HTI Press, Majalengka. Rencana kedatangan Barack Obama ditolak oleh berbagai kalangan, termasuk dari kalangan pelajar. Para pelajar dari berbagai daerah menghadiri Kajian Islam Remaja (KIR) LDSHTI yang mengangkat tema “Awas O.B.A.M.A (Omongan Bualan Ajakan Manis Amerika), menyatakan sikap Pelajar #TolakObama, Rabu (02/10/2013).
Acara yang digelar di Masjid Besar Al-Hurriyyah, Jatiwangi, Kab. Majalengka ini diawali dengan tadarus al-Quran dan hafalan hadits, dilanjutkan dengan orasi pelajar tentang #TolakObama.
Muhammad Amir Islam, pelajar SMP Muhammadiyah mengawali orasi yang berjudul “Who is Terrorist?”. Menurutnya, secara akidah Obama adalah musuh umat Islam. “Tentara Amerika di bawah kendalinya telah membunuh jutaan kaum Muslim di dunia. Bahkan penjajahan fisiknya bisa kita lihat di Irak dan Afghanistan hingga kini.”
“Jadi siapa yang harus kita sebut teroris sesungguhnya, apakah kaum Muslim atau Obama? Untuk itu marilah kita tolak kehadiran Obama sebagai pemimpin negara teroris yang telah melenyapkan jutaan kaum Muslimin,” ujarnya.
Ia mengajak berfikir para peserta, “Bukankah sesama Muslim itu bersaudara? Di mana rasa persaudaraan kita jika malah menyambut orang yang tangannya telah bersimbah darah dari saudara-saudara kita.”
Orasi selanjutnya disampaikan oleh Jamaludin, pelajar MAN Jatiwangi yang menyampaikan kepada para pelajar agar berhati dengan apa yang dibawa oleh Obama, “Racun Berbalut Madu: Kapitalisme!”.
“Kita harus berhati-hati terhadap kapitalisme yang dijajakan Barat. Akidahnya memisahkan agama dari kehidupan, yang menempatkan Islam hanya sebatas ritual belaka. Padahal Islam merupakan agama sempurna, mengatur segala aspek kehidupan,” tegasnya.
Sementara terkait dengan pertemuan APEC yang tengah digelar di Bali awal bulan Oktober ini juga mendapat kritikan dari pelajar. “APEC itu sebuah alat penjajahan ekonomi Amerika comberan,” tegas Cecep Taufik pelajar SMAN Jatiwangi yang menyampaikan orasi dengan tema “Ada udang di balik A.P.E.C”.
“Amerika itu makin tahun semakin mengalami krisis ekonomi yang sangat berkepanjangan. Amerika akhirnya menggunakan alat penjajahan APEC, mengambil sumber daya alam dan dicuri dibawa ke Amerika Serikat,” tegasnya.
Sementara itu Asep Suryadi, perwakilan pelajar SMP menyampaikan orasi dengan tema pelajar tolak Obama. Menurutnya, menerima kepala negara penjajah Amerika Serikat bertentangan dengan sikap politik Indonesia yang anti penjajahan. Indonesia dalam pembukaan UUD 45 telah menegaskan penentangan terhadap segala bentuk penjajahan.
“Bila konsisten dengan prinsip ini semestinya Indonesia juga harus menentang penjajahan yang dilakukan Amerika Serikat di negeri-negeri Muslim. Bentuk paling ringan dari penentangan itu adalah menolak kehadiran presiden dari negara penjajah itu,” tegasnya di hadapan para peserta disambut yel-yel tolak obama.
Orasi terakhir disampaikan oleh Ucu Supriadi, pelajar yang sekaligus aktivis LDSHTI Jatiwangi. Ia menyampaikan kepada para pelajar bahwa solusi atas berbagai persoalan yang menimpa umat ini adalah Khilafah.
Sebagaimana KIR singkatan dari Kajian Islam Remaja, menurut pelajar yang masih duduk di bangku kelas XII ini menegaskan bahwa Khilafah juga akan memberikan solusi K.I.R. Pertama, Ketaatan akan terdukung. Kedua, Insya Allah, berkah dan ketiga Racun-racun dunia akan diadili.
Ia mengajak kepada para pelajar untuk tetap istiqomah mempelajari Islam secara kaffah dan terlibat dalam aktivitas dakwah untuk mengembalikan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah. []MI Majalengka