“Aktivis Bangkit Membangun Peradaban Emas dengan Islam”

HTI Press. Sebagai upaya menyatukan visi dan langkah pergerakan gemilang serta menyadarkan aktivis tentang kebangkitan hakiki dengan Islam ideologis, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Kampus DIY menyelenggarakan dauroh aktivis mahasiswi DIY bertajuk “Aktivis Bangkit Membangun Peradaban Emas dengan Islam” di Wisma Kagama UGM, Ahad (22/9). Acara ini diikuti oleh para aktivis muslimah dari berbagai lembaga kampus di DIY dengan dua narasumber yaitu Ayhu Wahyudi Ahmad (Muslimah HTI Amikom) dan Mahya Nur Rahmah S.Si (Muslimah HTI UGM).

Pada sesi pertama, Ayhu memaparkan materi tentang Menuju Kebangkitan Umat. Dia menjelaskan bahwa perubahan yang harus dilakukan adalah bersifat sistemik dan bukan parsial, dimana negara menerapkan dalam seluruh aspek (poleksosbudhankam). Ayhu menambahkan bahwa kita terlanjur berada dalam kondisi yang rusak. “Tapi sebagai aktivis, kita adalah orang yang mempunyai tingkat kepedulian tinggi” seru Ayhu.

Sementara Mahya Nur Rahma menyampaikan bahwa sosok aktivis yang patut kita tauladani adalah Rasulullah saw yang menjadikan Islam sebagai mercusuar peradaban. Islam bukan sekedar agama melainkan Islam adalah ideologi. Ada 4 hal yang harus dipedomani oleh para aktivis, yaitu :

1. Yakin bahwa islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah, way of life yang mengantarkan kita hidup sejahtera dunia akhirat

2. Islam adalah solusi dari segenap problematika manusia dan bila ditegakkan akan membawa rahmat bagi semua

3. Selain mabda Islam adalah bathil

4. Mendakwahkan Islam hingga tegak di seantero dunia adalah perbuatan mulia kewajiban utama.

Ayhu juga mengatakan, “Semoga acara ini menggerakkan kita untuk mengkaji Islam sebagai ideologi dan mendorong kita melakukan perjuangan yang benar, pergerakan menuju perubahan Islam. Jadilah aktivis-aktivis hakiki menuju perubahan Islam, dengan mengkaji Islam secara kaffah.”    Mahya menambahkan bahwa solusi tuntas dari keterpurukan umat adalah Islam. “Jadi krisis multidimensional saat ini hanya bisa tuntas dengan menerapkan sistem kehidupan Islam. Tugas kita adalah mendakwahkan Islam ke tengah-tengah masyarakat tanpa kekerasan sesuai tuntunan rasul” tegas Mahya.

Acara dilanjutkan sesi tanya jawab dan pembacaan puisi “Pemuda Cahaya Peradaban yang Memudar” oleh Mega A. Sireky kemudian diteruskan dengan  doa penutup. Peserta yang hadir sangat antusias mendengarkan penjelasan kedua pemateri dan berkenan untuk mengkaji Islam secara kaffah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*