, untuk menggagalkan pergerakan bangsa, bahkan mereka menghalanginya dengan melakukan pembantaian dan pembunuhan untuk tetap menjadi budak bagi politik kaum kafir Barat.
Kami memohon kepada Allah SWT untuk segera memberikan kemenangan bagi revolusi Syam dengan kemenangan kuat dan kokoh; kemenangan yang diridhai oleh penduduk langit dan bumi, sehingga pada saat itulah para penguasa Iran dan yang lainnya di antara para penguasa zalim akan merasakan buah dari kezaliman yang mereka lakukan. [Okay Pala, Perwakilan Media Hizbut Tahrir di Belanda]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 24/9/2013.