Hizbut Tahrir
Indonesia
Pernyataan
Hizbut Tahrir Indonesia
Tentang
“PENYELENGGARAAN PERTEMUAN APEC
DAN KEDATANGAN PRESIDEN BARACK OBAMA DI INDONESIA”
Seperti telah diberitakan, pada 1 – 8 Oktober ini di Bali akan diselenggarakan APEC Economic Leader’s Week dan beberapa pertemuan terkait dengan tema “Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth” yang bakal dihadiri pemimpin 21 kepala negara anggota, termasuk Presiden AS, Barack Obama.
Diakui, APEC merupakan kekuatan ekonomi dunia utama saat ini karena menjadi tempat tinggal bagi 40 persen penduduk dunia, menguasai 44 persen perdagangan dunia, dengan kekuatan ekonomi 55 persen produk domestik bruto (PDB) dunia. Karena itu, maju mundurnya ekonomi dunia banyak ditentukan oleh maju mundurnya ekonomi APEC.
Data menunjukkan bahwa sejak APEC berdiri tahun 1989 hingga tahun 2000 total perdagangan internasional anggota APEC meningkat lima kali dari 3,1 triliun dollar AS menjadi 16,8 triliun dolar AS. Lapangan kerja yang tercipta di kawasan APEC dari 1999 hingga 2001 sebesar 10,8 persen, dan kemiskinan turun 35 persen pada periode yang sama.
Ekonomi APEC yang besar dengan kerja sama ekonomi antaranggota yang semakin kuat telah tumbuh pesat selama ini dengan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun 7,39 persen dari 2003 hingga 2012. Demikian juga nilai perdagangan internasional APEC meningkat 11,69 persen rata-rata per tahun pada periode yang sama, sementara nilai perdagangan dunia tumbuh rata-rata 11,44 persen pada periode yang sama. Demikian juga aliran arus modal asing langsung (FDI) ke APEC tumbuh rata-rata 19,83 persen per tahun pada 2003-2012, sementara pertumbuhan FDI rata-rata per tahun dunia 13,28 persen pada periode yang sama. Selain itu, tingkat daya saing internasional ataupun kualitas sumber daya manusia ekonomi APEC pada umumnya tinggi dibandingkan dengan ekonomi lainnya di dunia.
Tapi gambaran makro yang tampak manis itu, tidaklah berbanding lurus dengan fakta untuk rakyat Indonesia. Sejak kebijakan perdagangan bebas melalui ASEAN ditandatangani oleh pemerintahan SBY, setiap tahun ribuan industri nasional gulung tikar karena kalah bersaing dengan produk dari luar. Menurut data, sebanyak 1470 industri lenyap dalam tahun 2007, sebanyak 2304 perusahaan lenyap dalam tahun 2008, sebanyak 1226 hancur dalam tahun 2009 dan sebanyak 1123 perusahaan hilang dalam tahun 2010. Total perusahaan perusahaan yang lenyap dalam periode tersebut mencapai 6123 perusahaan. Keadaan ini tentu mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Perjanjian perdagangan bebas dan liberalisasi investasi yang akan disepakati melalui Asia Pacifik Economic Cooperation (APEC) tentu akan makin memperburuk keadaan.
Berkenaan dengan penyelenggaraan APEC dan kedatangan Presiden Barack Obama, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
- Menyatakan menolak kedatangan Presiden AS Barack Obama serta menolak seluruh agenda jahat AS yang dijalankan di negeri ini, termasuk melalui APEC. Secara syar’I, AS adalah negara kafir harbiy fi’lan, sebab telah nyata-nyata memerangi, bahkan membunuhi kaum Muslim di Iraq, Afghanistan, Pakistan, dan negeri-negeri Islam yang lain; serta menjadi sekutu setia negara zionis Yahudi Israel yang merampas wilayah Islam dan menindas kaum muslim. Berdasarkan fakta ini, maka hubungan negeri-negeri muslim dengan AS dan negara-negara yang nyata-nyata ikut serta memerangi kaum Muslimin adalah hubungan perang. Penguasa negeri-negeri muslim secara syar’i dilarang menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Kedatangan Barack Obama ke Indonesia dalam rangka menghadiri konferensi APEC yang diselenggarakan di Bali jelas-jelas merupakan bentuk imperialisme politik yang sarat dengan madhlarat bagi bangsa dan negara ini. Sebab, kemitraan semacam APEC merupakan wujud dari global governance yang menempatkan AS sebagai pengendali dan penguasa atas negara-negara dunia ketiga, termasuk di dalamnya Indonesia.
- Mengajak seluruh komponen kaum Muslimin di Indonesia, penguasa, politisi, partai, ormas, wa bil khusus para ashabul fa’aliyat dan para jenderal serta elemen-elemen kaum Muslimin yang lain untuk bersama-sama menolak kedatangan Barack Obama, dan manuver politik yang dilakukan dalam konferensi-konferensi yang jelas-jelas untuk memantapkan imperialisme AS. Serta mengajak seluruh komponen umat untuk berada di garda terdepan dalam perjuangan menegakkan Syariah dan Khilafah. Hanya melalui tegaknya khilafah saja negeri muslim akan terbebas dari segala bentuk imperialisme dan bisa mewujudkan kembali izzul Islam wal muslimin.
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: Ismailyusanto@gmail.com